29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:48 AM WIB

Kalau Angkatan Menyamai AG 2018, Banat Bisa Emas di PON Papua

DENPASAR – Salah satu potensi emas di PON XX/2020, Papua untuk Bali berasal dari angkat besi. Di PON nanti, Bali hanya mewakilkan satu lifter.

Dia adalah I Ketut Ariana. Saat Di PON XIX/2016, Jabar, tercatat ada empat lifter yang membela Bali termasuk I Ketut Ariana.

Disamping itu ada sosok Sinta Darmariani yang dalam empat edisi terakhir PON, selalu mendulang emas. Sekarang, Sinta sudah pensiun dan menjadi salah satu pengurus di Pengprov PABBSI Bali.

Asa mendulang emas ada di tangan lifter yang akrab disapa Banat tersebut. Sejauh ini, Ariana masih fokus dalam mengembalikan angkatannya karena baru saja pulih dari cedera robek otot rotator cuff.

Otot ini sendiri terletak di bagian sendi bahu yang menjaga lengan atas tetap kuat di sendi bahu. Dia mengalami cedera tersebut menjelang Asian Games 2018.

Itu sebabnya dia mundur dari Asian Games 2018. Padahal saat itu, dia ditargetkan meraih media perak di kelas -77 kg.

“Tapi saya sudah operasi dan pemulihan empat bulan,” terang Ariana kemarin. Itu sebabnya, lifter asal Jembrana tersebut absen di SEA Games 2019, Filipina.

Setelah hanya berlatih ringan dalam tiga bulan terakhir, bulan ini dia sudah masuk ke tahapan yang lebih berat lagi. Program latihan semakin ditambah.

Untuk sekarang, dia memiliki program latihan enam kali dalam satu minggu untuk mengembalikan angkatannya seperti semula. “Untuk sekarang mulai mencoba untuk menaikkan power lagi,” ujarnya.

Yang dia pikirkan sekarang, bagaimana caranya untuk menyamai angkatan di Asian Games 2018. Saat itu total angkatan Ariana antara 154 kg.

“Kalau bisa seperti itu, mungkin saya bisa meraih emas di PON,” terangnya. Perlu diketahui, saat tes terakhir jelang Asian Games 2018,

Ariana berhasil memecahkan rekor angkatan snatch milik Sandow Nasution yang sudah bertahan selama 10 tahun.

Saat itu Ariana berhasil mengangkat beban sebesar 154 kg atau lebih satu kilogram dari angkatan Sandow.

Untuk clean and jerk, Ariana berharap bisa menembus angkatan seberat 195 kg. Kebetulan, lawan terberatnya di kelas 73 – 81 kg di PON nanti adalah Muhammad Hasbi asal Jawa Barat.

“Hasbi kan angkatannya 130 dan 175 kg. Tapi, saya juga tidak boleh gegabah karena Pra-PON kemarin, semua lifter belum angkatannya belum nge-push banget,” jelasnya.

“Kebetulan bulan-bulan sekarang ini belum bisa melihat kekuatan sebenarnya. Mungkin bulan Juli nanti nanti baru bisa tahu siapa yang menjadi pesaing terberat,” tutupnya. 

DENPASAR – Salah satu potensi emas di PON XX/2020, Papua untuk Bali berasal dari angkat besi. Di PON nanti, Bali hanya mewakilkan satu lifter.

Dia adalah I Ketut Ariana. Saat Di PON XIX/2016, Jabar, tercatat ada empat lifter yang membela Bali termasuk I Ketut Ariana.

Disamping itu ada sosok Sinta Darmariani yang dalam empat edisi terakhir PON, selalu mendulang emas. Sekarang, Sinta sudah pensiun dan menjadi salah satu pengurus di Pengprov PABBSI Bali.

Asa mendulang emas ada di tangan lifter yang akrab disapa Banat tersebut. Sejauh ini, Ariana masih fokus dalam mengembalikan angkatannya karena baru saja pulih dari cedera robek otot rotator cuff.

Otot ini sendiri terletak di bagian sendi bahu yang menjaga lengan atas tetap kuat di sendi bahu. Dia mengalami cedera tersebut menjelang Asian Games 2018.

Itu sebabnya dia mundur dari Asian Games 2018. Padahal saat itu, dia ditargetkan meraih media perak di kelas -77 kg.

“Tapi saya sudah operasi dan pemulihan empat bulan,” terang Ariana kemarin. Itu sebabnya, lifter asal Jembrana tersebut absen di SEA Games 2019, Filipina.

Setelah hanya berlatih ringan dalam tiga bulan terakhir, bulan ini dia sudah masuk ke tahapan yang lebih berat lagi. Program latihan semakin ditambah.

Untuk sekarang, dia memiliki program latihan enam kali dalam satu minggu untuk mengembalikan angkatannya seperti semula. “Untuk sekarang mulai mencoba untuk menaikkan power lagi,” ujarnya.

Yang dia pikirkan sekarang, bagaimana caranya untuk menyamai angkatan di Asian Games 2018. Saat itu total angkatan Ariana antara 154 kg.

“Kalau bisa seperti itu, mungkin saya bisa meraih emas di PON,” terangnya. Perlu diketahui, saat tes terakhir jelang Asian Games 2018,

Ariana berhasil memecahkan rekor angkatan snatch milik Sandow Nasution yang sudah bertahan selama 10 tahun.

Saat itu Ariana berhasil mengangkat beban sebesar 154 kg atau lebih satu kilogram dari angkatan Sandow.

Untuk clean and jerk, Ariana berharap bisa menembus angkatan seberat 195 kg. Kebetulan, lawan terberatnya di kelas 73 – 81 kg di PON nanti adalah Muhammad Hasbi asal Jawa Barat.

“Hasbi kan angkatannya 130 dan 175 kg. Tapi, saya juga tidak boleh gegabah karena Pra-PON kemarin, semua lifter belum angkatannya belum nge-push banget,” jelasnya.

“Kebetulan bulan-bulan sekarang ini belum bisa melihat kekuatan sebenarnya. Mungkin bulan Juli nanti nanti baru bisa tahu siapa yang menjadi pesaing terberat,” tutupnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/