28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:27 AM WIB

[Update] Begini Kronologi Pria Yang Diamuk Massa Hingga Tewas di Kuta

KUTA-Tewasnya Muhammad Lutfi, yang diamuk massa di jalan Raya Legian, Kuta, Jumat (24/1) siang kini masih dalam penyelidikan polisi. 

Meski begitu, apakah pria asal Jember, Jawa Timir itu benar-benar mencuri helm atau tidak hingga saat ini masih misterius. 

Polisi juga masih mengumpulkan dan merangkum sejumlah bukti rekaman dari CCTV di sejumlah titik untuk mengetahui kronologi kejadian tersebut.

Berdasarkan penyelidikan tim polsek Kuta saksi, rekaman CCTV, dan beberapa rekaman Video, krobologi bermula saat Muhammad Lutfi datang ke lokasi dan memarkir sepeda motor Yamaha R15 di depan Paddy’s Bar. 

Selanjutnya dia  berjalan kaki menuju arah monumen dan masih menggunakan helm KYT warna putih. 

Setelah sampai di seputaran monumen Bom Bali, tepatnya di samping apotek Guardian dia sempat meminta korek api ke seorang saksi bernama I Nengah Nebel.

“Pada saat saksi akan memberikan korek, terduga pelaku menolaknya, dan mengatakan akan mengambil korek api di bawah jok sepeda motornya sendiri,” kata Kanit Reskrim Polsek Kuta, I Putu Ika Prabawa, Senin (27/1). 

Namun ternyata jok sepeda motor yang dimaksud adalah sepeda motor milik orang lain yang terparkir dekatnya.

Namun jok motor itu terkunci sehinggha dia mencoba untuk membukanya namun tidak berhasil. 

Lalu dia menaruh jaket di atas motor tersebut dan langsung mengambil helm yang tersimpan. Helm yang diambilnya adalah helm KYT warna silver tanpa kaca depan.

Melihat hal itu, warga sekitar pun langsung mengamankan pelaku lalu membawanya ke pos di Ground Zero depan Monumen Bom Bali. “Diamankannya terduga pelaku membuat masyarakat berdatangan dan karena terduga pelaku tidak bisa diajak komunikasi lancar serta mencoba melarikan diri. Ditambah isu bahwa terduga pelaku adalah pencuri sepeda motor, masyarakat menjadi emosi kemudian melakukan pemukulan sampai menjadi tidak sadarkan diri,” terang Ika.

Karena tidak sadarkan diri, dia kemudian dilarikan ke klinik terdekat. Namun kemudian dia dibawa ke IGD RSUP Sanglah Denpasar dalam kondisi kritis alias koma.

Kemudian sekitar pukul 21.00 di hari yang sama, Muhammad Lutfi akhirnya menghembuskan napas terakhir dan dinyatakan meninggal dunia.

KUTA-Tewasnya Muhammad Lutfi, yang diamuk massa di jalan Raya Legian, Kuta, Jumat (24/1) siang kini masih dalam penyelidikan polisi. 

Meski begitu, apakah pria asal Jember, Jawa Timir itu benar-benar mencuri helm atau tidak hingga saat ini masih misterius. 

Polisi juga masih mengumpulkan dan merangkum sejumlah bukti rekaman dari CCTV di sejumlah titik untuk mengetahui kronologi kejadian tersebut.

Berdasarkan penyelidikan tim polsek Kuta saksi, rekaman CCTV, dan beberapa rekaman Video, krobologi bermula saat Muhammad Lutfi datang ke lokasi dan memarkir sepeda motor Yamaha R15 di depan Paddy’s Bar. 

Selanjutnya dia  berjalan kaki menuju arah monumen dan masih menggunakan helm KYT warna putih. 

Setelah sampai di seputaran monumen Bom Bali, tepatnya di samping apotek Guardian dia sempat meminta korek api ke seorang saksi bernama I Nengah Nebel.

“Pada saat saksi akan memberikan korek, terduga pelaku menolaknya, dan mengatakan akan mengambil korek api di bawah jok sepeda motornya sendiri,” kata Kanit Reskrim Polsek Kuta, I Putu Ika Prabawa, Senin (27/1). 

Namun ternyata jok sepeda motor yang dimaksud adalah sepeda motor milik orang lain yang terparkir dekatnya.

Namun jok motor itu terkunci sehinggha dia mencoba untuk membukanya namun tidak berhasil. 

Lalu dia menaruh jaket di atas motor tersebut dan langsung mengambil helm yang tersimpan. Helm yang diambilnya adalah helm KYT warna silver tanpa kaca depan.

Melihat hal itu, warga sekitar pun langsung mengamankan pelaku lalu membawanya ke pos di Ground Zero depan Monumen Bom Bali. “Diamankannya terduga pelaku membuat masyarakat berdatangan dan karena terduga pelaku tidak bisa diajak komunikasi lancar serta mencoba melarikan diri. Ditambah isu bahwa terduga pelaku adalah pencuri sepeda motor, masyarakat menjadi emosi kemudian melakukan pemukulan sampai menjadi tidak sadarkan diri,” terang Ika.

Karena tidak sadarkan diri, dia kemudian dilarikan ke klinik terdekat. Namun kemudian dia dibawa ke IGD RSUP Sanglah Denpasar dalam kondisi kritis alias koma.

Kemudian sekitar pukul 21.00 di hari yang sama, Muhammad Lutfi akhirnya menghembuskan napas terakhir dan dinyatakan meninggal dunia.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/