29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:18 AM WIB

KONI Bali Pangkas Setengah Kuota di PON Papua, Ini Alasannya…

DENPASAR – KONI Bali mulai berancang-ancang untuk menentukan berapa jumlah atlet yang akan dikirim ke PON XX/2020 di Papua.

Hal ini jelas imbas dari dipangkasnya kuota atlet oleh PB PON Papua. Perbandingannya cukup signifikan dari jumlah atlet dan ofisial untuk 38 cabor dari masing-masing provinsi jika dilihat dari PON XIX/2016 di Jabar.

Saat itu jumlah atlet yang dikirimkan dari seluruh cabor adalah sekitar 16 ribu atlet dan ofisial. Bali sendiri saat itu mengirimkan 361 atlet dan meraih 20 medali emas.

Untuk PON Papua dua tahun mendatang, KONI Bali sudah mulai berancang-ancang untuk membawa 150 atlet saja atau terpangkas lebih dari 50 persen.

Untuk PON Papua sendiri, kuota atlet dari seluruh cabor adalah 7.062. Jumlah itu belum termasuk ofisial yang berjumlah 3.423 orang.

“Sementara keputusan itu yang kami terima. Mungkin ancang-ancangnya kami akan mengirimkan 150 atlet saja,” kata Ketum KONI Bali I Ketut Suwandi saat diwawancarai Rabu kemarin (27/6).

Untuk masalah ini, Suwandi memang ingin agar KONI Bali bisa selektif untuk menentukan siapa atlet dan dari cabor mana yang berpotensi untuk mendulang medali.

“Dengan terbatasnya kuota, maka KONI Bali harus selektif. Selain itu anggarannya juga terbatas sedangkan biaya ke Papua cukup besar

sehingga jumlah atlet dan emas yang diraih tidak jauh perbandingannya dan tidak seperti PON jabar,” terang mantan Ketum KONI Badung ini.

Selektifnya KONI Bali bisa dilihat dari pernyataan Suwandi yang ingin mengirimkan atlet yang benar-benar berpotensi.

“Atlet yang sekadar lolos PON di ajang Pra-PON saja tidak cukup. Bukan hanya rankingnya yang di bawah empat atau lima besar,” ungkapnya.

Lantas bagaimana strategi dari KONI Bali? Suwandi mengatakan akan mengomunikasikan lebih dulu dengan Pengprov masing-masing cabor. “Kami akan mencari solusi yang terbaik dan bagus,” tutur Suwandi. 

DENPASAR – KONI Bali mulai berancang-ancang untuk menentukan berapa jumlah atlet yang akan dikirim ke PON XX/2020 di Papua.

Hal ini jelas imbas dari dipangkasnya kuota atlet oleh PB PON Papua. Perbandingannya cukup signifikan dari jumlah atlet dan ofisial untuk 38 cabor dari masing-masing provinsi jika dilihat dari PON XIX/2016 di Jabar.

Saat itu jumlah atlet yang dikirimkan dari seluruh cabor adalah sekitar 16 ribu atlet dan ofisial. Bali sendiri saat itu mengirimkan 361 atlet dan meraih 20 medali emas.

Untuk PON Papua dua tahun mendatang, KONI Bali sudah mulai berancang-ancang untuk membawa 150 atlet saja atau terpangkas lebih dari 50 persen.

Untuk PON Papua sendiri, kuota atlet dari seluruh cabor adalah 7.062. Jumlah itu belum termasuk ofisial yang berjumlah 3.423 orang.

“Sementara keputusan itu yang kami terima. Mungkin ancang-ancangnya kami akan mengirimkan 150 atlet saja,” kata Ketum KONI Bali I Ketut Suwandi saat diwawancarai Rabu kemarin (27/6).

Untuk masalah ini, Suwandi memang ingin agar KONI Bali bisa selektif untuk menentukan siapa atlet dan dari cabor mana yang berpotensi untuk mendulang medali.

“Dengan terbatasnya kuota, maka KONI Bali harus selektif. Selain itu anggarannya juga terbatas sedangkan biaya ke Papua cukup besar

sehingga jumlah atlet dan emas yang diraih tidak jauh perbandingannya dan tidak seperti PON jabar,” terang mantan Ketum KONI Badung ini.

Selektifnya KONI Bali bisa dilihat dari pernyataan Suwandi yang ingin mengirimkan atlet yang benar-benar berpotensi.

“Atlet yang sekadar lolos PON di ajang Pra-PON saja tidak cukup. Bukan hanya rankingnya yang di bawah empat atau lima besar,” ungkapnya.

Lantas bagaimana strategi dari KONI Bali? Suwandi mengatakan akan mengomunikasikan lebih dulu dengan Pengprov masing-masing cabor. “Kami akan mencari solusi yang terbaik dan bagus,” tutur Suwandi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/