SEMARAPURA – Kecelakaan saat berwisata di objek wisata Devil’s Tears, Nusa Lembongan, Nusa Penida, berulangkali terjadi.
Bukan hanya luka, beberapa wisatawan asing sampai akhirnya meregang nyawa lantaran jatuh dari tebing usai dihantam ombak Devil’s Tears.
Untuk mengurangi potensi wisatawan jatuh, Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung akhirnya memasang pagar pengaman di kawasan tersebut.
Hanya saja karena keterbatasan anggaran, baru sekitar 180 meter tebing yang akan dipasang pagar pengaman.
Dengan pemasangan pagar pengaman ini, Dinas Pariwisata Klungkung berharap wacana moratorium atau penundaan sementara
paket wisata ke Kecamatan Nusa Penida yang dikeluarkan sejumlah perkumpulan pelaku pariwisata beberapa waktu dibatalkan.
Selain mengancam pariwisata Nusa Penida, moratorium itu jadi hal yang tidak masuk akal ketika pemerintah telah membenahi objek wisata Devil’s Tears.
Apakah moratorium paket wisata itu berpengaruh dengan tingkat kunjungan wisatawan? “Untuk kunjungan wisatawan sampai saat ini belum terpengaruh wacana tersebut.
Tapi saya berharap agar wacana seperti itu tidak kembali diembuskan,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Klungkung I Nengah Sukasta.
Sebagai catatan, sesuai kesepakatan dengan warga setempat dan pelaku pariwisata untuk menjaga kenaturalan Devil’s Tears, pagar dibuat dari tali tambang dan ulin kayu.
“Anggarannya sekitar Rp 70 juta. Anggaran tersebut diperoleh dari menggeser anggaran kegiatan lain,” katanya.
Untuk diketahui, dalam satu tahun terakhir ini ada sekitar tujuh orang wisatawan tercatat hilang dan meninggal dunia saat berwisata di Kecamatan Nusa Penida.
Dua peristiwa kecelakaan wisatawan itu terjadi di objek wisata Devil’s Tears. Adapun saat asyik melakukan swafoto di pinggir tebing objek wisata Devil’s Tear,
Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Selasa (7/5), dua wisatawan asal India, Kausal Aditya, 24 dan Agrawal Kshitiz, 31 tiba-tiba dihantam ombak besar.
Dalam peristiwa tersebut, Agrawal berhasil selamat, sementara Aditya tenggelam dan hingga saat ini belum ditemukan.
Kemudian ada wisatawan asal Tiongkok, Li Huiling, 38 meninggal dunia dalam perjalanan menuju Puskesmas Jungutbatu setelah
sebelumnya tenggelam akibat dihempas ombak saat berfoto di objek wisata Tebing Devil’s Tear, Kecamatan Nusa Penida, Sabtu (17/8) lalu.