RadarBali.com – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XIII tahun 2017 resmi ditutup Sabtu (23/9) sore pukul 16.00.
Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta kembali menjadi undangan utama. Kesempatan itu dia gunakan untuk melancarkan kritik amburadulnya pelaksanaan Porprov di Gianyar.
Salah satunya, Sudikerta mengkritisi pemanfaatan Event Organiser (EO) yang berasal dari luar daerah.
“Selayaknya manfaatkan EO lokal, artis lokal. Supaya daerah juga bisa menikmati even ini. Saya tidak kritisi ini, tapi beri solusi untuk memanfaatkan apa yang ada di Bali,” ujar Sudikerta.
Selain itu, Sudikerta mengkitisi mundurnya dua ketua umum Porprov Bali XIII. Wabup Gianyar, Made Mahayastra lalu digantikan Plt Sekda, Wisnu Wijaya yang belakangan malah mundur juga.
“Saat itu hanya ada panitia pelaksana dan tanpa ketua umum tidak sah secara norma. Saya tidak ingin even ini menjadi temuan di kemudian hari,” tegasnya.
Di akhir sambutannya, Sudikerta menyempatkan diri mengklarifikasi ketika ia tak membacakan sambutan Gubernur saat pembukaan Porprov pada Sabtu lalu (17/9) di Stadion Dipta Gianyar.
“Kemarin (Sabtu lalu) tidak saya bacakan karena di lapangan tidak ada atlet. Saya jelaskan, karena sambutan itu sambutan olahraga jadi yang ada di lapangan seharusnya atlet,” tukasnya.
Selain menyelipkan sambutan bernada kampanye, dipemungkas sambutannya, Sudikerta yang juga Ketua DPD Golkar Bali itu juga memberikan dana masing-masing Rp 1 juta per kontingen.
Dana juga diberikan bagi wasit yang memimpin pertandingan. Jadi, total dana yang dikeluarkan pria yang kampanye dengan sebutan Sudikerta Gubernur Bali (SGB) itu total mencapai Rp 10 juta.
Tidak sampai di sana, Sudikerta memanggil perwakilan atlet dan wasit. Gaya SGB mirip Jokowi, yang bisa menjawab pertanyaannya diberikan hadiah.
SGB memberikan hadiah uang Rp 100 ribu. Usai memberikan sambutan, Sudikerta didekati oleh rombongan pelajar SMKN 1 Klungkung yang minta sumbangan untuk pengungsi gunung Agung.
Orang nomor dua di Bali itu tak segan langsung merogoh kocek dan memberi sumbangan.