31.2 C
Jakarta
13 September 2024, 12:58 PM WIB

Minim Pasokan Listrik, Pelaku Wisata Pilih Tidak Terima Paket Nyepi

SEMERAPURA – Saat industri pariwisata di Bali masih ada yang nekat menawarkan paket Nyepi, tidak demikian dengan di Nusa Penida.

Pelaku pariwisata di Nusa Penida memilih tidak menawarkan paket Nyepi. Hal ini dilakukan lantaran pasokan listrik sejak 2017 lalu abnormal.

Perbekel Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Ketut Gede Arjaya, mengatakan, pelaku pariwisata sebenarnya menolak PLTD Kutampi mati total.

Pasalnya, mereka tidak bisa melayani tamu dengan baik. Dengan padamnya listrik, menurutnya, tidak hanya berpengaruh pada penerangan, namun juga pada pasokan air.

Begitu juga dengan stok sayur, daging dan makanan lainnya yang juga terpengaruh dengan padamnya listrik.

“Tahun 2017 saya memang sempat memohon agar listrik dihidupkan saat Nyepi mengingat perkembangan pariwisata sekarang di Nusa Penida.

Tetapi permohonan saya tidak disetujui. Terutama oleh Majelis Alit Desa Pakraman, yang ternyata sudah membuat keputusan mendahului bahwa keputusannya listrik mati saat Nyepi.

Jadi, sejak tahun 2017 itu, Nusa Lembongan dan Jungut Batu yang paling merasakan dampak dari padamnya listrik saat Nyepi,” katanya.

Dengan pemadaman listrik secara total itu, menurutnya, para pengusaha hotel akhirnya memutuskan tidak menerima pesanan menginap saat hari raya Nyepi mengingat mereka tidak bisa melayani tamunya dengan baik.

Kondisi ini tentunya akan menimbulkan kekecewaan dari tamu yang menginap. “Ada keputusan 27 Januari 2019 bahwa listrik di Nusa Penida mati dan tidak boleh menghidupkan genset (terkecuali rumah sakit, red),” tandasnya.

Ketua PHRI BPC Klungkung I Wayan Kariana membenarkan saat Nyepi para pengusaha penyedia jasa akomodasi tidak menerima pesanan menginap.

Hal itu lantaran pemadaman listrik total membuat pelayanan tidak maksimal. Sehingga dibandingkan membuat tamu yang menginap tidak puas dan kecewa sehingga mereka memutuskan untuk tidak menerima tamu saat Nyepi.

“Tamu yang ingin menginap saat Nyepi banyak. Tetapi kan repot kalau menerima tamu saat Nyepi. Kami harus membawakan air secara manual ke kamar-kamar karena listrik padam,” terang Kariana. 

SEMERAPURA – Saat industri pariwisata di Bali masih ada yang nekat menawarkan paket Nyepi, tidak demikian dengan di Nusa Penida.

Pelaku pariwisata di Nusa Penida memilih tidak menawarkan paket Nyepi. Hal ini dilakukan lantaran pasokan listrik sejak 2017 lalu abnormal.

Perbekel Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Ketut Gede Arjaya, mengatakan, pelaku pariwisata sebenarnya menolak PLTD Kutampi mati total.

Pasalnya, mereka tidak bisa melayani tamu dengan baik. Dengan padamnya listrik, menurutnya, tidak hanya berpengaruh pada penerangan, namun juga pada pasokan air.

Begitu juga dengan stok sayur, daging dan makanan lainnya yang juga terpengaruh dengan padamnya listrik.

“Tahun 2017 saya memang sempat memohon agar listrik dihidupkan saat Nyepi mengingat perkembangan pariwisata sekarang di Nusa Penida.

Tetapi permohonan saya tidak disetujui. Terutama oleh Majelis Alit Desa Pakraman, yang ternyata sudah membuat keputusan mendahului bahwa keputusannya listrik mati saat Nyepi.

Jadi, sejak tahun 2017 itu, Nusa Lembongan dan Jungut Batu yang paling merasakan dampak dari padamnya listrik saat Nyepi,” katanya.

Dengan pemadaman listrik secara total itu, menurutnya, para pengusaha hotel akhirnya memutuskan tidak menerima pesanan menginap saat hari raya Nyepi mengingat mereka tidak bisa melayani tamunya dengan baik.

Kondisi ini tentunya akan menimbulkan kekecewaan dari tamu yang menginap. “Ada keputusan 27 Januari 2019 bahwa listrik di Nusa Penida mati dan tidak boleh menghidupkan genset (terkecuali rumah sakit, red),” tandasnya.

Ketua PHRI BPC Klungkung I Wayan Kariana membenarkan saat Nyepi para pengusaha penyedia jasa akomodasi tidak menerima pesanan menginap.

Hal itu lantaran pemadaman listrik total membuat pelayanan tidak maksimal. Sehingga dibandingkan membuat tamu yang menginap tidak puas dan kecewa sehingga mereka memutuskan untuk tidak menerima tamu saat Nyepi.

“Tamu yang ingin menginap saat Nyepi banyak. Tetapi kan repot kalau menerima tamu saat Nyepi. Kami harus membawakan air secara manual ke kamar-kamar karena listrik padam,” terang Kariana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/