29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:30 AM WIB

[Apes] Jabatan Wakil Ketua BK DPRD Jembrana Dicopot

NEGARA–Usai rapat kerja nasional (Rakernas) PDI Perjuangan di Jakarta, banyak kader yang menjabat sebagai anggota dewan asal Bali kehilangan jabatan.

Setelah dua kader PDI Perjuangan di Gianyar dan Bangli disanksi dan kehilangan jabatan.

Kini giliran Adrimin, kader PDIP Jembrana yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Kehormatan DPRD Jembrana mengalami nasib serupa.

Politisi asal Desa Tegalbadeng Barat, Negara ini harus kehilangan jabatannya sebagai wakil ketua BK.

Terkait pencopotan jabatan yang menimpa dirinya, Adrimin yang dikonfirmasi, Kamis (16/1) membenarkan.

Hanya saja soal detail sanksi yang diterimanya, politisi PDI Perjuangan ini meminta agar mengkonfirmasi  sekretaris DPC PDIP NI Made Sri Sutharmi. “Langsung saja ke ibu Sri (Ni Made Sri Sutharmi,” pintanya sembari mengaku sedang melakukan kunjungan kerja di Nusa Tenggara Barat

Sementara, Sekretaris DPC PDIP Jembrana Ni Made Sri Sutharmi membenarkan sanksi partai pada Adrimin. Sanksi terhadap Adrimin pencopotan dari jabatan sebagai wakil ketua BK DPRD Jembrana dan menjadi anggota biasa di BK.

Sedangkan sebagai pengganti Adrimin, yakni Ni Komang Sri Kendel.

“Penggantian untuk menindaklanjuti surat DPD dan instruksi Ibu Ketua Umum kami DPC Partai sudah menindaklanjuti dengan melakukan rapat DPC dengan menunjuk pengganti Pak H Adrimin yaitu Ibu Sri Kendel,” jelasnya.

Menurut politisi asal Mendoyo ini, saat pelaksanaan Rakernas mengikuti dari awal sampai akhir. Bahkan di sosial media ketua DPRD Jembrana tersebut sempat duduk berdampingan dengan Adrimin. “Beliau (Adrimin) hadir dari awal sampai akhir,” terangnya.

Lantas penyebab dicopot dan dinilai tidak disiplin? Usut punya usut, dari hasil klarifikasi ternyata Adrimin sempat keluar ruangan Rakernas untuk ke toilet.

Kebetulan toilet saat itu antre sehingga pergi ke toilet luar gedung Rakernas. Apesnya, saat ke toilet tersebut terjaring sweeping petugas internal partai, sehingga dinilai tidak disiplin.

“Saat itu belau izin ke toilet kebetulan toilet di gedung penuh antre beliau ke toilet di luar gedung dan kena sweeping,” tandasnya.

NEGARA–Usai rapat kerja nasional (Rakernas) PDI Perjuangan di Jakarta, banyak kader yang menjabat sebagai anggota dewan asal Bali kehilangan jabatan.

Setelah dua kader PDI Perjuangan di Gianyar dan Bangli disanksi dan kehilangan jabatan.

Kini giliran Adrimin, kader PDIP Jembrana yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Kehormatan DPRD Jembrana mengalami nasib serupa.

Politisi asal Desa Tegalbadeng Barat, Negara ini harus kehilangan jabatannya sebagai wakil ketua BK.

Terkait pencopotan jabatan yang menimpa dirinya, Adrimin yang dikonfirmasi, Kamis (16/1) membenarkan.

Hanya saja soal detail sanksi yang diterimanya, politisi PDI Perjuangan ini meminta agar mengkonfirmasi  sekretaris DPC PDIP NI Made Sri Sutharmi. “Langsung saja ke ibu Sri (Ni Made Sri Sutharmi,” pintanya sembari mengaku sedang melakukan kunjungan kerja di Nusa Tenggara Barat

Sementara, Sekretaris DPC PDIP Jembrana Ni Made Sri Sutharmi membenarkan sanksi partai pada Adrimin. Sanksi terhadap Adrimin pencopotan dari jabatan sebagai wakil ketua BK DPRD Jembrana dan menjadi anggota biasa di BK.

Sedangkan sebagai pengganti Adrimin, yakni Ni Komang Sri Kendel.

“Penggantian untuk menindaklanjuti surat DPD dan instruksi Ibu Ketua Umum kami DPC Partai sudah menindaklanjuti dengan melakukan rapat DPC dengan menunjuk pengganti Pak H Adrimin yaitu Ibu Sri Kendel,” jelasnya.

Menurut politisi asal Mendoyo ini, saat pelaksanaan Rakernas mengikuti dari awal sampai akhir. Bahkan di sosial media ketua DPRD Jembrana tersebut sempat duduk berdampingan dengan Adrimin. “Beliau (Adrimin) hadir dari awal sampai akhir,” terangnya.

Lantas penyebab dicopot dan dinilai tidak disiplin? Usut punya usut, dari hasil klarifikasi ternyata Adrimin sempat keluar ruangan Rakernas untuk ke toilet.

Kebetulan toilet saat itu antre sehingga pergi ke toilet luar gedung Rakernas. Apesnya, saat ke toilet tersebut terjaring sweeping petugas internal partai, sehingga dinilai tidak disiplin.

“Saat itu belau izin ke toilet kebetulan toilet di gedung penuh antre beliau ke toilet di luar gedung dan kena sweeping,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/