33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 11:57 AM WIB

Sisi Kelam Hubungan Sutarsa dan Suarningsih; Berawal dari Bisnis Lele

DENPASAR – Jenasah Gusti Nyoman Suarningsih, korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh I Wayan Sutarsa, Kamis (26/9) siang diaben oleh keluarganya di Banjar Mambal Kajanan, Desa Mambal, Abiansemal, Badung.

Rasa duka masih menyelimuti pihak keluarga. Salah satunya adalah Gusti Agus yang merupakan adik kandung dari wanita 37 tahun tersebut. 

Kepada awak media, Gusti Agus juga memastikan tidak ada hubungan antara terduga pelaku dengan sang kakak, Gusti Nyoman Suarningsih.

“Kami tegaskan, bahwa sebenarnya, Wayan (terduga pelaku) dan kakak kami tidak ada hubungan pacaran atau pun hubungan khusus,” kata Gusti Agus kepada awak media.

Menurutnya, hubungan antara sang kakak dengan terduga pelaku bermula saat 2014 lalu. Saat itu keduanya berhubungan dalam bidang bisnis saja.

Keduanya menjalani bisnis budidaya ikan lele. Di mana dalam hal ini Gusti Nyoman Suarningsih sebagai penyokong modal.

Sementara I Wayan Sutarsa yang mengembangkan peternakan ikan lele di daerah persawahan wilayah Mambal.

“Dia pernah ketemu di rumah dengan kakak saya tahun 2014. Karena ada bisnis lele. Dan di tahun 2015 sudah tidak ada komunikasi lagi karena kakak saya dibohongi,” tambahnya.

Kemudian awal tahun 2019, terduga pelaku kembali menghubungi korban. Tidak hanya sampai di situ, terduga pelaku juga beberapa kali melakukan pengancaman via WA maupun telepon.

Namun, terkait bagiamana sang kakak dibunuh oleh terduga pelaku, Gusti Agus mengaku tidak tahu bagaimana kronologisnya. 

“Kami menyerahkan semua masalah ini ke proses hukum dan pihak berwajib,” tandas Gusti Agus.

Seperti diberitakan, sebelum mengakhiri hidupnya meninggalkan sepucuk surat wasiat kepada ibunya.

Inti dari surat wasiat yang ditulis tangan itu, Sutarsa memberitahu bahwa ada kuburan Ayu.

Menindaklanjuti pesan tersebut, anggota Polsek Kuta mencari informasi terkait identitas diri atas nama Gusti Nyoman Suarningsih yang beralamat di Banjar Mambal Kajanan, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Setelah berkoordinasi dengan Polres Badung, didapat informasi bahwa Suarningsih pernah melapor ke Polres Badung terkait kasus pengerusakan yang diduga dilakukan oleh Sutarsa.

“Setelah dicek ke pihak keluarga, ternyata Suarningsih tidak ada di rumahnya. Begitu juga saat dihubungi telepon genggamnya juga tidak aktif.

Selanjutnya tim kembali ke tempat Sutarsa ditemukan meninggal tragis. Petugas mencari informasi dan mempelajari kembali surat wasiat yang ditulis oleh Sutarsa,” ungkap Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu H. A. Muh. Nurul Yaqin.

Suarningsih diduga meningggal dunia karena dibunuh. Hal itu dikuatkan adanya penemuan darah pada mobil Daihatsu Xenia nomor polisi DK 1987 CK milik Suarningsih yang digunakan Sutarsa.

Selanjutnya tim mencari informasi lebih dalam di sekitaran TKP Jalan Segara Madu. Akhirnya pukul 17.30, didapat informasi dari saksi I Nyoman Rendi, 71,

bahwa pada Sabtu (21/9) saksi dicari oleh menantunya yang bernama Wayan Suatra, menanyakan apakah ada mencangkul di kebun sebelah selatan.

Saksi menjawab tidak ada. Lalu saksi bersama menantunya pergi ke kebun dan melihat gundukan tanah tersebut.

Saat diinjak ternyata tanah agak gembur. “Saksi curiga tanah galian itu ada kaitannya dengan mendiang Sutarsa yang meninggalkan surat wasiat,” imbuhnya.

Saksi lantas pergi ke rumah duka menyampaikan info tersebut kepada Polsek Kuta. Selanjutnya team Opsnal Polsek Kuta langsung meluncur ke lokasi.

Sesampainya di lokasi ada gundukan tanah yang mencurigakan. Kemudian gundukan tanah tersebut digali dan ternyata ada sesosok mayat perempuan yang diduga Gusti Nyoman Suarningsih.

