29.6 C
Jakarta
11 Desember 2024, 19:27 PM WIB

Tak Ada Nama Bali, Koster: Menang Mutlak Masak Nggak Dapat Jatah

DENPASAR  –   Beredarnya susunan Kabinet Kerja Jilid II periode 2019-2024 di media sosial khusus group whatsapp mengagetkan banyak pihak.

Dalam susunan tersebut terdapat lambang garuda berwarna emas yang membuat surat itu  sangat meyakinkan  disertai dengan  judul risalah rapat pengangkatan menteri pembantu presiden dalam kabinet kerja jilid II periode 2019-2024.

Yang menjadi pertanyaan, dari nama-nama tersebut tidak ada menteri dari Bali.  Entah dari mana sumbernya, susunan tersebut belum tentu kebenarannya.

Ketua DPD PDIP Perjuangan Bali Wayan Koster usai rapat di Kantor DPRD Bali mengaku tidak yakin dengan   susunan menteri yang beredar saat ini.

Ia mengatakan itu buatan orang yang tidak jelas. Koster meminta masyarakat percaya, dan dipastikan ada orang Bali yang duduk di jajaran menteri Jokowi-Ma’ruf Amin. 

“Ada (orang Bali), menang mutlak masak nggak didapat. Yang kalah saja dapat,” ucap Koster optimis.  Untuk sosoknya siapa, Koster mengakui juga sedang melihat-lihat siapa yang cocok.

Tentunya yang memiliki kompetensi  dan profesional  yang memadai  sebagai anggota dalam kabinet. Koster menyatakan pihaknya tidak dalam posisi mengusulkan, tapi hanya memberikan pertimbangan.

Ia menambahkan dari Bali yang  masuk dalam jajaran pembantu presiden adalah representasi dari partai PDIP, orang partai, afiliasi dengan partai PDIP  dan profesional.

“Iya donk masa yang lain (partai lain). Kan ketua DPD,” tuturnya.  Menurut pejabat asal Sembiran, Buleleng, ini  yang duduk di kursi menteri  nanti tidak harus pariwisata.

Saat ini pihaknya masih melihat-melihat dulu dari para profesional yang ada di pulau Dewata ini untuk mencari yang layak.

Mungkin ada di bidang budaya, pertanian, kesehatan dan  banyak lagi. Karena dia mengakui banyak ahli dari Bali.

“Jangan fokus pariwisata, gitu,” tukasnya. Saat ditanya apakah ada sinyal dari Ketua Umum Megawati? Ia menjawab belum.

Sebab pelantikan presiden dan menterinya masih jauh yakni  tiga bulan mendatang. “Masih lama, masih tiga bulan,” pungkasnya. 

 

 

DENPASAR  –   Beredarnya susunan Kabinet Kerja Jilid II periode 2019-2024 di media sosial khusus group whatsapp mengagetkan banyak pihak.

Dalam susunan tersebut terdapat lambang garuda berwarna emas yang membuat surat itu  sangat meyakinkan  disertai dengan  judul risalah rapat pengangkatan menteri pembantu presiden dalam kabinet kerja jilid II periode 2019-2024.

Yang menjadi pertanyaan, dari nama-nama tersebut tidak ada menteri dari Bali.  Entah dari mana sumbernya, susunan tersebut belum tentu kebenarannya.

Ketua DPD PDIP Perjuangan Bali Wayan Koster usai rapat di Kantor DPRD Bali mengaku tidak yakin dengan   susunan menteri yang beredar saat ini.

Ia mengatakan itu buatan orang yang tidak jelas. Koster meminta masyarakat percaya, dan dipastikan ada orang Bali yang duduk di jajaran menteri Jokowi-Ma’ruf Amin. 

“Ada (orang Bali), menang mutlak masak nggak didapat. Yang kalah saja dapat,” ucap Koster optimis.  Untuk sosoknya siapa, Koster mengakui juga sedang melihat-lihat siapa yang cocok.

Tentunya yang memiliki kompetensi  dan profesional  yang memadai  sebagai anggota dalam kabinet. Koster menyatakan pihaknya tidak dalam posisi mengusulkan, tapi hanya memberikan pertimbangan.

Ia menambahkan dari Bali yang  masuk dalam jajaran pembantu presiden adalah representasi dari partai PDIP, orang partai, afiliasi dengan partai PDIP  dan profesional.

“Iya donk masa yang lain (partai lain). Kan ketua DPD,” tuturnya.  Menurut pejabat asal Sembiran, Buleleng, ini  yang duduk di kursi menteri  nanti tidak harus pariwisata.

Saat ini pihaknya masih melihat-melihat dulu dari para profesional yang ada di pulau Dewata ini untuk mencari yang layak.

Mungkin ada di bidang budaya, pertanian, kesehatan dan  banyak lagi. Karena dia mengakui banyak ahli dari Bali.

“Jangan fokus pariwisata, gitu,” tukasnya. Saat ditanya apakah ada sinyal dari Ketua Umum Megawati? Ia menjawab belum.

Sebab pelantikan presiden dan menterinya masih jauh yakni  tiga bulan mendatang. “Masih lama, masih tiga bulan,” pungkasnya. 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/