28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:14 AM WIB

Karyawan PLTU Was-was, Pilih Batasi Interaksi dengan TKA Asal Tiongkok

Warga Celukan Bawang, Gerokgak, Buleleng, kini resah dengan dua hal. Pertama, resah dengan polusi udara akibat pembakaran batu bara PLTU Celukan Bawang.

Kedua, warga mulai khawatir dengan sebaran virus corona. Pasalnya, banyak tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok yang bekerja di PLTU Celukan Bawang.

 

 

JULIADI, Gerokgak

MESKI belum terdeteksi virus corona menyebar ke Buleleng, namun rasa gelisah warga Celukan Bawang, Gerokgak, kini menghinggapi warga.

Pasalnya, banyak tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok yang bekerja di Celukan Bawang. Tepatnya di PLTU Celukan Bawang.

“Kami sih perasaan was-was selalu ada, karena sudah banyak warga Cina disini yang bekerja di PLTU yang jumlahnya mencapai puluhan orang,” kata Kelian Dinas Banjar Pungkukang, Celukan Bawang, Saharudin kemarin.

Dikediaman Saharudin beberapa orang tua sudah tampak menggunakan masker dan begitu pula warga lainnya.

“Kalau masker wajah warga gunakan setiap hari itu sudah biasa disini. Karena dampak polusi udara PLTU,” ucap kembali pria yang akrab Sahar ini.

Dikatakan Sahar, interaksi warga disini dengan TKA asing asal Cina sudah lama terjalin sejak pembangunan PLTU Celukan Bawang tahun 2012 lalu.

Dulu ada yang sampai kos dan diam di rumah penduduk. Tetapi sekarang sudah tidak ada lagi, karena mereka (TKA) asal Tiongkok memilih tinggal di mess yang berada diareal PLTU.

Sahar mengaku interaksi antara warga desa dengan TKA asal Tiongkok tetap selalu ada. Namun, setelah merebaknya virus corona, warga mulai membatasi diri.

Pasalnya, warga takut terkena virus tersebut. Selain itu warga jika berinteraksi pasti menggunakan masker.  “Kalau bertemu selalu biasa, jaga jarak lah dengan TKA asing,” tuturnya.

Sementara itu karyawan PLTU Celukan Bawang Rusdi bersama Muslim mengaku saat ini interaksi dengan TKA Cina berjalan seperti biasanya dengan tenaga kerja asal Indonesia lainnya.

Sebagai karyawan yang terus bersetuhan dengan TKA Cina kekhawatiran pasti. Apalagi penyebaran virus ini berasal dari Cina.

Sejauh ini belum ada karyawan PLTU dari Cina yang kembali ke Celukan Bawang setelah pulang ke negara asalnya untuk merayakan Imlek.

Biasanya mereka setiap enam bulan sekali akan pulang ke negaranya. “Nah, sekarang saat virus corona mulai ada, belum ada lagi pekerja dari Cina yang datang ke PLTU.

Bahkan, salah satu karyawan dari negeri Wuhun juga belum kembali. Kami dengar mereka tidak boleh keluar dari Cina dulu sebelum keadaan aman dan steril dari virus corona,” ungkapnya.

Rusdi menambahkan, saat ini meski berinteraksi dengan TKA Cina yang bekerja di Celukan Bawang, sebagian besar mereka sudah lama bekerja di PLTU.

Karena tidak pernah pulang ke negara asal mereka. “Mudah-mudah di PLTU aman, kendati banyak TKA asing asal Cina,” ujarnya.  

Disisi lain Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Buleleng Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan menyebut total jumlah

tenaga kerja asing di PLTU Celukan Bawang asal Tiongkok dengan posisi sebagai teknisi CHDOC atau operasional power plant sebanyak 147 TKA.

Sementara yang bekerja di PT Global Energi Bali (GEB) sebanyak 11 TKA Cina. Sedangkan tenaga kerja Indonesia (lokal) yang bekerja di PLTU sebanyak 252 pekerja.

“Sebagai besar pekerja yang berjumlah 147 orang tersebut ada yang sudah pulang ke Cina saat Imlek dan belum kembali lagi ke Indonesia saat ini,” ungkap Dwi Priyanti.

Terkait banyaknya tenaga kerja asing asal Cina di PLTU Celukan Bawang, apalagi dengan adanya wabah virus korona yang sudah menyebar ke negara-negara tetangga, pihaknya akan melakukan pengecekan kesehatan setiap TKA yang ada di PLTU.

Selain itu melakukan tes terhadap TKA yang baru masuk ke PLTU Celukan Bawang. “Kalau laporan apakah ada yang terkena virus corona.