 

 

DENPASAR – Jenasah Gusti Nyoman Suarningsih, korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh I Wayan Sutarsa, Kamis (26/9) siang diaben oleh keluarganya di Banjar Mambal Kajanan, Desa Mambal, Abiansemal, Badung.

Rasa duka masih menyelimuti pihak keluarga. Salah satunya adalah Gusti Agus yang merupakan adik kandung dari wanita 37 tahun tersebut. 

Kepada awak media, Gusti Agus juga memastikan tidak ada hubungan antara terduga pelaku dengan sang kakak, Gusti Nyoman Suarningsih.

“Kami tegaskan, bahwa sebenarnya, Wayan (terduga pelaku) dan kakak kami tidak ada hubungan pacaran atau pun hubungan khusus,” kata Gusti Agus kepada awak media.

Menurutnya, hubungan antara sang kakak dengan terduga pelaku bermula saat 2014 lalu. Saat itu keduanya berhubungan dalam bidang bisnis saja.

Keduanya menjalani bisnis budidaya ikan lele. Di mana dalam hal ini Gusti Nyoman Suarningsih sebagai penyokong modal.

Sementara I Wayan Sutarsa yang mengembangkan peternakan ikan lele di daerah persawahan wilayah Mambal.

“Dia pernah ketemu di rumah dengan kakak saya tahun 2014. Karena ada bisnis lele. Dan di tahun 2015 sudah tidak ada komunikasi lagi karena kakak saya dibohongi,” tambahnya.

Kemudian awal tahun 2019, terduga pelaku kembali menghubungi korban. Tidak hanya sampai di situ, terduga pelaku juga beberapa kali melakukan pengancaman via WA maupun telepon.

Namun, terkait bagiamana sang kakak dibunuh oleh terduga pelaku, Gusti Agus mengaku tidak tahu bagaimana kronologisnya. 

“Kami menyerahkan semua masalah ini ke proses hukum dan pihak berwajib,” tandas Gusti Agus.

Seperti diberitakan, sebelum mengakhiri hidupnya meninggalkan sepucuk surat wasiat kepada ibunya.

Inti dari surat wasiat yang ditulis tangan itu, Sutarsa memberitahu bahwa ada kuburan Ayu.

Menindaklanjuti pesan tersebut, anggota Polsek Kuta mencari informasi terkait identitas diri atas nama Gusti Nyoman Suarningsih yang beralamat di Banjar Mambal Kajanan, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Setelah berkoordinasi dengan Polres Badung, didapat informasi bahwa Suarningsih pernah melapor ke Polres Badung terkait kasus pengerusakan yang diduga dilakukan oleh Sutarsa.

“Setelah dicek ke pihak keluarga, ternyata Suarningsih tidak ada di rumahnya. Begitu juga saat dihubungi telepon genggamnya juga tidak aktif.

Selanjutnya tim kembali ke tempat Sutarsa ditemukan meninggal tragis. Petugas mencari informasi dan mempelajari kembali surat wasiat yang ditulis oleh Sutarsa,” ungkap Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu H. A. Muh. Nurul Yaqin.

Suarningsih diduga meningggal dunia karena dibunuh. Hal itu dikuatkan adanya penemuan darah pada mobil Daihatsu Xenia nomor polisi DK 1987 CK milik Suarningsih yang digunakan Sutarsa.

Selanjutnya tim mencari informasi lebih dalam di sekitaran TKP Jalan Segara Madu. Akhirnya pukul 17.30, didapat informasi dari saksi I Nyoman Rendi, 71,

bahwa pada Sabtu (21/9) saksi dicari oleh menantunya yang bernama Wayan Suatra, menanyakan apakah ada mencangkul di kebun sebelah selatan.

Saksi menjawab tidak ada. Lalu saksi bersama menantunya pergi ke kebun dan melihat gundukan tanah tersebut.

Saat diinjak ternyata tanah agak gembur. “Saksi curiga tanah galian itu ada kaitannya dengan mendiang Sutarsa yang meninggalkan surat wasiat,” imbuhnya.

Saksi lantas pergi ke rumah duka menyampaikan info tersebut kepada Polsek Kuta. Selanjutnya team Opsnal Polsek Kuta langsung meluncur ke lokasi.

Sesampainya di lokasi ada gundukan tanah yang mencurigakan. Kemudian gundukan tanah tersebut digali dan ternyata ada sesosok mayat perempuan yang diduga Gusti Nyoman Suarningsih.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/