28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:38 PM WIB

Mandi Sambil Makan di Sungai Jadi Trend, Tukad Bembeng Solusinya

GIANYAR – Objek wisata baru muncul di Sungai/Tukad Bembeng di Banjar Gelulung, Desa/Kecamatan Sukawati. Masyarakat setempat menata sungai itu sehingga pengunjung lokal pun berdatangan.

Ketua Sekaa Teruna Dharma Sentana I Putu Dwipayana mengatakan, progres penataan sungai yang terbengkalai sejak 40 tahun ini sudah masuk tahap finishing.

“Saat ini kami masuk tahap finishing. Artinya, untuk membersihkan kami sudah hampir selesai, tinggal penataan tanaman dan lain-lainnya,” ujar Putu Dwipayana.

Masyarakat menghias sungai dengan ornamen Bali seperti payung dan umbul-umbul aneka warna. Suasana inilah yang kemudian menarik minat masyarakat untuk berkunjung.

Pengunjung yang datang pun banyak dari luar banjar. “Seperti warga Banjar Bedil, Pekuwudan dan Babakan sudah ada pernah merasakan mandi disini. Selain mandi juga ada yang foto-foto,” ujarnya. 

Meski sudah ramai pengunjung, Sekaa Teruna belum menentukan tarif masuk. “Untuk tiket masuk belum, karena saat ini masih penggodokan gimana pengelolaan ke depannya,” jelasnya. 

Kedatangan pengunjung biasanya ramai saat hari Minggu. “Hari Minggu pas cuaca cerah pasti banyak yang berkunjung,” ujarnya.

Namun, oleh karena tempat ini belum dilengkapi warung makan, pengunjung biasanya langsung membawa makanan dari rumah.

“Trend saat ini, saat mandi di Tukad sambil menyantap makanan. Jadi ada yang sampai megibung di tukad,” ujarnya.

Kedepan, pihaknya merencanakan mendirikan warung makan. “Nanti itu sudah pasti akan ada, kami masih pikirkan bagaimana teknisnya,” ujarnya. 

Ide awal penataan sungai berawal dari sekedar mancing dan memanfaatkan waktu selama pandemi.

“Saya sama sejumlah teman sempat juga berkeliling. Ternyata kami sepemikiran, bahwa tempat ini sangat bagus jika ditata. Bahkan potensi untuk jadi rekreasi wisata air,” ungkap mahasiswa semester 3 Jurusan Karawitan ISI Denpasar itu.

Putu Dwipayana bersama anggota Sekaa Teruna pun mengawali melakukan kegiatan bersih-bersih.

“Mulai bulan Oktober lalu, kami bersih-bersih. Semakin dibersihkan, ternyata semakin banyak PR kami. Sampai saya sempat putus asa, karena sedikit yang peduli,” ungkapnya. 

Putu lantas mencari dukungan dengan mengirim foto bersih-bersih ke Grup WA Banjar. “Kirim info ke grup Banjar, sehingga akhirnya mulai banyak yang peduli.

Bahkan, semua rutin turun gotong royong. Hampir setiap hari, pagi-sore kami gotong royong. Kalau hari Minggu lebih banyak yang datang,” bebernya.

Pihaknya berharap tempat itu bisa jadi objek wisata rekreasi baru di Gianyar. Apalagi, lokasi Tukad Bembeng ini berjarak hanya sekitar 500 meter sebelah barat Pasar Seni Sukawati.

“Lokasinya bagus untuk tempat selfie, main air, dan ada beberapa air terjun pendek,” pungkasnya. 

GIANYAR – Objek wisata baru muncul di Sungai/Tukad Bembeng di Banjar Gelulung, Desa/Kecamatan Sukawati. Masyarakat setempat menata sungai itu sehingga pengunjung lokal pun berdatangan.

Ketua Sekaa Teruna Dharma Sentana I Putu Dwipayana mengatakan, progres penataan sungai yang terbengkalai sejak 40 tahun ini sudah masuk tahap finishing.

“Saat ini kami masuk tahap finishing. Artinya, untuk membersihkan kami sudah hampir selesai, tinggal penataan tanaman dan lain-lainnya,” ujar Putu Dwipayana.

Masyarakat menghias sungai dengan ornamen Bali seperti payung dan umbul-umbul aneka warna. Suasana inilah yang kemudian menarik minat masyarakat untuk berkunjung.

Pengunjung yang datang pun banyak dari luar banjar. “Seperti warga Banjar Bedil, Pekuwudan dan Babakan sudah ada pernah merasakan mandi disini. Selain mandi juga ada yang foto-foto,” ujarnya. 

Meski sudah ramai pengunjung, Sekaa Teruna belum menentukan tarif masuk. “Untuk tiket masuk belum, karena saat ini masih penggodokan gimana pengelolaan ke depannya,” jelasnya. 

Kedatangan pengunjung biasanya ramai saat hari Minggu. “Hari Minggu pas cuaca cerah pasti banyak yang berkunjung,” ujarnya.

Namun, oleh karena tempat ini belum dilengkapi warung makan, pengunjung biasanya langsung membawa makanan dari rumah.

“Trend saat ini, saat mandi di Tukad sambil menyantap makanan. Jadi ada yang sampai megibung di tukad,” ujarnya.

Kedepan, pihaknya merencanakan mendirikan warung makan. “Nanti itu sudah pasti akan ada, kami masih pikirkan bagaimana teknisnya,” ujarnya. 

Ide awal penataan sungai berawal dari sekedar mancing dan memanfaatkan waktu selama pandemi.

“Saya sama sejumlah teman sempat juga berkeliling. Ternyata kami sepemikiran, bahwa tempat ini sangat bagus jika ditata. Bahkan potensi untuk jadi rekreasi wisata air,” ungkap mahasiswa semester 3 Jurusan Karawitan ISI Denpasar itu.

Putu Dwipayana bersama anggota Sekaa Teruna pun mengawali melakukan kegiatan bersih-bersih.

“Mulai bulan Oktober lalu, kami bersih-bersih. Semakin dibersihkan, ternyata semakin banyak PR kami. Sampai saya sempat putus asa, karena sedikit yang peduli,” ungkapnya. 

Putu lantas mencari dukungan dengan mengirim foto bersih-bersih ke Grup WA Banjar. “Kirim info ke grup Banjar, sehingga akhirnya mulai banyak yang peduli.

Bahkan, semua rutin turun gotong royong. Hampir setiap hari, pagi-sore kami gotong royong. Kalau hari Minggu lebih banyak yang datang,” bebernya.

Pihaknya berharap tempat itu bisa jadi objek wisata rekreasi baru di Gianyar. Apalagi, lokasi Tukad Bembeng ini berjarak hanya sekitar 500 meter sebelah barat Pasar Seni Sukawati.

“Lokasinya bagus untuk tempat selfie, main air, dan ada beberapa air terjun pendek,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/