DENPASAR – Meski dana seret dan di tengah pandemi, persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua tetap berjalan. Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali mendatangi Komisi IV DPRD Provinsi Bali, Kamis (28/1).
Mereka diterima Anggota Komisi IV, I Wayan Rawan Atmaja. Mereka membahas terkait anggaran yang akan dipergunakan kegiatan PON tahun ini, dan berharap agar pemerintah perhatian kepada para atlet terlebih di tengah pandemi dalam melakukan persiapan maupun latihan.
Total anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PON sebesar Rp 39 miliar digunakan untuk keperluan kontingen Bali pada ajang PON XX/2021 di Papua. Selain itu, jumlah tersebut juga menopang persiapan para atlet, pelatih, bahkan biaya operasional pada kantor KONI.
Meski dengan anggaran yang masih dikatakan kecil dari wilayah lain khususnya Jawa, pihaknya berharap ada perhatian lagi dari pemerintah eksekutif maupun legislatif.
“Anggarannya ada Rp 39 miliar, untuk PON dan seluruh rangkaian kegiatan. Khusus untuk PON kami pergunakan Rp 33 miliar, mulai dari persiapan sampai berangkat atlet. Dengan jumlah 251 atlet dan 66 pelatih. Jika dihitung setiap orang menghabiskan dana Rp 95 juta per atlet,” ungkap Ketua KONI Bali, Ketut Suwandi.
Suwandi mengatakan, kedatangan mereka ke DPRD untuk menjabarkan kegiatan yang akan dilakukan tahun ini dan bagaimana status anggarannya. Mereka bertanggung jawab ikut mensukseskan PON 2021.
Dibandingkan daerah lain khususnya Jawa, menurut Suwandi masih sangat jauh. Sebab yang dia ketahui di daerah Jawa di atas Rp 200 juta pada tahun 2016 lalu per atlet.
“Tapi kami tidak melihat besar kecilnya, sebab kami siap bekerja demi kepentingan Bali di kancah nasional. Sedangkan sisanya ada Rp 6 miliar, kami alokasikan untuk operasional kantor dan juga 48 cabor bagaimana supaya pembinaan biar bisa berjalan,” imbuh Suwandi.
Pihak KONI tetap melakukan pembinaan kepada para atlet dan lebih banyak menggunakan media daring. “Monev (monitoring dan evaluasi) dengan pelaporan yang ada, ada kemajuan dan itu terbukti atas hasil tes fisik,” sambungnya.
Disinggung dengan target dalam PON ini, pihaknya dengan tegas mengatakan pasti ada target. Hanya saja belum maksimal, sebab ia sendiri belum mengetahui posisinya masih di tahap mana. Hal itu disebabkan karena saat ini masih dalam keadaan pandemi, sehingga melihat posisi pun pihaknya masih sangat sulit.
“Target jelas ada, tapi tidak maksimal. Sebab saya tidak tahu posisi dimana, kekuatan bagaimana, lawan pun tidak tahu karena dalam keadaan bencana seperti sekarang. Tapi untuk persiapan atlet kami tetap latihan,” ujarnya.
Terkait jumlah nominal anggaran, Suwandi mengaku tak mempermasalahkan anggaran, tapi bagaimana pemerintah harus melaksanakan apa semestinya dilakukan.
“Harapan kami untuk bisa berjalan dengan baik perlu ada dukungan dari pemerintah. Intinya agar ada efisiensi dan rasionalisasi,” tegasnya.
Sementara anggota Komisi IV DPRD Bali, I Wayan Rawan Atmaja menjelaskan meski di tengah pandemi KONI tidak boleh lengah dalam mempersiapkan diri menjelang pelaksanaan PON. Diharapkan apa yang harusnya bisa lakukan, agar itu dilaksanakan. Supaya tidak ada istilah habis manis sepah dibuang bagi atlet yang akan membawa nama bali ke kancah nasional.
“Komisi IV pasti akan mengawal sesuai peruntukan yang diminta khususnya soal anggaran. Mudah -mudahan di tengah pandemi atlet tidak kendor bukan karena anggarannya tapi perhatian dari pemerintah harus tetap ada. Komisi IV juga akan mengawal ini, kami akan melihat dan turun langsung saat ada pembinaan untuk memotivasi dan supaya ada kepedulian,” tandas Rawan Atmaja.