GIANYAR – Wabah virus corona mulai membawa dampak. Kunjungan turis Tiongkok ke Gianyar terasa di Pura Desa Batuan.
Jumlah turis yang biasanya didominasi Tiongkok mendadak anjlok. Penurunan itu tampak sepekan terakhir.
Bendesa Adat Batuan I Made Djabur, membenarkan penurunan tersebut. “Ya memang turun drastis,” ujar Djabur.
Objek wisata pura berasitektur kuno itu biasanya dikunjungi wisatawan Tiongkok. Jumlah turis Negeri Tirai Bambu itu biasanya rombongan 3-5 bus besar sehari.
Namun, pemandangan bus itu tak tampak sejak sepekan lalu. “Karena memang dari negaranya mereka dilarang untuk bepergian. Jadi, otomatis kunjungan ke sini turun drastis,” tegasnya.
Diungkapkan, penurunan terjadi sekitar 50 persen dari kunjungan biasa. Sehari, kunjungan ke Pura Batuan biasanya tembus 1.000-an turis.
Namun demikian, pihaknya tidak sampai meliburkan pecalang maupun petugas pasang kain. “Semua bertugas seperti biasa, tidak ada yang diliburkan. Hanya saja, donasi masuk menjadi turun,” jelasnya.
Bendesa Made Djabur berharap virus corona bisa segera diatasi. Sehingga kondisi pariwisata di Bali, khususnya kunjungan ke pura Batuan bisa kembali normal.
Salah satu pecalang, I Ketut Ariana mengatakan jam-jam puncak kunjungan terjadi sekitar pukul 11.00-15.00.
Namun dalam sepekan terakhir, jam-jam tersebut tidak terlalu padat. “Biasanya siang sudah ada 3 sampai 5 bus yang parkir. Siang ini sama sekali tidak ada,” ujarnya.
Meski kunjungan Tiongkok anjlok, namun masih ada turis dari negara lain. “Sejak isu virus itu, kunjungan sepi. Karena 80 persen tamu Tiongkok, 20 persen campuran,” pungkasnya.
Pura Batuan ini merupakan pura tua dengan gaya arsitektur Bali yang cukup rumit. Pura ini berada di jalur trek wisata. Dari Batubulan, Celuk, Mas, berakhir di Ubud.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gianyar Pande Mahayana Adityawarman mengatakan, okupansi hotel masih aman.
Itu karena turis yang menginap dominan Eropa. Justru yang merasakan dampak adalah pengusaha restoran.
“Sudah ada beberapa yang info (dari pemilik restoran, red) bahwa sekarang golden week tidak seramai tahun lalu. Jadi cukup signifikan berkurang untuk day trip yang ke Ubud,” jelasnya.
Selama ini, turis Tiongkok yang menginap di Kuta atau Nusa Dua datang ke Ubud saat siang hari.
Di kampung turis itu mereka kerap berbelanja, mengunjungi Puri Ubud, hingga menikmati kuliner.
“Kalau sekarang cukup lengang di kawasan Ubud, karena minim wisatawan Tiongkok yang day trip dari Kuta dan Nusa Dua,” jelasnya.
Manager Rumah Makan Bebek Tepi Sawah (BTS), Iwan, mengaku kunjungan tak terpengaruh wabah Corona.
“Tamu Tiongkok dan Taiwan ke kami kebanyakan FIT atau group midle up-nya, nggak yang group rombongan besar,” jelasnya.
Dia mengaku tamu yang datang ke restoran yang sering dikunjungi presiden Joko Widodo masih aman hingga bulan depan.
“Masih aman-aman saja, kebetulan tamu kami hampir 90 persen lokal Bali dan seluruh indonesia.
Itu dia mungkin jadi belum terasa, karena booking juga sampai Maret masih masuk terus nih lumayan banyak,” pungkasnya.