25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:08 AM WIB

Usung Kandidat Karena Isi Tas, Mudarta: Faktanya Memang Demikian!

DENPASAR – Ada pernyataan kontroversial yang dilontarkan Ketua Demokrat Bali I Made Mudarta menyambut Pilkada Serentak 2020.

Menurut Mudarta, untuk menang Pilkada, seorang kandidat tidak hanya butuh popularitas dan elektabilitas, tapi juga isi tas.

Tiga parameter ini pula yang jadi panduan Demokrat untuk menentukan kandidat. Khusus untuk Karangasem, Demokrat kemungkinan bakal berkoalisi dengan parpol lain untuk mengusung IGA Mas Sumatri.

Hanya untuk pendamping, masih abu-abu. Apakah tetap dengan Wabup Artha Dipa atau kandidat yang lain.

Demokrat sendiri mengusung I Komang Wirawan sebagai pendamping Mas Sumatri. Yang menarik dipertegas soal pernyataan “isi tas”, Mudarta menyebut dirinya hanya meneruskan apa yang dikatakan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

“Seperti yang disampaikan Menteri Dalam Negeri pemilihan bupati/walikota kalau memang tidak memiliki modal Rp 30 miliar ke atas ya

hanya sebatas jadi calon saja. Apa yang disampaikan Pak Tito, faktanya memang demikian,” bebernya. “Cost politik memang sangat tinggi,” tutupnya. 

DENPASAR – Ada pernyataan kontroversial yang dilontarkan Ketua Demokrat Bali I Made Mudarta menyambut Pilkada Serentak 2020.

Menurut Mudarta, untuk menang Pilkada, seorang kandidat tidak hanya butuh popularitas dan elektabilitas, tapi juga isi tas.

Tiga parameter ini pula yang jadi panduan Demokrat untuk menentukan kandidat. Khusus untuk Karangasem, Demokrat kemungkinan bakal berkoalisi dengan parpol lain untuk mengusung IGA Mas Sumatri.

Hanya untuk pendamping, masih abu-abu. Apakah tetap dengan Wabup Artha Dipa atau kandidat yang lain.

Demokrat sendiri mengusung I Komang Wirawan sebagai pendamping Mas Sumatri. Yang menarik dipertegas soal pernyataan “isi tas”, Mudarta menyebut dirinya hanya meneruskan apa yang dikatakan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

“Seperti yang disampaikan Menteri Dalam Negeri pemilihan bupati/walikota kalau memang tidak memiliki modal Rp 30 miliar ke atas ya

hanya sebatas jadi calon saja. Apa yang disampaikan Pak Tito, faktanya memang demikian,” bebernya. “Cost politik memang sangat tinggi,” tutupnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/