BAKTISERAGA – KONI Buleleng mulai pasang ancang-ancang mengurangi jumlah kontingen pada Porprov Bali 2019 yang diselenggarakan di Tabanan.
Opsi pengurangan jumlah atlet, sangat berpeluang dilakukan karena anggaran yang terbatas. Bahkan tak menutup kemungkinan alokasi anggaran bagi KONI Buleleng akan dipangkas tahun depan.
Sinyal pemangkasan anggaran itu sebenarnya sudah terlihat dari Rancangan APBD Buleleng 2019. Dalam rancangan yang disodorkan pemerintah, hampir seluruh SKPD mengalami pemangkasan anggaran.
Rata-rata pemangkasan anggaran mencapai 10 persen. Mengantisipasi pemangkasan anggaran, kemarin (22/10) KONI Buleleng menggelar diskusi bertajuk “Sportivitas Rebut Medali Bukan Melali”.
Diskusi itu diikuti oleh LSM, media, pengurus cabang olahraga, serta pengurus KONI kecamatan.
Ketua KONI Buleleng Nyoman Artha Widnyana mengatakan, diskusi itu sengaja dilakukan dengan harapan Kontingen Buleleng bisa meraih prestasi pada Porprov 2019.
Terutama merebut kembali peringkat ketiga yang sempat diambil alih oleh Gianyar pada Porprov 2017 lalu.
Menurut Artha lewat diskusi itu juga akan dirumuskan tata cara pembagian kuota atlet per cabang olahraga, yang akan berlaga pada Porprov tahun depan.
Pembagian kuota itu dilakukan, guna mengantisipasi pemangkasan dana yang mungkin saja terjadi pada APBD 2019.
“Kalau dana mencukupi, bisa mengirim semua cabang olahraga, ya bersyukur kita. Tapi kalau terbatas, ya ada opsi yang harus diambil.
Opsi mana, ini yang kami coba rumuskan lewat diskusi ini bersama tim Binpres dan Litbang KONI,” kata Artha.
Jika berkaca pada Porprov 2017 lalu, Buleleng memboyong 638 orang atlet. Pada tahun 2019 mendatang, tak menutup kemungkinan jumlah atlet yang diboyong akan makin banyak.
Mengingat jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan juga mengalami penambahan.
“Bila keuangan terbatas, pasti kami akan gunakan format terbaik. Apalagi kami menggunakan dana publik, tentu harus kami pertanggungjawabkan juga pada publik. Caranya bagaimana, ya prestasi,” tegasnya.
Sepanjang diskusi, disepakati empat poin rekomendasi untuk melakukan seleksi. Pertama, KONI akan merujuk perolehan medali pada Porprov 2017 dan Porprov 2015.
Kedua, cabang olahraga harus memiliki program sport science. Ketiga, pelaporan keuangan harus dilakukan tepat waktu. Serta terakhir, cabang olahraga harus melakukan proses pembinaan secara berjenjang.
Untuk diketahui, prestasi KONI Buleleng melorot pada Porprov 2017 lalu. saat itu BUleleng ada di posisi empat dengan perolehan 47 medali emas, 53 medali perak, dan 87 medali perunggu.
Sementara pada Porprov 2015, Buleleng ada di peringkat tiga dengan 49 medlai emas, 59 medali perak, dan 95 medali perunggu. Pada Porprov 2019, Buleleng pun kembali memasang target meraih peringkat ketiga.