SINGARAJA – Seniman bondres Made Ngurah Sadika, 54, atau yang lebih dikenal dengan nama Susik, tutup usia. Susik menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 04.30, Selasa (15/5) pagi.
Kabar duka itu disampaikan putra pertama Susik, Gede Arya Darmadi, melalui akun facebooknya, Arya Cimcim.
“Tuhan lebih menyayangimu ayah. Semoga tenang di alam sana ayah. Namamu akan selalu dikenang di masyarakat sebagai pemain topeng ‘Susik Buleleng’ ayah. We love you, my father my hero,” tulisnya.
Kabar itu juga dibenarkan salah seorang tetangga Susik, Ketut Sujana. Menurut Sujana, Susik menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 04.30 Selasa pagi di RSUD Buleleng.
“Memang sudah bolak-balik opname. Terakhir sudah lima hari ini opname. Terakhir sempat cuci darah, lalu disarankan opname di rumah sakit,” kata Sujana.
Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Buleleng, Wayan Sujana juga membenarkan kabar duka tersebut.
“Ya memang benar beliau meninggal. Sekarang disemayamkan di rumahnya di Jalan Kresna Singaraja. Kami turut berduka cita atas meninggalnya seniman Made Ngurah Sadika,” kata Wayan Sujana.
Sekadar diketahui, sejak setahun terakhir Susik memang mengalami sakit. Dia menderita komplikasi, sehingga harus bolak-balik menjalani perawatan di rumah sakit.
Dokter mendiagnosis Susik mengalami diabetes, kencing batu, gagal ginjal, dan jantung. Susik bahkan harus menjalani cuci darah hingga dua kali dalam sepekan.
Sadika sendiri dikenal sebagai seniman topeng bondres. Dia sering membawakan karakter Susik dalam pementasan topeng bondres. Topeng itu memiliki karakter wanita yang centil dan lucu.
Dulunya ia sempat bergabung dalam satu panggung bersama Padepokan Seni Dwi Mekar dan sering naik panggung bersama mendiang Nyoman Durpa.
Belakangan Susik mendirikan sanggar sendiri bernama Susik Bondres. Salah satu banyolan yang paling melekat dengan Susik adalah “Nyanan opake jak meme (nanti dimarahi sama ibu, Red)”.