28.2 C
Jakarta
14 Desember 2024, 2:36 AM WIB

Pentingnya Jaga Kualitas Tidur Melalui Olahraga saat Pandemi

TIDUR yang berkualitas dapat memberikan pengaruh positif bagi setiap orang, begitu pula sebaliknya tidur dengan kualitas yang tidak begitu baik akan memberikan dampak negatif bagi semua orang.

Beberapa manfaat tidur yang berkualitas bagi seseorang adalah menyehatkan tubuh, menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang baik dan optimal karena tubuh dalam keadaan sehat,

menjaga berat badan agar tidak obesitas, mengubah seseorang menjadi lebih aktif dan produktif sepanjang hari karena meningkatnya fokus ketika sedang beraktivitas,

memperkuat sistem imun atau kekebalan tubuh, dapat mempertajam ingatan, dan tidur yang berkualitas juga memberikan pengaruh terhadap kesehatan psikologis seseorang.

Lalu, bagaimana bentuk tidur yang berkualitas dan aspek apa yang menjadi dasarnya? Dhamayanti, dkk (2019), berpendapat bahwa tidur dengan kualitas yang baik dapat dilihat

dari beberapa aspek yaitu, latensi atau kebiasaan tidur, durasi tidur, kualitas tidur subjektif, efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur dan disfungsi di siang hari.

Seorang konsultan kesehatan dari AMILIFE, Edward Young, juga menyatakan adanya tiga aspek yang menunjang terbentuknya tidur yang berkualitas.

Aspek tersebut yaitu  durasi tidur, kontinuitas, dan kedalaman tidur. Durasi tidur yang dimaksud adalah lamanya tidur berlangsung yaitu 7-9 jam setiap malam khususnya bagi usia dewasa muda.

Kemudian, kontinuitas dalam tidur merupakan bentuk tidur yang berlangsung secara terus menerus tanpa terbangun karena adanya suatu gangguan hingga terbangun di pagi hari.

Sedangkan kedalaman tidur yang baik adalah ketika seseorang merasa segar dan tidak merasa lelah ketika terbangun di pagi hari karena tidur dengan nyenyak.

Namun, semenjak pandemi Covid-19 melanda, ditemukan adanya gangguan kualitas tidur terhadap beberapa responden

dari survei yang telah dilakukan oleh SleepHelp.org. sebanyak 22% dari responden menyatakan bahwa kualitas tidurnya menurun karena adanya pandemi Covid-19.

Hal tersebut dikarenakan banyaknya perubahan yang terjadi di kehidupan masyarakat secara global yaitu timbulnya kebijakan-kebijakan yang mengharuskan masyarakat

untuk lebih banyak beraktivitas di rumahnya masing-masing, hampir semua kegiatan yang melibatkan banyak orang untuk berkerumun menjadi ditiadakan karena adanya himbauan untuk menerapkan physical distancing.

Karena kehidupan sehari-hari banyak dihabiskan di rumah dan di sisi lain semua tugas-tugas, pekerjaan, dan kewajiban haruslah tetap dilakukan,

banyak dari masyarakat yang memiliki kesulitan dalam mengatur waktu dan membuat pola tidurnya berubah menjadi buruk.

Faktor lain yang menjadi sebab menurunnya kualitas tidur dari kebanyakan orang adalah karena timbulnya stress, ketakutan dan kecemasan terhadap Covid-19 ini.

Seperti yang telah saya sampaikan di awal, menurunnya kualitas tidur dari seseorang memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan baik secara fisik maupun mental.

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli yang mebuktikan adanya hubungan antara kesehatan fisik dan mental dengan tingkat kualitas tidur seseorang.

Lemma, dkk.(2012) menyimpulkan bahwa status kesehatan mental pada mahasiswa di Ethiopia berkaitan dengan kualitas tidur yang buruk.

Aryadi, dkk.(2017) juga menyatakan bahwa secara umum, kualitas tidur berhungungan erat dengan tingkat depresi, kecemasan, dan stress pada mahasiswa kedokteran pre-klinik di Universitas Udayana, Bali.

Dhamayanti, dkk. (2019) juga menemukan adanya efek buruk pada remaja akibat pendeknya durasi tidur di setiap malam dan hal tersebut menyebabkan kecemasan berlebih, timbulnya sifat depressif, dan berkurangnya mood ketika beraktivitas.

Oleh karena itu, di masa pandemi Covid-19 saat ini, sangatlah penting bagi masyarakat untuk menjaga kualitas tidurnya.

Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan melakukan olahraga yang rutin dengan program yang berkelanjutan dan diimbangi dengan intensitas olahraga yang sesuai bagi setiap individu.

Ricko Johanes Poluakan, dkk. (2020) telah melakukan penelitian dan ditemukan adanya hubungan antara aktivitas olahraga rutin dengan tingkat kualitas tidur seseorang.

