DENPASAR – Hari ini, cabor goal ball akan dipertandingkan di Peparprov Bali VI/2018, Denpasar. Itu artinya goal ball adalah cabor terakhir yang dipertandingkan dari lima cabor di Peparprov Bali 2018.
Hingga berita ini diturunkan, rekap perolehan medali masih berlangsung. Termasuk cabor atletik yang memperebutkan 125 medali emas.
Secara keseluruhan hingga hasil rekapan perolehan medali hingga Kamis malam (27/9), Buleleng justru merajai puncak klasemen sementara perolehan medali dengan 12 emas, empat perak, dan satu perunggu.
Disusul Tabanan dengan 11 emas, tujuh perak, dan tiga perunggu. Di posisi ketiga ada juara bertahan Denpasar dengan raihan tujuh medali emas, sembilan perak, dan lima perunggu.
Tapi, hasil ini masih bisa berubah karena cabor atletik baru selesai mempertandingkan semua nomor di GOR Ngurah Rai, Jumat sore kemarin (28/9).
Yang butuh waktu lama adalah merekap hasil dari pertandingan karena klasifikasi atlet berbeda menurut Ketua National Paralympic Committee (NPC) Bali IGN Sumitha.
Lepas dari perolehan medali sementara Peparov Bali keenam, tahun ini menurut Sumitha ada pemerataan dari masing-masing daerah.
“Ada pemerataan atlet dan prestasi. Ini yang perlu diperhatikan. Saya rasa ini adalah keberhasilan dari pembinaan masing-masing daerah yang sudah bagus.
Termasuk juga dukungan dari pemkot dan pemkab untuk paralympian yang ada di daerah,” terang Sumitha.
Misalnya saja, menurut Sumitha, goal ball sendiri akan diikuti oleh enam daerah yang ada di Bali seperti Buleleng, Denpasar, Tabanan, Gianyar, Klungkung, dan Badung.
Secara garis besar, Sumitha dan jajaran NP Bali lainnya sudah mulai memetakan siapa saja paralympian Bali yang akan memperkuat Bali di Peparnas 2020 Papua.
Dia juga menambahkan, ingin mencoba untuk menyamakan jumlah atlet yang dikirim saat Peparnas 2016 Jabar.
“Sudah ada gambarannya. Nanti kami petakan untuk langsung lakukan Pelatda tahun depan sebelum dikirim ke Papua tahun 2020.
Maunya kami sama jumlah kontingennya yakni 57 atlet dan 30 ofisial. Banyaknya ofisial menurut kami agar bisa mendampingi atlet-atlet difabel lain.
Misalnya tuna rungu wicara kan susah mendampinginya. Harus benar-benar didampingi dengan ketat,” tutur Sumitha.
Lanjut Sumitha, dia mencoba untuk terus melakukan pembinaan berjenjang untuk menjaring atlet potensial dari cabor potensial
seperti angkat berat yang kebetulan tidak dipertandingkan di Peparprov Bali tahun ini serta atletik dan renang.