26.2 C
Jakarta
14 September 2024, 5:43 AM WIB

KREASI BOKASHI

Cara Membuka Mata Ketiga

Oleh Pak Oles

SAYA membaca buku “Mata Ketiga” karya Tuesday Lobsang Rampa, seorang biksu dari Tibet yang menceritakan pengalaman hidupnya sebagai biksu di tibet. Buku tersebut terdiri dari 17 Bab, 332 halaman.

Bab 7, Lobsang Rampa menjelaskan tentang pengalaman terbukanya mata ketiga yang cukup mistis, sakral, melalui prosesi khusus yang dilakukan oleh biksu seniornya.

Dengan terbukanya mata ketiga, seseorang akan bisa melihat sesuatu sebagaimana adanya, melihat orang lain dengan sebenarnya, kepalsuannya tersingkap jelas.

Di dunia modern, banyak orang ingin terbuka mata ketiganya dengan tanpa usaha, sehingga banyak guru menawarkan diri untuk membuka mata ketiga muridnya dengan membayar.

Di tengah-tengah mata, di bawah dahi, ada kelenjar sebesar biji kacang, bernama kelenjar pineal, yang berfungsi sebagai indra penerawang, semacam scanning pada komputer, yang bisa mendeteksi, meramal, atau memprediksi.

Kelenjar pineal tidak aktif fungsinya untuk mendeteksi, kecuali dilatih atau diaktifkan. Kelenjar pineal disebut sebagai mata ketiga. Banyak orang tertarik membuka mata ketiganya dengan mencari guru; dengan cara instan.

Tentu usaha tersebut gagal. Tidak ada usaha gampang dengan hasil luar biasa.

Teknik-teknik membuka mata ketiga bisa diajarkan dengan mudah, tapi hasilnya belum tentu seperti yang diharapkan. Ibarat orang membeli pepesan kosong, pasti menyesal setelah membelinya.

Apakah mata ketiga itu ada dan bermanfaat bagi kehidupan modern? Mata ketiga itu ada dan harus dilatih.

Manfaatnya sangat besar untuk membuat visi dan mewujudkannya. Pemecahan masalah dan penemuan produk baru adalah akibat kerja dari mata ketiga.

Mata ketiga harus dibuka berdasarkan pengalaman-pengalaman, pendidikan, pengajaran, pelatihan, sehingga seseorang memiliki kemampuan memprediksi, meramalkan, apa yang akan terjadi berdasarkan gejala dan data di lapangan.

Seorang pemimpin atau pekerja profesional harus mampu memprediksi, meramalkan, dan menebak masa depan, untuk bisa beradaptasi, selamat dan sukses.

Kemampuan mata ketiga dilatih dengan fokus, rajin, tekun, jujur, sehingga mata ketiganya terbuka.

Jika seseorang tidak fokus, malas, kacau hidupnya dan tidak jujur, kemampuan mata ketiganya akan tidur, bahkan kedua matanya pun akan mengantuk-ngantuk.

Hanya diri sendiri yang bisa membuka mata ketiga, bukan orang lain.

Caranya? Dengan terus berlatih fokus, memiliki sikap mental positif, rajin, tekun, jujur. (*/ken)

Oleh Pak Oles

SAYA membaca buku “Mata Ketiga” karya Tuesday Lobsang Rampa, seorang biksu dari Tibet yang menceritakan pengalaman hidupnya sebagai biksu di tibet. Buku tersebut terdiri dari 17 Bab, 332 halaman.

Bab 7, Lobsang Rampa menjelaskan tentang pengalaman terbukanya mata ketiga yang cukup mistis, sakral, melalui prosesi khusus yang dilakukan oleh biksu seniornya.

Dengan terbukanya mata ketiga, seseorang akan bisa melihat sesuatu sebagaimana adanya, melihat orang lain dengan sebenarnya, kepalsuannya tersingkap jelas.

Di dunia modern, banyak orang ingin terbuka mata ketiganya dengan tanpa usaha, sehingga banyak guru menawarkan diri untuk membuka mata ketiga muridnya dengan membayar.

Di tengah-tengah mata, di bawah dahi, ada kelenjar sebesar biji kacang, bernama kelenjar pineal, yang berfungsi sebagai indra penerawang, semacam scanning pada komputer, yang bisa mendeteksi, meramal, atau memprediksi.

Kelenjar pineal tidak aktif fungsinya untuk mendeteksi, kecuali dilatih atau diaktifkan. Kelenjar pineal disebut sebagai mata ketiga. Banyak orang tertarik membuka mata ketiganya dengan mencari guru; dengan cara instan.

Tentu usaha tersebut gagal. Tidak ada usaha gampang dengan hasil luar biasa.

Teknik-teknik membuka mata ketiga bisa diajarkan dengan mudah, tapi hasilnya belum tentu seperti yang diharapkan. Ibarat orang membeli pepesan kosong, pasti menyesal setelah membelinya.

Apakah mata ketiga itu ada dan bermanfaat bagi kehidupan modern? Mata ketiga itu ada dan harus dilatih.

Manfaatnya sangat besar untuk membuat visi dan mewujudkannya. Pemecahan masalah dan penemuan produk baru adalah akibat kerja dari mata ketiga.

Mata ketiga harus dibuka berdasarkan pengalaman-pengalaman, pendidikan, pengajaran, pelatihan, sehingga seseorang memiliki kemampuan memprediksi, meramalkan, apa yang akan terjadi berdasarkan gejala dan data di lapangan.

Seorang pemimpin atau pekerja profesional harus mampu memprediksi, meramalkan, dan menebak masa depan, untuk bisa beradaptasi, selamat dan sukses.

Kemampuan mata ketiga dilatih dengan fokus, rajin, tekun, jujur, sehingga mata ketiganya terbuka.

Jika seseorang tidak fokus, malas, kacau hidupnya dan tidak jujur, kemampuan mata ketiganya akan tidur, bahkan kedua matanya pun akan mengantuk-ngantuk.

Hanya diri sendiri yang bisa membuka mata ketiga, bukan orang lain.

Caranya? Dengan terus berlatih fokus, memiliki sikap mental positif, rajin, tekun, jujur. (*/ken)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/