Mereka berpendapat bahwa olahraga dapat menurunkan stress  dan dapat meningkatkan kualitas tidur dari seseorang.

Hal tersebut dikarenakan ketika berolahraga hormon stress akan berkurang karena adanya penurunan kadar hormon epineprin dan kortisol

dan sebaliknya olahraga juga menghasilkan hormon beta-endofrin yang bermanfaat memperbaiki suasana hati seseorang.

Karena di masa pandemi Covid-19 ini terdapat banyak himbauan dan kebijakan untuk meminimalisir kegiatan berkerumun, maka bentuk olahraga yang disarankan

adalah olahraga yang telah disesuaikan dengan situasi saat ini dan selain memperbaiki kualitas tidur juga bertujuan untuk meningkatkan sistem imun bagi tubuh seseorang.

Erlangga Wisnuaji, Koresponden CNN Indonesia menyampaikan panduan olahraga saat pandemi Covid-19.

Erlangga mengatakan, sesuai dengan rekomendasi dari perhimpunan dokter spesialis kedokteran olahraga bahwa untuk menjaga kesehatan saat pandemi adalah dengan tetap aktif berolahraga.

Olahraga yang ideal untuk dilakukan adalah olahraga dengan intensitas sedang atau aerobik yang dapat diukur jika pelaku olahraga masih tetap bisa berbicara saat berolahraga.

Olahraga dengan intensitas sedang dapat meningkatkan imun tubuh dan menurunkan resiko terinfeksi virus bagi tubuh, sedangkan olahraga dengan intensitas tinggi

lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan tubuh mengalami fase open window selama 4-38 jam dengan imunitas tubuh menjadi rentan karena kelelahan.

Durasi dan frekuensi dari olahraga sedang dapat diterapkan melalui aktivitas jogging berdurasi 30-45 menit per hari dan dilakukan sebanyak 3-5 kali dalam satu minggu.

Olahraga aerobik yang dapat dilakukan di dalam rumah ialah senam aerobik, naik turun tangga, dan jalan cepat selama 10-15 menit dan 3 kali sehari.

Sedangkan jogging dilakukan di area sekitar rumah dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah untuk mencegah rantai penyebaran Covid-19.

Erlangga juga mengingatkan kepada pelaku olahraga untuk melakukan peregangan sebelum olahraga.

Menjelang berakhirnya siaran tersebut, Erlangga menyampaikan bahwa selain berolahraga, untuk menjaga imun tubuh haruslah tetap berpikiran positif, istirahat yang cukup, dan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. (*)

 

 

Ken Arya Gilang Lanura

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang

                                               

TIDUR yang berkualitas dapat memberikan pengaruh positif bagi setiap orang, begitu pula sebaliknya tidur dengan kualitas yang tidak begitu baik akan memberikan dampak negatif bagi semua orang.

Beberapa manfaat tidur yang berkualitas bagi seseorang adalah menyehatkan tubuh, menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang baik dan optimal karena tubuh dalam keadaan sehat,

menjaga berat badan agar tidak obesitas, mengubah seseorang menjadi lebih aktif dan produktif sepanjang hari karena meningkatnya fokus ketika sedang beraktivitas,

memperkuat sistem imun atau kekebalan tubuh, dapat mempertajam ingatan, dan tidur yang berkualitas juga memberikan pengaruh terhadap kesehatan psikologis seseorang.

Lalu, bagaimana bentuk tidur yang berkualitas dan aspek apa yang menjadi dasarnya? Dhamayanti, dkk (2019), berpendapat bahwa tidur dengan kualitas yang baik dapat dilihat

dari beberapa aspek yaitu, latensi atau kebiasaan tidur, durasi tidur, kualitas tidur subjektif, efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur dan disfungsi di siang hari.

Seorang konsultan kesehatan dari AMILIFE, Edward Young, juga menyatakan adanya tiga aspek yang menunjang terbentuknya tidur yang berkualitas.

Aspek tersebut yaitu  durasi tidur, kontinuitas, dan kedalaman tidur. Durasi tidur yang dimaksud adalah lamanya tidur berlangsung yaitu 7-9 jam setiap malam khususnya bagi usia dewasa muda.

Kemudian, kontinuitas dalam tidur merupakan bentuk tidur yang berlangsung secara terus menerus tanpa terbangun karena adanya suatu gangguan hingga terbangun di pagi hari.

Sedangkan kedalaman tidur yang baik adalah ketika seseorang merasa segar dan tidak merasa lelah ketika terbangun di pagi hari karena tidur dengan nyenyak.

Namun, semenjak pandemi Covid-19 melanda, ditemukan adanya gangguan kualitas tidur terhadap beberapa responden

dari survei yang telah dilakukan oleh SleepHelp.org. sebanyak 22% dari responden menyatakan bahwa kualitas tidurnya menurun karena adanya pandemi Covid-19.

