31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 12:15 PM WIB

Anggap Kurang Beruntung, Sudikerta Sorot Gempuran Dana Bansos Lawan

DENPASAR – Cawagub Bali I Ketut Sudikerta harus menerima fakta keok di ajang pemilihan gubernur (Pilgub) Bali.

Berpasangan dengan Rai Mantra, Sudikerta dikalahkan pasangan Koster – Cok Ace. Ditemui terpisah, saat ditemui di Kantor DPD I Golkar Bali beberapa jam usai pencoblosan Cawagub Bali I Ketut Sudikerta terlihat agak lesu.

Matanya sedikit memerah seperti kelelahan. Ditanya apakah target kemenangan sudah tercapai, Sudikerta mengatakan sudah bekerja maksimal secara sekala dan niskala.

Bahkan sehari bisa empat, lima kali bahkan sampai sepuluh kali acara. Tapi faktor keberuntungan belum berpihak.

“Kami semua sudah bekerja, tapi faktor keberuntungan belum ada pada pihak kita,” ungkapnya dengan wajah lesu.

Politikus asal Pecatu itu juga menduga bisa ada faktor-x atau faktor lain yang membuat targetnya tidak tercapai.

“Pasti itu ada faktor-x, tapi saya kira harus ada bukti. Kami tapi tetap optimististis karena belum semua surat suara masuk,” imbuhnya.

“Mari kita menjaga proses penghitungan suara sampai menjadi keputusan final siapa yang berhak memenangkan pertarungan ini,” tandas Ketua DPD I Golkar Bali itu.

Yang menarik, Sudikerta juga menyoroti gempuran dana bansos jelang pilkada. Menurut dia, gempuran bansos harus disikapi penyelenggara pemilu.

Apalagi jelas – jelas untuk memenangkan calon tertentu. Dia juga menerima fakta kalah di kandangnya sendiri.

Berdasar perolehan suara di TPS 9 Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Sudikerta kalah dari rivalnya paslon Wayan Koster – Cok Ace.

Paket Mantra – Kerta mendapat 243 suara, sedangkan Koster – Ace memperoleh 261 suara. Sudikerta selisih 18 suara.

Namun, Sudikerta memiliki alibi atas kekalahan yang diderita. Mantan Wabup Badung itu berdalih Desa Pecatu yang merupakan daerah asalnya adalah kandang PDIP.

“Pecatu itu PDIP tulen. Apalagi Suiasa (Wabup Badung mantan kader Golkar) sekarang balik ke PDIP. Saya bersyukur tidak terpaut jauh,” tukasnya.

DENPASAR – Cawagub Bali I Ketut Sudikerta harus menerima fakta keok di ajang pemilihan gubernur (Pilgub) Bali.

Berpasangan dengan Rai Mantra, Sudikerta dikalahkan pasangan Koster – Cok Ace. Ditemui terpisah, saat ditemui di Kantor DPD I Golkar Bali beberapa jam usai pencoblosan Cawagub Bali I Ketut Sudikerta terlihat agak lesu.

Matanya sedikit memerah seperti kelelahan. Ditanya apakah target kemenangan sudah tercapai, Sudikerta mengatakan sudah bekerja maksimal secara sekala dan niskala.

Bahkan sehari bisa empat, lima kali bahkan sampai sepuluh kali acara. Tapi faktor keberuntungan belum berpihak.

“Kami semua sudah bekerja, tapi faktor keberuntungan belum ada pada pihak kita,” ungkapnya dengan wajah lesu.

Politikus asal Pecatu itu juga menduga bisa ada faktor-x atau faktor lain yang membuat targetnya tidak tercapai.

“Pasti itu ada faktor-x, tapi saya kira harus ada bukti. Kami tapi tetap optimististis karena belum semua surat suara masuk,” imbuhnya.

“Mari kita menjaga proses penghitungan suara sampai menjadi keputusan final siapa yang berhak memenangkan pertarungan ini,” tandas Ketua DPD I Golkar Bali itu.

Yang menarik, Sudikerta juga menyoroti gempuran dana bansos jelang pilkada. Menurut dia, gempuran bansos harus disikapi penyelenggara pemilu.

Apalagi jelas – jelas untuk memenangkan calon tertentu. Dia juga menerima fakta kalah di kandangnya sendiri.

Berdasar perolehan suara di TPS 9 Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Sudikerta kalah dari rivalnya paslon Wayan Koster – Cok Ace.

Paket Mantra – Kerta mendapat 243 suara, sedangkan Koster – Ace memperoleh 261 suara. Sudikerta selisih 18 suara.

Namun, Sudikerta memiliki alibi atas kekalahan yang diderita. Mantan Wabup Badung itu berdalih Desa Pecatu yang merupakan daerah asalnya adalah kandang PDIP.

“Pecatu itu PDIP tulen. Apalagi Suiasa (Wabup Badung mantan kader Golkar) sekarang balik ke PDIP. Saya bersyukur tidak terpaut jauh,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/