DENPASAR – Rekapitulasi tingkat kecamatan (formulir DA1) dari 56 kecamatan mengejutkan semua pihak.
Suara PDIP melesat jauh dengan meraih sebanyak 1.232.291. Perolehan suara tersebut mengagetkan Partai Gerindra.
Pasalnya, berdasar hitungan 53 Kecamatan, Jumat lalu (2/5), partai besutan Prabowo Subianto bisa memperoleh satu kursi DPR RI.
Saat itu, Gerindra memperoleh 92.660 dan pada perhitungan sampai 56 kecamatan hanya mampu bertambah menjadi 108.566.
Sedangkan suara PDIP melonjak jauh dari 1.013.539 menjadi 1.232.291. Hal ini membuat Gerindra Bali pupus harapan untuk merebut satu kursi di Senayan (DPR RI).
Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Gerindra Bali Ray Misno secara terbuka heran dengan jumlah suara PDIP yang bertambah drastis.
Oleh karena itu, pihaknya akan mengumpulkan surat suara C1 untuk mencocokkan dengan data KPU.
“Ya kita lihat itu hitungannya. Tapi, ketika hitungan 53 kecamatan, kami memastikan bisa mendapatkan kursi. Namun, PDIP menambah suara signifikan.
Dari 1 jutaan awalnya, mendadak jadi 1.232.291 setelah ada tambahan dari tiga kecamatan. Kalau seperti itu dari tiga kecamatan dan terakhir 56 ribu, itu rata-rata 70 ribu suara per kecamatan.
Padahal pemilihan satu dapil itu paling tidak 50 ribu. Kalau Denpasar Barat atau Utara bisa lah, bisa di atas 100 ribu. Saya yakin bukan dari Denpasar kecamatan ini,” ungkapnya.
“Kita masih menunggu mudah-mudahan benar-benar ada error ini. Kok bisa seperti ini. Saat ini kita sedang mengumpulkan C1
dari semua TPS yang ada di Bali. Saya sudah menurunkan anak buah ke kabupaten/kota untuk mengumpulkan C1-nya,” lanjutnya.
Pihaknya ingin melihat apakah ada penggelembungan suara atau kesalahan input. Sehingga Gerindra mengambil langkah akan menghitung C1.
“Kita lihat kalau ada penggelembungan suara, kita positive thinking. Data sementara yang dikeluarkan KPU awalnya dari 53 dan rilis terakhir
56 kecamatan itu kami kaget melihat perkembangan seperti itu. Hitungannya kami masuk waktu rilis data 53 kecamatan, “ tukanya.
Mantan Ketua KPU Denpasar ini heran dengan penambahan suara PDIP. Tidak mungkin per kecamatan sampai 70 ribu.
Pihaknya berharap ada kesalahan input, sehingga jika benar ada kesalahan harus segera diperbaiki dengan hitung-hitungan memakai sistem saint league.
Dari pembagian sampai 6, PDIP dapat enam kursi, Golkar dapat dua kursi dan Demokrat dapat satu kursi yang selisih suara dengan Gerindra hanya 2.000.
“PDIP bisa enam kursi, di pembagian enam dia ada sisa suara tinggi. Bisa 7 kursi kalau 1.232.291 dibagi itu 13, kursi ke tujuh mereka,” katanya.