Hal tersebut dikarenakan banyaknya perubahan yang terjadi di kehidupan masyarakat secara global yaitu timbulnya kebijakan-kebijakan yang mengharuskan masyarakat

untuk lebih banyak beraktivitas di rumahnya masing-masing, hampir semua kegiatan yang melibatkan banyak orang untuk berkerumun menjadi ditiadakan karena adanya himbauan untuk menerapkan physical distancing.

Karena kehidupan sehari-hari banyak dihabiskan di rumah dan di sisi lain semua tugas-tugas, pekerjaan, dan kewajiban haruslah tetap dilakukan,

banyak dari masyarakat yang memiliki kesulitan dalam mengatur waktu dan membuat pola tidurnya berubah menjadi buruk.

Faktor lain yang menjadi sebab menurunnya kualitas tidur dari kebanyakan orang adalah karena timbulnya stress, ketakutan dan kecemasan terhadap Covid-19 ini.

Seperti yang telah saya sampaikan di awal, menurunnya kualitas tidur dari seseorang memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan baik secara fisik maupun mental.

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli yang mebuktikan adanya hubungan antara kesehatan fisik dan mental dengan tingkat kualitas tidur seseorang.

Lemma, dkk.(2012) menyimpulkan bahwa status kesehatan mental pada mahasiswa di Ethiopia berkaitan dengan kualitas tidur yang buruk.

Aryadi, dkk.(2017) juga menyatakan bahwa secara umum, kualitas tidur berhungungan erat dengan tingkat depresi, kecemasan, dan stress pada mahasiswa kedokteran pre-klinik di Universitas Udayana, Bali.

Dhamayanti, dkk. (2019) juga menemukan adanya efek buruk pada remaja akibat pendeknya durasi tidur di setiap malam dan hal tersebut menyebabkan kecemasan berlebih, timbulnya sifat depressif, dan berkurangnya mood ketika beraktivitas.

Oleh karena itu, di masa pandemi Covid-19 saat ini, sangatlah penting bagi masyarakat untuk menjaga kualitas tidurnya.

Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan melakukan olahraga yang rutin dengan program yang berkelanjutan dan diimbangi dengan intensitas olahraga yang sesuai bagi setiap individu.

Ricko Johanes Poluakan, dkk. (2020) telah melakukan penelitian dan ditemukan adanya hubungan antara aktivitas olahraga rutin dengan tingkat kualitas tidur seseorang.

Mereka berpendapat bahwa olahraga dapat menurunkan stress  dan dapat meningkatkan kualitas tidur dari seseorang.

Hal tersebut dikarenakan ketika berolahraga hormon stress akan berkurang karena adanya penurunan kadar hormon epineprin dan kortisol

dan sebaliknya olahraga juga menghasilkan hormon beta-endofrin yang bermanfaat memperbaiki suasana hati seseorang.

Karena di masa pandemi Covid-19 ini terdapat banyak himbauan dan kebijakan untuk meminimalisir kegiatan berkerumun, maka bentuk olahraga yang disarankan

adalah olahraga yang telah disesuaikan dengan situasi saat ini dan selain memperbaiki kualitas tidur juga bertujuan untuk meningkatkan sistem imun bagi tubuh seseorang.

Erlangga Wisnuaji, Koresponden CNN Indonesia menyampaikan panduan olahraga saat pandemi Covid-19.

Erlangga mengatakan, sesuai dengan rekomendasi dari perhimpunan dokter spesialis kedokteran olahraga bahwa untuk menjaga kesehatan saat pandemi adalah dengan tetap aktif berolahraga.

Olahraga yang ideal untuk dilakukan adalah olahraga dengan intensitas sedang atau aerobik yang dapat diukur jika pelaku olahraga masih tetap bisa berbicara saat berolahraga.

Olahraga dengan intensitas sedang dapat meningkatkan imun tubuh dan menurunkan resiko terinfeksi virus bagi tubuh, sedangkan olahraga dengan intensitas tinggi

lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan tubuh mengalami fase open window selama 4-38 jam dengan imunitas tubuh menjadi rentan karena kelelahan.

Durasi dan frekuensi dari olahraga sedang dapat diterapkan melalui aktivitas jogging berdurasi 30-45 menit per hari dan dilakukan sebanyak 3-5 kali dalam satu minggu.

Olahraga aerobik yang dapat dilakukan di dalam rumah ialah senam aerobik, naik turun tangga, dan jalan cepat selama 10-15 menit dan 3 kali sehari.

Sedangkan jogging dilakukan di area sekitar rumah dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah untuk mencegah rantai penyebaran Covid-19.

Erlangga juga mengingatkan kepada pelaku olahraga untuk melakukan peregangan sebelum olahraga.

Menjelang berakhirnya siaran tersebut, Erlangga menyampaikan bahwa selain berolahraga, untuk menjaga imun tubuh haruslah tetap berpikiran positif, istirahat yang cukup, dan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. (*)

 

 

Ken Arya Gilang Lanura

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang

                                               

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/