25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:21 AM WIB

Golput Sentuh 18,95 %, Partisipasi Pemilih di Pilkada Tabanan Naik

TABANAN – Banyak kalangan dan warga memprediksi penyelenggaraan Pilkada di tengah pandemi Covid-19 terlalu berisiko pada keselamatan penyelenggara, pemilih, dan calon peserta Pilkada.

Pilkada di masa pandemi juga akan menurunkan kualitas kontestasi demokrasi dan partisipasi pemilih. Pada Pilkada Tabanan yang sudah diselenggarakan Rabu kemarin.

Dimana Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tabanan yang menargetkan angka partisipasi mencapai 85 persen, justru  tak sesuai target dan harapan.

Tabanan sebelumnya sempat menduduki partisipasi pemilih tertinggi pada Pilgub Bali 2018 lalu mencapai 82,5 persen dari 9 kabupaten/kota di Bali.

Dari data sementara yang diumumkan KPU Tabanan, tingkat paritisipasi pemilih di Pilkada Tabanan 2020 mencapai 81,05 persen atau sebanyak 294.065 dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 362.813 pemilih.

Jumlah ini menurun dari yang ditarget 85 persen. Sedangkan angka pemilih yang tidak menyalurkan suaranya di Pilkada Tabanan golput sebanyak 18,95 persen atau 68.748 pemilih.

Ketua KPU Tabanan, I Gede Putu Weda Subawa mengatakan, sesuai data sementara dari hasil petugas yang melakukan input data di masing-masing TPS tingkat partisipasi pemilih di Tabanan baru mencapai 81,05 persen.

Angka partisipasi pemilih ini meskipun tak sesuai harapan. Namun angka partisipasi 81,05 persen ini ternyata lebih tinggi dari partisipasi pemilih pada Pilkada Tabanan Tahun 2015.

“Jadi ini baru data sementara yang dihitung dari tingkat kehadiran oleh petugas di masing-masing TPS,” ungkapnya, Kamis (10/12).

Menurut Weda Subawa, tingkat partisipasi yang tidak mencapai target karena banyak faktor.  Meskipun harus dilakukan survei dan penelitian agar memperoleh bukti autentik.

“Secara umum faktor penyebabnya pandemi Covid-19. Mengingat adanya beberapa klaster keluarga yang terpapar Covid-19. Selain itu juga  berkaitan dengan figur atau ketokohan dari calon,” bebernya.

Kendati angka partisipasi pemilih 81,05 persen pihaknya sebagai penyelenggara pemilu sangat bersyukur dibandingkan di Pilkada 2015 yang hanya 77,6 persen.

Meski juga Tabanan tahun 2018 lalu pada Pilgub sempat menjadi kabupaten dengan partisipasi pemilih tertinggi di Bali.

“Jadi ditengah Covid-19 angka partisipasi pemilih yang mencapai 81,05 persen ini sudah luar biasa namanya. Mungkin kalau tidak Covid-19 mungkin saja lebih tinggi,” kata Weda Subawa.

Diakui Weda Subawa, angka partisipasi pemilih paling tinggi ada di Kecamatan Selemadeg Timur sebesar 88,58 persen dan paling rendah adalah Kecamatan Baturiti dengan presentasi 72,42 persen.

“Sekali lagi ini baru angka sementara, mudah-mudahan data tidak ada yang salah kutip, nanti resminya di pleno kecamatan akan kelihatan,” jelasnya.

Dengan jumlah partisipasi pemilih capai 81,05 persen maka angka golput bisa disimpulkan 19 persen. Golput ini juga karena banyak faktor, yakni adanya Covid-19 dan ada yang meninggal.

Disisi lain proses tahapan Pilkada Tabanan sekarang KPU masih mempersiapkan Sirekap secara digital di tingkat kecamatan.

Selain itu KPU tengah mengecek kotak suara untuk segera dibawa ke kecamatan. “Kita masing monitoring ke korwil kecamatan untuk memastikan kotak suara aman,” tegasnya.

Setelah itu mulai tanggal 11-13 Desember akan dilakukan proses pleno kecamatan dan barulah pleno di kabupaten yang rencananya

dilaksanakan KPU Tabanan tanggal 16 Desember 2020. “Di pleno kabupaten baru nanti ketahuan hasil secara keseluruhan,” pungkasnya. 

