GIANYAR – Kasus pembunuhan di kafe remang yang dilakukan oleh remaja asal Kecamatan Ubud, membuat Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali turun tangan.
Komisioner bidang pendidikan, Made Ariasa, mendatangi kantor desa dan keluarga pelaku di Kecamatan Ubud.
Dalam kunjungan itu, terungkap jika keluarga pelaku ingin meringankan biaya upacara korban pembunuhan.
“Secara umum dari seluruh perangkat desa, sepakat menjadikan kasus kekerasan ini sebagai pelajaran dan pengalaman yang sangat penting
dan berharga dalam rangka meningkatkan perhatian dan pengawasan serta pendidikan seluruh anak warga desa,” ujar Komisioner asal Desa Mas, Kecamatan Ubud itu, kemarin (28/8).
Masalah anak maupun remaja menjadi perhatian penuh dari orang tua, masyarakat serta pendidikan di sekolah formal.
“Setelah dari Kantor Desa, KPPAD Bali lanjut mengunjungi keluarga pelaku dalam rangka menggali informasi terkait dengan pola asuh dan pendidikan keluarga terhadap si pelaku,” jelasnya.
Pihaknya juga menggali informasi mengenai sikap keluarga atas peristiwa tersebut. “Semua pihak juga sepakat untuk meningkatkan peran PKK dan perangkat wilayah banjar
dalam berbagai kegiatan untuk melakukan upaya pencegahan terulangnya kasus serupa atau jenis kekerasan lainnya,” terangnya.
Dari hasil kunjungan ke keluarga pelaku, terungkap jika pihak keluarga pelaku menyesali kejadian itu. “Pada prinsipnya seluruh keluarga menyesalkan terjadinya peristiwa itu. Dan siap bertanggung jawab secara moril maupun materiil,” ujarnya.
Pihak keluarga pelaku mengaku akan membantu keperluan korban pembunuhan. “Dengan membantu keluarga
korban untuk segala biaya terkait dengan kejadian tersebut termasuk membantu biaya upacara pengabenan nantinya,” terangnya.
Keluarga pelaku juga berjanji akan meningkatkan perhatian dan pendidikan untuk anak-anak ke depannya. “Supaya perhatian yang diberikan kepada keluarga itu lebih baik,” pintanya.