DENPASAR – Fakta-fakta baru muncul dalam kasus pembunuhan keji purnawirawan Aiptu Made Suanda alias Pak Arik, 58.
Salah satunya, otak pembunuhan Gede Ngurah Astika alias Sandi mengaku tak berniat membunuh Aiptu (Purn) I Made Suanda.
Pembunuhan dilakukan karena korban tak kunjung teler setelah dicekoki obat tidur yang dicampur dengan minuman kopi.
“Pengakuan tersangka, rencananya hanya ingin menguasai mobil tersebut. Dengan cara membeli obat tidur di apotek untuk melumpuhkan korban.
Setelah pingsan baru mobil dibawa lari. Namun, rupanya obat tersebut tidak berpengaruh terhadap saudara Suanda,” kata Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo kemarin.
Karena itu, para pelaku kebingungan ketika mendapati korban meninggal dunia usai dianiaya dengan keji di sebuah rumah kontrakan di Jalan Nuansa Kori Utama No 30, Dusun Tegal Kori, Ubung Kaja.
Dalam kondisi kebingungan, mereka kemudian menyeret mayat korban ke kamar untuk disembunyikan.
Usai memindahkan mayat, para pelaku bersama-sama membersihkan lantai ruang tamu yang dipenuhi ceceran darah dan tumpahan kopi.
“Para pelaku lain tak tahu kenapa korban dibunuh. Sandi akhirnya memberi tahu niatnya ingin menguasai mobil Honda Jazz milik korban,” tandasnya.
Terkait pecahan gelas yang ditemukan di TKP, Kombes Hadi Purnomo menyebut benda tersebut adalah pecahan gelang giok milik korban. “Gelang kesehatan itu. Dia pakai gelang dan gelangnya pecah,” pungkasnya.