DENPASAR – Selama ini, komunitas sepakbola Mitra Devata yang dihuni oleh sederet legenda hidup sepakbola Bali seperti Komang Mariawan, Pasek Alit, I Wayan Sukadana, Gangga Mudana,
Ida Bagus Mahayasa, Erik Ibrahim, IGN Bayu Sutha, hingga almarhum I Made Sony Kawiarda rutin menggelar pertandingan termasuk coaching clinic.
Sasarannya tentu pemain-pemain usia muda dan kebetulan hampir semua anggota Mitra Devata sudah memiliki lisensi kepelatihan mulai dari D Nasional hingga AFC B.
Kali ini, Mitra Devata membuat gebrakan baru dengan menggelar Mitra Devata Cup 2019 U-10 dan U-12. MD Cup 2019 sendiri akan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal Jumat hari ini hingga Minggu lusa (21/4) di Stadion Ngurah Rai Denpasar.
Technical meeting (TM) juga sudah dilakukan di Hotel Kepundung, sabtu pekan lalu (13/4) yang diikuti oleh 64 tim peserta yang terbagi lagi menjadi 32 tim U-10 dan 32 tim U-12.
Format pertandingan ada setengah kompetisi dimana masing-masing kategori akan dibagi lagi menjadi delapan grup.
Dari masing-masing kategori akan dibagi menjadi delapan grup dan masing-masing grup diisi oleh empat tim.
Tim-tim lawas dari Pulau Dewata seperti Putra Tresna, SSB Guntur, Pespa Padangsambian, Putra Pegok, Mandala Putra, hingga Putra Perkanthi ikut ambil bagian.
Selain itu, akademi sepakbola milik Bali United, PSG Academy juga ambil bagian di dua kategori.
Ketua Panitia Pelaksana MD Cup 2019 Wayan Sukadana saat konferensi pers di Grasso Kitchen, Denpasar, mengatakan persiapan turnamen sudah mencapai 90 persen.
“Sekarang ini kami hanya perlu untuk membenahi rumput dan penyiraman saja,” ucapnya.
Disisi lain Koordinator Mitra Devata Legend Purwanto Iman Santoso mengungkapkan jika turnamen yang digelar pertama kalinya oleh Mitra Devata ini adalah hasil dari rembug bersama dalam beberapa tahun terakhir.
“Turnamen ini kami gagas juga karena bertepatan dengan ulang tahun Mitra Devata yang keempat tahun ini. Selain itu, turnamen ini juga untuk mengenang kepergian salah satu penggagas dari Mitra Devata, Pak Sony Kawiarda,” ucapnya.
Tetapi ada hal yang lebih spesifik lagi yang dikatakan oleh Purwanto. Bisa menggelar turnamen usia dini yang pertama dan mungkin menjadi
salah satu yang terbesar di Bali bisa memuluskan jalannya untuk bisa membentuk diklat di Bali seperti Diklat Ragunan maupun Diklat salatiga.
Ketika ditanya mengenai apakah juara dari KU-10 dan KU-12 akan diikutsertakan dalam turnamen diluar Bali, Purwanto mengungkapkan bahwa peluang itu ada.
“Kalau untuk sat ini masih belum terpikirkan. Tetapi hal tersebut bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk kami realisasikan,” tutupnya.