SUKASADA– Baliho milik calon Perbekel Panji, Made Merta Sariada, dirusak orang tak dikenal. Tak tanggung-tanggung, dalam kurun waktu sebulan terakhir ada lima baliho milik Merta Sariada yang dirusak.
Pemilik baliho mengaku sudah sempat membuat pengaduan, namun merasa tak ditindaklanjuti karena tak ada lembaga pengawas pada hajatan Pemilihan Perbekel (Pilkel).
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, Merta Sariada bersama relawannya sempat melakukan penertiban baliho pada 18 September lalu.
Penertiban itu dilakukan secara sukarela, atas dasar surat edaran dari Panitia Pilkel Desa Panji. Dalam surat itu panitia meminta agar masing-masing calon memasang alat peraga di zona yang telah ditentukan.
Nah, pada 19 September, salah satu baliho milik Merta Sariada sudah dirusak. Baliho yang dipasang di sebelah selatan Kantor Perbekel Panji dirobek pada bagian wajah.
“Waktu itu saya sudah sampaikan pengaduan ke polisi dan panitia. Tapi karena tidak ada lembaga pengawas, akhirnya pengaduan saya mentok. Lapor ke kecamatan juga tidak ada panitia di sana,” ujar Merta kemarin.
Rupanya perusakan yang terjadi hari itu terus berlanjut. Pada 22 September, baliho miliknya yang terpasang di simpang tiga Bhuana Kerta, juga dirusak pada bagian wajah.
Selanjutnya pada 25 September, baliho yang terpasang di Banjar Dinas Kedu yang dirusak. Terakhir perusakan terjadi pada Selasa (8/10) lalu.
Alat peraga miliknya yang terpasang di Banjar Dinas Mekar Sari, serta spanduk di sebelah selatan gudang selip padi KUD Panji, yang dirusak. Polanya pun sama, dirusak pada bagian wajah.
Merta pun kini memilih tak bersikap terkait perusakan itu. “Biar alat peraga saya saja yang dirusak. Kalau ada alat peraga calon lain yang juga dirusak, pasti akan ada prasangka dan saling tuding.
Saya sudah minta biar relawan tidak terpancing. Toh sama-sama mau membangun desa,” kata Merta Sariada yang juga mantan anggota Panwascam Buleleng itu.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Made Subur mengaku belum menerima laporan terkait perusakan alat peraga itu.
Terhadap insiden itu, Subur meminta agar panitia pilkel di tingkat desa segera berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas, Polsek, Kecamatan, termasuk panitia di tingkat kabupaten.
Menurut Subur, alat peraga semestinya dipasang pada tanggal 25-27 Oktober mendatang. Namun ia tak memungkiri banyak calon perbekel yang sudah memasang alat peraga.
Terkait perusakan alat peraga, Subur mengaku tak bisa menindaklanjuti hal tersebut. “Kalau sudah masa kampanye, pasti akan diproses karena sudah perusakan. Tapi sekarang kan belum bisa, karena belum waktunya,” katanya.
Ia pun meminta agar para pendukung calon perbekel di Desa Panji bisa menahan diri. “Jangan gara-gara baliho, akhirnya terpancing keributan
dan ada rasa saling curiga. Kami akan koordinasikan dengan kepolisian, agar ada atensi lebih lanjut di Panji,” tandasnya.