31.2 C
Jakarta
13 September 2024, 13:07 PM WIB

Duh, Terlalu Lama Tanpa Kepastian, Kualitas Bali United Terancam

DENPASAR– Tidak ada kepastian lanjutan Liga 1 2022/2023. Masih carut marutnya kompetisi akibat tragedi Kanjuruhan, membuat pusing klub kontestan. Terutama bagi pelatih mereka. Jika latihan saja, sudah pasti akan bosan. Jika uji coba, lawannya sudah pasti levelnya akan di bawah mereka.

Jika tetap berlatih pun, pemasukan klub sangat banyak berkurang karena tidak ada pembagian hak siar atau pendapatan dari penjualan tiket. Momentum dan ritme permainan yang sudah didapatkan klub dalam 11 pekan di Liga 1 2022/2023 juga akan hilang. Terutama bagi klub yang sedang dalam kondisi puncak.

Bagi klub yang masih kurang stabil permainannya, momentum ini bisa dijadikan evaluasi untuk lebih baik lagi kedepannya. Rencananya akhir November Liga 1 2022/2023 kembali digulirkan. Tetapi sudah memasuki penghujung Oktober, belum ada kepastian tersebut.

Sudah hampir satu bulan tragedi tersebut, hingga sekarang belum ada keputusan lanjutan yang dibeberkan pihak kepolisian maupun TGIPF. Sebaliknya berbagai pihak justru saling membantah dan enggan untuk bertanggung jawab.

Situasi pelik inilah yang juga dirasakan oleh Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra. Dia tidak membantah jika sekarang Serdadu Tridatu kehilangan momentum meskipun dalam dua pekan terakhir, mereka selalu tumbang.

Hingga pekan ke-11, Privat Mbarga dkk mengoleksi tujuh kemenangan dan empat kekalahan. Sekarang mereka bertengger di peringkat lima klasemen sementara dengan raihan 21 poin. “Saya pegang tim ini di masa andemi Covid-19, di masa Covid-19 kami kasih latihan, seperti dilihat tim sekarang masih tetap latihan di sini, masa Covid-19 kami hampir dua tahun tidak main sepak bola di Indonesia,” keluhnya.

“Sekarang harus menunggu lagi (akibat tragedi Kanjuruhan). Menurut saya jelek sekali. Tidak ada sepak bola dalam jangka waktu yang lama di Indonesia, membuat pemain atau pelatih semakin susah,” tambah pelatih kelahiran Rio De Janeiro tersebut. (alit binawan/radar bali)

DENPASAR– Tidak ada kepastian lanjutan Liga 1 2022/2023. Masih carut marutnya kompetisi akibat tragedi Kanjuruhan, membuat pusing klub kontestan. Terutama bagi pelatih mereka. Jika latihan saja, sudah pasti akan bosan. Jika uji coba, lawannya sudah pasti levelnya akan di bawah mereka.

Jika tetap berlatih pun, pemasukan klub sangat banyak berkurang karena tidak ada pembagian hak siar atau pendapatan dari penjualan tiket. Momentum dan ritme permainan yang sudah didapatkan klub dalam 11 pekan di Liga 1 2022/2023 juga akan hilang. Terutama bagi klub yang sedang dalam kondisi puncak.

Bagi klub yang masih kurang stabil permainannya, momentum ini bisa dijadikan evaluasi untuk lebih baik lagi kedepannya. Rencananya akhir November Liga 1 2022/2023 kembali digulirkan. Tetapi sudah memasuki penghujung Oktober, belum ada kepastian tersebut.

Sudah hampir satu bulan tragedi tersebut, hingga sekarang belum ada keputusan lanjutan yang dibeberkan pihak kepolisian maupun TGIPF. Sebaliknya berbagai pihak justru saling membantah dan enggan untuk bertanggung jawab.

Situasi pelik inilah yang juga dirasakan oleh Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra. Dia tidak membantah jika sekarang Serdadu Tridatu kehilangan momentum meskipun dalam dua pekan terakhir, mereka selalu tumbang.

Hingga pekan ke-11, Privat Mbarga dkk mengoleksi tujuh kemenangan dan empat kekalahan. Sekarang mereka bertengger di peringkat lima klasemen sementara dengan raihan 21 poin. “Saya pegang tim ini di masa andemi Covid-19, di masa Covid-19 kami kasih latihan, seperti dilihat tim sekarang masih tetap latihan di sini, masa Covid-19 kami hampir dua tahun tidak main sepak bola di Indonesia,” keluhnya.

“Sekarang harus menunggu lagi (akibat tragedi Kanjuruhan). Menurut saya jelek sekali. Tidak ada sepak bola dalam jangka waktu yang lama di Indonesia, membuat pemain atau pelatih semakin susah,” tambah pelatih kelahiran Rio De Janeiro tersebut. (alit binawan/radar bali)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/