TABANAN – Banyak kalangan dan warga memprediksi penyelenggaraan Pilkada di tengah pandemi Covid-19 terlalu berisiko pada keselamatan penyelenggara, pemilih, dan calon peserta Pilkada.

Pilkada di masa pandemi juga akan menurunkan kualitas kontestasi demokrasi dan partisipasi pemilih. Pada Pilkada Tabanan yang sudah diselenggarakan Rabu kemarin.

Dimana Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tabanan yang menargetkan angka partisipasi mencapai 85 persen, justru  tak sesuai target dan harapan.

Tabanan sebelumnya sempat menduduki partisipasi pemilih tertinggi pada Pilgub Bali 2018 lalu mencapai 82,5 persen dari 9 kabupaten/kota di Bali.

Dari data sementara yang diumumkan KPU Tabanan, tingkat paritisipasi pemilih di Pilkada Tabanan 2020 mencapai 81,05 persen atau sebanyak 294.065 dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 362.813 pemilih.

Jumlah ini menurun dari yang ditarget 85 persen. Sedangkan angka pemilih yang tidak menyalurkan suaranya di Pilkada Tabanan golput sebanyak 18,95 persen atau 68.748 pemilih.

Ketua KPU Tabanan, I Gede Putu Weda Subawa mengatakan, sesuai data sementara dari hasil petugas yang melakukan input data di masing-masing TPS tingkat partisipasi pemilih di Tabanan baru mencapai 81,05 persen.

Angka partisipasi pemilih ini meskipun tak sesuai harapan. Namun angka partisipasi 81,05 persen ini ternyata lebih tinggi dari partisipasi pemilih pada Pilkada Tabanan Tahun 2015.

“Jadi ini baru data sementara yang dihitung dari tingkat kehadiran oleh petugas di masing-masing TPS,” ungkapnya, Kamis (10/12).

Menurut Weda Subawa, tingkat partisipasi yang tidak mencapai target karena banyak faktor.  Meskipun harus dilakukan survei dan penelitian agar memperoleh bukti autentik.

“Secara umum faktor penyebabnya pandemi Covid-19. Mengingat adanya beberapa klaster keluarga yang terpapar Covid-19. Selain itu juga  berkaitan dengan figur atau ketokohan dari calon,” bebernya.

Kendati angka partisipasi pemilih 81,05 persen pihaknya sebagai penyelenggara pemilu sangat bersyukur dibandingkan di Pilkada 2015 yang hanya 77,6 persen.

Meski juga Tabanan tahun 2018 lalu pada Pilgub sempat menjadi kabupaten dengan partisipasi pemilih tertinggi di Bali.

“Jadi ditengah Covid-19 angka partisipasi pemilih yang mencapai 81,05 persen ini sudah luar biasa namanya. Mungkin kalau tidak Covid-19 mungkin saja lebih tinggi,” kata Weda Subawa.

Diakui Weda Subawa, angka partisipasi pemilih paling tinggi ada di Kecamatan Selemadeg Timur sebesar 88,58 persen dan paling rendah adalah Kecamatan Baturiti dengan presentasi 72,42 persen.

“Sekali lagi ini baru angka sementara, mudah-mudahan data tidak ada yang salah kutip, nanti resminya di pleno kecamatan akan kelihatan,” jelasnya.

Dengan jumlah partisipasi pemilih capai 81,05 persen maka angka golput bisa disimpulkan 19 persen. Golput ini juga karena banyak faktor, yakni adanya Covid-19 dan ada yang meninggal.

Disisi lain proses tahapan Pilkada Tabanan sekarang KPU masih mempersiapkan Sirekap secara digital di tingkat kecamatan.

Selain itu KPU tengah mengecek kotak suara untuk segera dibawa ke kecamatan. “Kita masing monitoring ke korwil kecamatan untuk memastikan kotak suara aman,” tegasnya.

Setelah itu mulai tanggal 11-13 Desember akan dilakukan proses pleno kecamatan dan barulah pleno di kabupaten yang rencananya

dilaksanakan KPU Tabanan tanggal 16 Desember 2020. “Di pleno kabupaten baru nanti ketahuan hasil secara keseluruhan,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/