RadarBali.com –Keberadaan museum manusia purba Gilimanuk, kini mulai mendapat perhatian. Selain mulai sering berbagai acara di gelar di areal situs purbakala itu, Pemkab Jembrana juga mulai mengembangkannya untuk objek wisata.
Museum Manusia Purba Gilimanuk belakangan ini memang mulai ramai dikunjungi wisatawan. Areal museum yang cukup luas juga sering dimanfaatkan untuk kegiatan kemah maupun acara-acara lain termasuk penelitian dan penggalian.
Terakhir dari hasil ekskavasi yang dilakukan Balai Arkeologi Bali Wilayah Kerja (Wilker) NTB, NTT Januari tahun lalu berhasil menemukan kerangka Manusia Purba Gilimanuk di kedalaman 1, 5 meter.
Kerangka manusia purba itu diyakini berasal dari ras Austronesia dengan campuran ras Mongoloid yang diduga menjadi nenek moyangnya masyarakat asli di Bali.
Dengan mulai dikenalnya museum manusia purba itu, pemkab yang sedang mengembangkan pariwisata di Teluk Gilimanuk juga mulai menata museum tersebut.
Tahun ini Pemkab menyiapkan anggaran Rp 700 juta untuk menambah bangunan yakni gedung audio visual.
“Kita memang akan membangun gedung audio visual di Museum Manusia Purba Gilimanuk. Untuk pembangunannya sudah dimulai,” ujar Kadis Pariwisata dan Budaya Pemkab Jembrana I Nengah Alit.
Menurut Alit, gedung audio visual itu nanti akan dimanfaatkan untuk memutar film yang terkait dengan manusia pra sejarah di Gilimanuk.
Tujuanya selain pengunjung museum bisa melihat langsung 1.033 buah benda arkeologis terdiri dari 140 lebih set rangka Manusia Purba Gilimanuk bersama bekal kuburnya, mereka juga bisa mengetahui bagaimana kehidupan manusia prasejarah di ujung barang pulau Bali itu.
“Kalau dari hasil penelitian Manusia Gilimanuk belum dikategorikan manusia purba. Tapi, manusia prasejarah. Nanti kita juga akan putar film kehidupan manusia prasejarah Gilimanuk,” ungkapnya.