Baik itu TKA dan TKI lokal belum ada. Untuk mengantisipasi virus korona, kami berencana akan melakukan tes kesehatan bekerjasama dengan dinas kesehatan,” ungkapnya. (*)

Warga Celukan Bawang, Gerokgak, Buleleng, kini resah dengan dua hal. Pertama, resah dengan polusi udara akibat pembakaran batu bara PLTU Celukan Bawang.

Kedua, warga mulai khawatir dengan sebaran virus corona. Pasalnya, banyak tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok yang bekerja di PLTU Celukan Bawang.

 

 

JULIADI, Gerokgak

MESKI belum terdeteksi virus corona menyebar ke Buleleng, namun rasa gelisah warga Celukan Bawang, Gerokgak, kini menghinggapi warga.

Pasalnya, banyak tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok yang bekerja di Celukan Bawang. Tepatnya di PLTU Celukan Bawang.

“Kami sih perasaan was-was selalu ada, karena sudah banyak warga Cina disini yang bekerja di PLTU yang jumlahnya mencapai puluhan orang,” kata Kelian Dinas Banjar Pungkukang, Celukan Bawang, Saharudin kemarin.

Dikediaman Saharudin beberapa orang tua sudah tampak menggunakan masker dan begitu pula warga lainnya.

“Kalau masker wajah warga gunakan setiap hari itu sudah biasa disini. Karena dampak polusi udara PLTU,” ucap kembali pria yang akrab Sahar ini.

Dikatakan Sahar, interaksi warga disini dengan TKA asing asal Cina sudah lama terjalin sejak pembangunan PLTU Celukan Bawang tahun 2012 lalu.

Dulu ada yang sampai kos dan diam di rumah penduduk. Tetapi sekarang sudah tidak ada lagi, karena mereka (TKA) asal Tiongkok memilih tinggal di mess yang berada diareal PLTU.

Sahar mengaku interaksi antara warga desa dengan TKA asal Tiongkok tetap selalu ada. Namun, setelah merebaknya virus corona, warga mulai membatasi diri.

Pasalnya, warga takut terkena virus tersebut. Selain itu warga jika berinteraksi pasti menggunakan masker.  “Kalau bertemu selalu biasa, jaga jarak lah dengan TKA asing,” tuturnya.

Sementara itu karyawan PLTU Celukan Bawang Rusdi bersama Muslim mengaku saat ini interaksi dengan TKA Cina berjalan seperti biasanya dengan tenaga kerja asal Indonesia lainnya.

Sebagai karyawan yang terus bersetuhan dengan TKA Cina kekhawatiran pasti. Apalagi penyebaran virus ini berasal dari Cina.

Sejauh ini belum ada karyawan PLTU dari Cina yang kembali ke Celukan Bawang setelah pulang ke negara asalnya untuk merayakan Imlek.

Biasanya mereka setiap enam bulan sekali akan pulang ke negaranya. “Nah, sekarang saat virus corona mulai ada, belum ada lagi pekerja dari Cina yang datang ke PLTU.

Bahkan, salah satu karyawan dari negeri Wuhun juga belum kembali. Kami dengar mereka tidak boleh keluar dari Cina dulu sebelum keadaan aman dan steril dari virus corona,” ungkapnya.

Rusdi menambahkan, saat ini meski berinteraksi dengan TKA Cina yang bekerja di Celukan Bawang, sebagian besar mereka sudah lama bekerja di PLTU.

Karena tidak pernah pulang ke negara asal mereka. “Mudah-mudah di PLTU aman, kendati banyak TKA asing asal Cina,” ujarnya.  

Disisi lain Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Buleleng Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan menyebut total jumlah

tenaga kerja asing di PLTU Celukan Bawang asal Tiongkok dengan posisi sebagai teknisi CHDOC atau operasional power plant sebanyak 147 TKA.

Sementara yang bekerja di PT Global Energi Bali (GEB) sebanyak 11 TKA Cina. Sedangkan tenaga kerja Indonesia (lokal) yang bekerja di PLTU sebanyak 252 pekerja.

“Sebagai besar pekerja yang berjumlah 147 orang tersebut ada yang sudah pulang ke Cina saat Imlek dan belum kembali lagi ke Indonesia saat ini,” ungkap Dwi Priyanti.

Terkait banyaknya tenaga kerja asing asal Cina di PLTU Celukan Bawang, apalagi dengan adanya wabah virus korona yang sudah menyebar ke negara-negara tetangga, pihaknya akan melakukan pengecekan kesehatan setiap TKA yang ada di PLTU.

Selain itu melakukan tes terhadap TKA yang baru masuk ke PLTU Celukan Bawang. “Kalau laporan apakah ada yang terkena virus corona.

Baik itu TKA dan TKI lokal belum ada. Untuk mengantisipasi virus korona, kami berencana akan melakukan tes kesehatan bekerjasama dengan dinas kesehatan,” ungkapnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/