27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:31 AM WIB

Dikecam Suporter, Comvalius: Saya Pindah untuk Karir Bukan Uang

DENPASAR – Sylvano Comvalius resmi didepak Suphanburi FC di putaran kedua Liga Thailand. Peluang kembali ke Bali United pun cukup besar.  

Namun, banyak suporter yang menolak kehadiran Comvalius. Yang menolak memandang Comvalius sosok yang angkuh.

Rela meninggalkan Bali United begitu saja demi mengejar biaya transfer. Mereka menyebut Comvalius adalah seorang pengkhianat karena menolak mentah-mentah perpanjangan kontrak yang diberikan Bali United.

Selain itu banyak yang beranggapan hubungan Comvalius dengan Stefano Lilipaly kurang harmonis pasca keduanya bersitegang saat menghadapi PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta, Makassar musim lalu.

Belum lagi performanya jauh  menurun dari musim lalu menjadi pertimbangan suporter untuk menolak keras Comvalius untuk kembali berseragam Serdadu Tridatu.

Menurut Sylvano Comvalius kepada Jawa Pos Radar Bali, kepindahan dirinya ke Suphanburi FC bukan semata masalah uang seperti yang diperdebatkan suporter.

Dia mengaku ingin mencari pengalaman yang lebih menantang sebagai seorang pesepakbola profesional.

“Saya membuat keputusan yang terbaik untuk karir saya. Hal ini normal karena semua orang mempunyai ambisi yang besar untuk hidupnya.

Selalu ada yang mengerti dengan keputusan ini dan ada juga yang tidak mengerti apa makna tentang ambisi menjadi lebih baik,” jelasnya.

Itu sebabnya selama 11 tahun berkarier di sepakbola profesional, dirinya sudah 14 kali berganti-ganti tim di sepuluh negara yang berbeda.

Khusus untuk di Suphanburi, dia mengakui bahwa Liga Thailand memiliki atmosfer yang berbeda dan berada di level yang lebih tinggi dari Indonesia.

Tapi, justru inilah yang menjadi bumerang baginya. Dia pun membandingkan dengan beberapa pemain yang sempat mencicipi kerasnya Liga Thailand.

“Liga Thailand tidak memberikan kami kesempatan untuk beradaptasi lebih. Mereka membutuhkan adaptasi yang cepat.

Marclei Santos susah bermain disini. Irfan (Bachdim) juga demikian. Terens Puhiri juga sedang dalam situasi sulit. Inilah sepakbola,” dalihnya.

“Saya juga tahu suporter marah dengan keputusan saya. Tetapi mereka hanya melihat dari luar saja. Keputusan saya untuk pergi dari Bali United bukan hanya sekadar uang.

Ini semua tentang ambisi saya bermain di level yang lebih tinggi sekalipun gaji saya naik 10 kali lipat di Bali United.

Itu bukan masalah uang dan orang-orang hanya membaca judul saja. Orang-orang selalu menghujat keputusan yang saya buat,” belanya. 

DENPASAR – Sylvano Comvalius resmi didepak Suphanburi FC di putaran kedua Liga Thailand. Peluang kembali ke Bali United pun cukup besar.  

Namun, banyak suporter yang menolak kehadiran Comvalius. Yang menolak memandang Comvalius sosok yang angkuh.

Rela meninggalkan Bali United begitu saja demi mengejar biaya transfer. Mereka menyebut Comvalius adalah seorang pengkhianat karena menolak mentah-mentah perpanjangan kontrak yang diberikan Bali United.

Selain itu banyak yang beranggapan hubungan Comvalius dengan Stefano Lilipaly kurang harmonis pasca keduanya bersitegang saat menghadapi PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta, Makassar musim lalu.

Belum lagi performanya jauh  menurun dari musim lalu menjadi pertimbangan suporter untuk menolak keras Comvalius untuk kembali berseragam Serdadu Tridatu.

Menurut Sylvano Comvalius kepada Jawa Pos Radar Bali, kepindahan dirinya ke Suphanburi FC bukan semata masalah uang seperti yang diperdebatkan suporter.

Dia mengaku ingin mencari pengalaman yang lebih menantang sebagai seorang pesepakbola profesional.

“Saya membuat keputusan yang terbaik untuk karir saya. Hal ini normal karena semua orang mempunyai ambisi yang besar untuk hidupnya.

Selalu ada yang mengerti dengan keputusan ini dan ada juga yang tidak mengerti apa makna tentang ambisi menjadi lebih baik,” jelasnya.

Itu sebabnya selama 11 tahun berkarier di sepakbola profesional, dirinya sudah 14 kali berganti-ganti tim di sepuluh negara yang berbeda.

Khusus untuk di Suphanburi, dia mengakui bahwa Liga Thailand memiliki atmosfer yang berbeda dan berada di level yang lebih tinggi dari Indonesia.

Tapi, justru inilah yang menjadi bumerang baginya. Dia pun membandingkan dengan beberapa pemain yang sempat mencicipi kerasnya Liga Thailand.

“Liga Thailand tidak memberikan kami kesempatan untuk beradaptasi lebih. Mereka membutuhkan adaptasi yang cepat.

Marclei Santos susah bermain disini. Irfan (Bachdim) juga demikian. Terens Puhiri juga sedang dalam situasi sulit. Inilah sepakbola,” dalihnya.

“Saya juga tahu suporter marah dengan keputusan saya. Tetapi mereka hanya melihat dari luar saja. Keputusan saya untuk pergi dari Bali United bukan hanya sekadar uang.

Ini semua tentang ambisi saya bermain di level yang lebih tinggi sekalipun gaji saya naik 10 kali lipat di Bali United.

Itu bukan masalah uang dan orang-orang hanya membaca judul saja. Orang-orang selalu menghujat keputusan yang saya buat,” belanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/