KARANGASEM-Sejak keluar dari RSAD Udayana di Denpasar, pada 13 Juni 2019 lalu, Ni Kadek Candrika Mirani, 21, tak lagi tinggal di Denpasar.
Bajang jegeg korban penganiayaan sadis oknum driver ojek online (ojol) Dwi Aprianto, 32, ini kini tinggal menumpang di rumah neneknya di kampung Abang Kaler, Desa Abang, Karangasem.
Bahkan sejak berada di kampung, dari tempat kerjanya, Candrika masih diberikan cuti selama tiga bulan .
Meski begitu, ketika masa cuti habis, status kontrak perempuan yang bekerja sebagai pramuniaga di salah satu toko modern itu juga selesai.
Dia pun mengaku khawatir, karena akan kehilangan pekerjaan sebelumnya.
Sisi lain, Candrika juga minder karena tampil dengan rambut pelontos.
Candrika sendiri mengaku masih trauma dengan kejadian ini. dia masih ingat betul bagimana saat pelaku melompat dari tembok dan berusaha memeluknya.
Saking traumanya, ke kamar mandi pun ia mengaku masih minta diantar ibu dan saudara saudaranya. Tidur sendiri kalau dikamar pun dia tidak mau. “Tidur sebentar aja dikamar langsung teriak takut,” ujar
Sang ibu Ni Wayan Ritasari didampngi ayahnya Putu Tolis.
Sang ibu sendiri mengaku sempat jengkel dengan pelaku. Bahkan ingin sekali menggigitnya jika ketemu.
“Saya sangat jengkel sama pelaku, kok tega teganya memperlakukan anak saya seperti itu, emang apa salahnya. Saya sendiri dengan ayahnya tidak pernah mengasarinya,” ujarnya sedih.
Atas kejadian ini dirinya berencana akan bekerja di Karangasem saja. Dia mengaku trauma bekerja di Denpasar lagi seraya berharap bisa ada membantu untuk menampung dia bekerja di Karangasem.
Saat ini dia mengaku masih kaku pada tangan kirinya. Ini karena diduga tusukan gunting sempat mengenai bagian tulang. “Belum bisa digerakan leluasa,” ujarnya.