26.9 C
Jakarta
25 April 2024, 23:19 PM WIB

Wasit Wayan Ajus Arthana Diciduk Karena Togel, PSSI Bali Turun Tangan

DENPASAR – Kabar bahwa salah seorang wasit nasional asal Bali yang ditangkap pihak kepolisian karena judi togel, sebenarnya sudah terendus sejak pekan lalu.

Namun, pihak kepolisian baru memberikan keterangan pada Kamis kemarin (16/7). Wasit berlisensi C1 Nasional Wayan “Ajus” Arthana ditangkap pihak kepolisian Polrestabes Denpasar, Jumat lalu (10/7) di kawasan Bung Tomo, Denpasar.

Dia ditangkap karena terlibat dalam judi togel daring. Wayan “Ajus” Arthana diduga sudah menjalankan judi togel daring ini sejak empat bulan lalu.

Hingga sekarang, masih belum diketahui apa motifnya melakukan judi togel daring. Apakah karena terlilit masalah ekonomi akibat pagebluk Covid-19 atau memang ada faktor lain.

Bisa saja faktor ekonomi yang menjadi permasalahan utama. Sebab tidak ada aktivitas apapun di dunia olahraga selama masa pagebluk ini.

Otomatis tidak ada pertandingan juga yang dihelat selama pagebluk. Selain pesepak bola, wasit memang menjadi pihak yang paling terdampak.

Kalau pemain profesiobal masih ada gaji bulanan meskipun dipotong, lain halnya dengan wasit. Mereka hanya dibayar saat memimpin pertandingan.

Semua wasit terkena terdampak. Bukan hanya wasit lokal, tetapi juga wasit yang memimpin pertandingan Liga 1 bahkan wasit Indonesia yang berlisensi FIFA sekalipun ikut terdampak.

Wayan “Ajus” Arthana sendiri menjadi langganan saat menjadi hakim garis atau wasit utama di berbagai pertandingan lokal.

Sebut saja Porprov Bali sejak tahun 2013 hingga Liga 3. Tahun lalu, dia juga sempat menjadi hakim garis saat final Liga 3 antara Perseden Denpasar menghadapi Tunas Muda Ubud di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.

Saat itu, Perseden berhasil keluar sebagai kampiun setelah menang melalui drama adu penalti.

Ketua Departemen Sepak Bola Asprov PSSI Bali Naseer Attamimy yang dikonfirmasi kemarin mengaku masih belum mendengar kabar pasti mengenai penangkapan Wayan “Ajus” Arthana.

“Minggu lalu saya sempat tanya ke Polrestabes, tetapi tidak ada informasi mengenai penangkapan beliau. Pak Ketua (I Ketut Suardana) juga sempat hubungi saya mengenai penangkapan wasit yang bersangkutan,” terangnya.

“Saya mungkin bisa berkomentar sebagai pribadi. Bisa saja ada faktor ekonomi dibalik semua itu. Walaupun beliau anggota Asprov PSSI Bali, tapi dengan situasi pandemi ini bisa saja membuat gelap mata orang,” tambahnya.

Lanjut Naseer, Asprov PSSI Bali tentu bisa memberikan dukungan moral terhadap Wayan “Ajus” Arthana. Dalam waktu dekat, Asprov PSSI Bali akan menjenguk Wayan “Ajus” Arthana di tahanan.

“Kami pasti berikan dukungan moral untuk dia. Mungkin Senin kami jenguk karena akhir pekan ini banyak kegiatan keagamaan. Tapi bisa saja saya mendahului untuk menjenguk. Besok atau Sabtu saya bisa menemui beliau,” tutupnya.

Wayan “Ajus” Arthana sendiri menjadi satu dari 14 wasit berlisensi nasional yang bernaung dibawah Asprov PSSI Bali. 

DENPASAR – Kabar bahwa salah seorang wasit nasional asal Bali yang ditangkap pihak kepolisian karena judi togel, sebenarnya sudah terendus sejak pekan lalu.

Namun, pihak kepolisian baru memberikan keterangan pada Kamis kemarin (16/7). Wasit berlisensi C1 Nasional Wayan “Ajus” Arthana ditangkap pihak kepolisian Polrestabes Denpasar, Jumat lalu (10/7) di kawasan Bung Tomo, Denpasar.

Dia ditangkap karena terlibat dalam judi togel daring. Wayan “Ajus” Arthana diduga sudah menjalankan judi togel daring ini sejak empat bulan lalu.

Hingga sekarang, masih belum diketahui apa motifnya melakukan judi togel daring. Apakah karena terlilit masalah ekonomi akibat pagebluk Covid-19 atau memang ada faktor lain.

Bisa saja faktor ekonomi yang menjadi permasalahan utama. Sebab tidak ada aktivitas apapun di dunia olahraga selama masa pagebluk ini.

Otomatis tidak ada pertandingan juga yang dihelat selama pagebluk. Selain pesepak bola, wasit memang menjadi pihak yang paling terdampak.

Kalau pemain profesiobal masih ada gaji bulanan meskipun dipotong, lain halnya dengan wasit. Mereka hanya dibayar saat memimpin pertandingan.

Semua wasit terkena terdampak. Bukan hanya wasit lokal, tetapi juga wasit yang memimpin pertandingan Liga 1 bahkan wasit Indonesia yang berlisensi FIFA sekalipun ikut terdampak.

Wayan “Ajus” Arthana sendiri menjadi langganan saat menjadi hakim garis atau wasit utama di berbagai pertandingan lokal.

Sebut saja Porprov Bali sejak tahun 2013 hingga Liga 3. Tahun lalu, dia juga sempat menjadi hakim garis saat final Liga 3 antara Perseden Denpasar menghadapi Tunas Muda Ubud di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.

Saat itu, Perseden berhasil keluar sebagai kampiun setelah menang melalui drama adu penalti.

Ketua Departemen Sepak Bola Asprov PSSI Bali Naseer Attamimy yang dikonfirmasi kemarin mengaku masih belum mendengar kabar pasti mengenai penangkapan Wayan “Ajus” Arthana.

“Minggu lalu saya sempat tanya ke Polrestabes, tetapi tidak ada informasi mengenai penangkapan beliau. Pak Ketua (I Ketut Suardana) juga sempat hubungi saya mengenai penangkapan wasit yang bersangkutan,” terangnya.

“Saya mungkin bisa berkomentar sebagai pribadi. Bisa saja ada faktor ekonomi dibalik semua itu. Walaupun beliau anggota Asprov PSSI Bali, tapi dengan situasi pandemi ini bisa saja membuat gelap mata orang,” tambahnya.

Lanjut Naseer, Asprov PSSI Bali tentu bisa memberikan dukungan moral terhadap Wayan “Ajus” Arthana. Dalam waktu dekat, Asprov PSSI Bali akan menjenguk Wayan “Ajus” Arthana di tahanan.

“Kami pasti berikan dukungan moral untuk dia. Mungkin Senin kami jenguk karena akhir pekan ini banyak kegiatan keagamaan. Tapi bisa saja saya mendahului untuk menjenguk. Besok atau Sabtu saya bisa menemui beliau,” tutupnya.

Wayan “Ajus” Arthana sendiri menjadi satu dari 14 wasit berlisensi nasional yang bernaung dibawah Asprov PSSI Bali. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/