DENPASAR – I Gede Aryastina alias JRX SID dalam sidang di PN Denpasar, Selasa (27/10) menyebut nama dr Tirta. Dokter Tirta merupakan salah satu tim satgas Penanganan Covid 19 dan juga anggota IDI.
JRX mengatakan sudah dua kali diskusi melalui live Instagram. Hal ini dirasa penting diungkapkan oleh JRX SID saat ditanya usaha untuk menghubungi pihak IDI terkait kritik dan saran diberikan oleh JRX tentang penggunaan rapid test dan sebagainya.
“Dua kali sudah saya sampaikan ke dr Tirta bahwa rapid test itu tak valid dan jangan digunakan untuk ibu hamil yang butuh pertolongan cepat. Saya sudah sampaikan melalui dr Tirta agar disampaikan ke IDI pusat. Saya sudah coba langkah itu,” ujar JRX dalam persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa (27/10).
JRX menjelaskan, dalam diskusi bersama dr Tirta sebelum JRX ditahan itu membahas tentang realita di lapangan yang dialami dan bagaimana tenaga kesehatan saat itu sebagai garda terdepan dalam permasalahan Covid 19.
Point dari diskusi itu, keduanya sepakat untuk mengangkat narasi positif dari para pasien yang sembuh sehingga dapat meningkatkan imun dalam tubuh. Bukan justru menyebarkan ketakutan berlebihan terhadap virus Corona.
Dari diskusi itu juga berbuah hasil di mana JRX dan istrinya mau menghibur para pasien di wisma atlet, Jakarta melalui konser virtual tanpa dibayar. Sedangkan hasil diskusi lainnya, dr Tirta mengaku akan sampaikan saran JRX ke senior-seniornya.
Hasil saran JRX yang disampaikan ke IDI melalui dr Tirta ternyata tak memuaskannya. JRX pun akhirnya membuat pernyataan di media sosialnya yang membuat dia duduk di kursi pesakitan itu.
Padahal, menurutnya pihak IDI harusnya dapat merespons sebagaimana yang dilakukan dr Tirta. Apa itu? Diskusi.
“Model komunikasi dialog seperti ini (diskusi dengan dr Tirta) yang saya harapkan. Sebagai negara demokrasi, nggak apa kalau tidak sepakat, yang penting kita (JRX dan dan IDI) berdialog,” sebutnya.
Pun demikian, bila IDI merasa tersinggung ataupun sakit hati, JRX dengan lapang dada pun sudah meminta maaf atas dasar empati. “Lebih baik saya yang dipanggil kacung daripada saya harus membunuh bayi karena prosedur rapid test,” tegasnya.