29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:19 AM WIB

Harga Jual Menggiurkan, di Klungkung Mulai Singkirkan Tanaman Padi

Entah sekadar musiman, tren sesaat atau bukan, kangkung darat saat ini sedang banyak dicari. Petani pun tergiur dengan harganya yang relatif stabil belakangan ini.

 

DEWA AYU PITRI ARISANTI, Semarapura

SEJAUH ini nasib petani biasanya sering dipermainkan para tengkulak. Namun, khusus untuk sayur kangkung saat ini dengan meningkatnya harga sayuran di pasaran, nilai jual kangkung darat juga mengalami peningkatan.

Petani kangkung sementara waktu begitu menikmati tingginya harga jual sayur ini. Sebagai  gambaran, untuk seikat besar kangkung darat kini harganya mencapai Rp 15 ribu.

Harga itu meningkat dua kali lipat dari sebelumnya yang hanya Rp 7.500 setiap ikat. Meski mengalami peningkatan harga, ternyata minat konsumen untuk mengonsumsi sayuran ini tidak mengalami penurunan.

Saking besarnya keuntungan dari menjual sayuran ini, sejumlah petani kini lebih memilih menanam kangkung darat ketimbang padi.

Seperti yang diungkapkan Sudarmi, salah seorang buruh petik kangkung darat asal Desa Tojan, Klungkung saat ditemui ketika sedang mengikat kangkung darat.

Menurutnya, untuk 13 kilogram bibit kangkung darat,  yang biasa ditanam di satu petak tanah persawahan, bisa menghasilkan setidaknya 200 ikat besar.

Jika harga sayur sedang murah, biasanya kangkung darat berkisar Rp 7.500 per ikat. Tapi, saat ini melejit dua kali lipat.

“Kalau harga sayuran di pasar mengalami peningkatan seperti saat ini. Harga kangkung darat juga meningkat. Sekarang harganya Rp 15 ribu per ikat,” ungkapnya.

Dengan harga kangkung yang bagus ini, menurutnya, keuntungan yang diperoleh cukup besar. Sebab, untuk bibit kangkung darat harganya hanya Rp 35 ribu per kilogram.

“Pupuk juga pakai. Walaupun begitu, keuntungannya tetap lumayan,” bebernya sambil bersih-bersih dan mengikat kangkung.

Tidak hanya harganya yang cukup menggiurkan. Menurutnya masa tanam kangkung darat juga tergolong pendek, praktis, tak terlalu ribet mengurusnya.

Umur 25 hari, kangkung ini sudah bisa dipanen. Bila pemupukannya pas, hasilnya bagus, subur, siap jual.

Beda dengan padi yang butuh waktu sekitar tiga bulan lebih untuk bisa dipanen.

 “Itu makanya bos saya ini jarang menanam padi. Biasanya tiga kali tanam kakung, setelah itu baru tanam padi,” katanya, seraya berharap harga ini bisa bertahan lama.

Meski harga kangkung daratan ini mengalami peningkatan, namun minat konsumen untuk mengonsumsi sayuran ini masih cukup tinggi.

Hanya butuh waktu beberapa jam saja, menurutnya 200 ikat besar kangkung daratan bisa habis terjual. “Biasanya dijual di Pasar Galiran mulai sore sampai pukul 21.00,” tandasnya.

Entah sekadar musiman, tren sesaat atau bukan, kangkung darat saat ini sedang banyak dicari. Petani pun tergiur dengan harganya yang relatif stabil belakangan ini.

 

DEWA AYU PITRI ARISANTI, Semarapura

SEJAUH ini nasib petani biasanya sering dipermainkan para tengkulak. Namun, khusus untuk sayur kangkung saat ini dengan meningkatnya harga sayuran di pasaran, nilai jual kangkung darat juga mengalami peningkatan.

Petani kangkung sementara waktu begitu menikmati tingginya harga jual sayur ini. Sebagai  gambaran, untuk seikat besar kangkung darat kini harganya mencapai Rp 15 ribu.

Harga itu meningkat dua kali lipat dari sebelumnya yang hanya Rp 7.500 setiap ikat. Meski mengalami peningkatan harga, ternyata minat konsumen untuk mengonsumsi sayuran ini tidak mengalami penurunan.

Saking besarnya keuntungan dari menjual sayuran ini, sejumlah petani kini lebih memilih menanam kangkung darat ketimbang padi.

Seperti yang diungkapkan Sudarmi, salah seorang buruh petik kangkung darat asal Desa Tojan, Klungkung saat ditemui ketika sedang mengikat kangkung darat.

Menurutnya, untuk 13 kilogram bibit kangkung darat,  yang biasa ditanam di satu petak tanah persawahan, bisa menghasilkan setidaknya 200 ikat besar.

Jika harga sayur sedang murah, biasanya kangkung darat berkisar Rp 7.500 per ikat. Tapi, saat ini melejit dua kali lipat.

“Kalau harga sayuran di pasar mengalami peningkatan seperti saat ini. Harga kangkung darat juga meningkat. Sekarang harganya Rp 15 ribu per ikat,” ungkapnya.

Dengan harga kangkung yang bagus ini, menurutnya, keuntungan yang diperoleh cukup besar. Sebab, untuk bibit kangkung darat harganya hanya Rp 35 ribu per kilogram.

“Pupuk juga pakai. Walaupun begitu, keuntungannya tetap lumayan,” bebernya sambil bersih-bersih dan mengikat kangkung.

Tidak hanya harganya yang cukup menggiurkan. Menurutnya masa tanam kangkung darat juga tergolong pendek, praktis, tak terlalu ribet mengurusnya.

Umur 25 hari, kangkung ini sudah bisa dipanen. Bila pemupukannya pas, hasilnya bagus, subur, siap jual.

Beda dengan padi yang butuh waktu sekitar tiga bulan lebih untuk bisa dipanen.

 “Itu makanya bos saya ini jarang menanam padi. Biasanya tiga kali tanam kakung, setelah itu baru tanam padi,” katanya, seraya berharap harga ini bisa bertahan lama.

Meski harga kangkung daratan ini mengalami peningkatan, namun minat konsumen untuk mengonsumsi sayuran ini masih cukup tinggi.

Hanya butuh waktu beberapa jam saja, menurutnya 200 ikat besar kangkung daratan bisa habis terjual. “Biasanya dijual di Pasar Galiran mulai sore sampai pukul 21.00,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/