DENPASAR – Erupsi Gunung Agung disertai lontaran lava dan batu pijar yang menyebabkan hutan lereng gunung terbakar, Senin malam lalu (2/7) hingga Rabu (4/7) hari ini belum mempengaruhi tingkat kunjungan.
Tingkat hunian hotel (okupansi) hingga saat ini masih dalam kondisi normal tanpa ada yang cancel dari para wisatawan yang datang ke Bali.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau yang akrab disapa Cok Ace ini mengungkapkan, pariwisata Bali baru terkena dampak ketika terjadi penutupan bandara.
Selama bandara di Bali beroperasi normal, diyakini tidak memberi pengaruh penurunan kunjungan. “Belum ada dampak,” kata Cok Ace.
Justru pengaruh cancelation terjadi saat bandara Ngurah Rai ditutup sementara pada tanggal 28 Juni lalu.
Saat itu, 15 ribu kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali, 15 persennya membatalkan kunjungan.
Bahkan, berdasar laporan anggota PHRI Bali, tidak ada yang melakukan re-schedule dalam artian membatalkan kunjungan.
“Tapi, ada yang memindahkan jam penerbangan, awalnya jadwal siang, memilih malam,” kata tokoh Puri Ubud yang terpilih sebagai wakil gubernur Bali pada Pilkada tahun ini.
Disinggung okupansi kamar hotel di Kawasan Tulamben, Amed dan beberapa wilayah lainnya di Karangasem, Cok Ace menjelaskan, banyak yang memilih pulang, minimal pindah ke destinasi lain di wilayah Bali.
“Kuncinya ada di bandara,” tutur Cok Ace. Dia mengakui, untuk mitigasi saat ini dibanding November 2017 lalu lebih bagus saat ini.
Terbukti saat terjadi penutupan bandara beberapa waktu lalu, para stakeholder lebih siap dan apik dari segi pelayanan akomodasi dan lainnya.
“SOP sudah ada. Dari laporan wisatawan, mitigasi kemarin mereka mengaku puas,” klaimnya.