SINGARAJA – Pembatasan sosial tak membuat Made Agus Janardana, seniman lukis wajah plastik berdiam diri di rumah.
Agus – sapaan akrabnya terus berkarya mengajarkan anak-anak jenjang tingkat SD sampai SMA untuk melukis wajah plastik.
Dulu dia harus bertatap muka dengan siswa SD, SMP sampai SMA. Namun, karena pandemic Covid-19, aktivitasnya itu terhenti.
Agar tetap bisa mengajar, pria berusia 29 tersebut membuat berbagai tutorial wajah plastik yang langsung dapat dinikmati melalui channel Youtube wajah plastik.
Wajah plastik ada sebuah acara yang menyuguhkan bagaimana cara mengemas sampah menjadi sebuah lukisan plastik. Mengingat youtube mudah diakses oleh siapapun.
“Kita punya banyak acara dalam wajah plastic, mulai bedah plastik, operasi plastik yang mendaur ulang sampah plastik hingga berbagai acara lainnya yang khusus dapat mengolah sampah plastik,” kata Agus.
Diakui Agus, membuat lukisan wajah sampah plastik sejak tahun 2017 berangkat dari keprihatinan dan kegelisahan dirinya terhadap bank-bank sampah terutama di Bali utara.
Banyak yang tidak menerima sampah plastik. Baik jenis kresek, plastik bungkus permen, ciki-cikian dan plastik jenis lainnya.
“Ide dan inovasi pun muncul, pengen mengangkat derajat sampah ini menjadi karya seni kreatif saat itu,” tutur pria asal Desa Bungkulan, Kubutambahan, Buleleng.
Proses pengerjaaan lukisan wajah plastik membutuhkan tidak begitu lama, tergantung jumlah orang yang menggaraf.
Jika sendiri menggaraf membutuhkan waktu 5 jam rata-rata persatu lukisan wajah plastik. Jika dikerjakan banyak, dan mereka tahu tekniknya, bisa makin cepat waktu penyelesaian lukisan.
Bahan yang digunakan dari lem plastik, gunting, desain wajah dan sampah plastik. Baru proses penguntingan sampah plastik sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
“Lukisan dari wajah plastik bukan berarti harus muka atau wajah seseorang yang dibuat. Tetapi bisa juga karya seni tematik lainnya. Seperti bumi plastik, penari legong. Artinya karya seni memiliki makna-makna tematik,” jelasnya.
Ditengah pandemi covid-19 ini, beberapa undangan untuk mengajar melukis dengan seni sampah plastik tertunda.
“Jadinya saya buatkan saja tutorial-nya melalui chanel Youtube. Biar orang-orang yang pengen buat bisa belajar dari tutorial tanpa harus berkumpul. Apalagi saat ini orang berdiam diri di rumah lebih banyak pegang handphone,” ucapnya.
Disinggung perihal apakah ada rencana juga membuat sebuah karya wajah plastik tentang virus corona, dia mengatakan belum.
Saat ini dia lebih fokus membuat konten dan tutorial di Youtube agar bisa secara langsung para dinikmati oleh masyarakat untuk mendaur sampah plastik.
Selain itu dirinya sedang fokus menabung karya lukisan tematik. Untuk persiapan pamaren tunggal suatu nanti usai wabah corona ini berlalu.
Ada beberapa lukisan tematik wajah sampah plastik yang sedang ia garap seperti rantai sampah, pahlawan sampah, kota sampah, nyampah dan save orangutan.
“Bahkan yang terbaru saya telah membuat lukisan wajah plastik terpenjara pandemi,” pungkasnya.