DENPASAR – Sejauh ini, Bali United Basketball masih menghadapi lawan-lawan yang terbilang masih satu “fekuensi” alias memiliki kekuatan yang hampir sama rata.
Dalam tiga game awal di fase pertama IBL 2021, skuad asuhan Aleksander Stefanovski tersebut berhasil meraih dua kemenangan dan satu kekalahan.
Kekalahan itu terjadi di game pertama saat menghadapi Bima Perkasa Jogja. Kemenangan terakhir, mereka raih saat menghadapi Satya Wacana Salatiga di Robinson Cisarua, Bogor, Minggu malam (14/3) lalu.
Winston Swenjaya dan kolega berhasil unggul jauh 68-83. Hingga game ketiga, Tridatu Warriors mengemas lima poin.
Di posisi pertama ditempati Indonesia patriot dengan empat kemenangan. Di peringkat kedua, Louvre Dewa United memiliki poin sama dengan Bali United.
Menghadapi Satya Wacana, kali ini Yosua yang tampil sebagai man of the match. Pemain yang berposisi sebagai shooting guard tersebut membukukan 15 poin, dua assist, dan, dua rebound.
Sebenarnya apa yang diraih Bali United sekarang, masih dianggap keberuntungan. Mereka masih mendapat lawan yang mudah.
Ponsianus Nyoman Indrawan dkk masih belum menemui lawan-lawan berat seperti Louvre Dewa United, Indonesia Patriots, Prawira Bandung, atau Pelita Jaya.
Masih ada waktu tiga hari untuk berbenah sebelum menghadapi NSH Mountain Gold Timika. Kedua tim musim ini sama-sama baru bergabung di IBL.
Kapten Bali United Basketball Ponsianus Nyoman Indrawan mengakui jika ada sedikit keberuntungan yang menghinggapi timnya. “Beruntung ga beruntung sih sebenarnya. Kami harus banyak belajar,” bebernya.
Pria yang akrab disapa Koming itu menilai masih banyak yang perlu dipelajari Bali United Basketball. Terutama untuk sang arsitek Aleksander Stefanovski.
Sebagai pelatih asing yang baru pertama kalinya berkarier di Indonesia, dia sama sekali buta kekuatan lawan.
Belum lagi banyak rookie yang bermain musim ini. “Coach Aleks sering tanya ke saya atau Rusta (Asisten Pelatih Bali United Basketball) tentang bagaimana lawan si A atau sebagainya.
Kami masih sering kewalahan dan harus belajar lebih banyak. Mau tidak mau kami harus mempelajari game by game,” ungkapnya.
“Seperti di game pertama (kontra Bima Perkasa Jogja), first half bagus, second half kami kaget. Kayak lawan Satya Wacana,
kami masih defense 1 on 1. Mungkin kami kurang sparring juga di Bali ya. Setiap game, kami selalu terbawa tempo musuh,” tutupnya.