26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:31 AM WIB

Pasca Tutup 10 Tahun, Lawar Antos Ubud Kian Laris Manis saat Pandemi

GIANYAR – Saat banyak usaha kuliner tutup saat pandemi Covid-19, hal berbeda justru dilakukan pemilik usaha nasi lawar Antos.

Sempat tutup sejak 2010 lalu, kuliner nasi lawar babi di Banjar Mas, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar, itu kembali buka sepekan lalu.

Langganan pun kembali berdatangan. Mereka de javu dengan kuliner nasi lawar Antos. Pemilik warung, Made Antos, menyatakan warung itu sebetulnya dirintis sejak 2003 silam.

Warung sudah dikenal oleh masyarakat. Bahkan sudah punya pelanggan tetap. Namun, pada 2010, ada kendala sehingga harus vakum.

“Tahun 2010 harus tutup karena beberapa kendala. Sekarang saya  buka lagi dengan rasa yang sama,” ujar Made Antos.

Menu yang disajikan seperti pedagang lainnya. Terdiri dari nasi, lawar, be genyol, sate, gorengan, urutan daging dan hati hingga rawon.

Hanya dalam proses pembuatannya dilakukan secara trafisional dan adanya racikan bumbu khusus membuat rasa masakannya memiliki ciri khas. 

Cukup dengan merogoh kocek Rp 20 ribu untuk seporsi lengkap. Dengan harga yang bisa dikatakan terjangkau ini, membuat langganan yang dulu kini mulai kembali bisa menikmati olahan lawar.

“Setelah beberapa hari buka sudah mulai ada langganan datang. Semoga perlahan bisa lancar, di saat pandemi ini karena salah satu sebagai pemutar roda perekonomian warga,” jelasnya.

Dia mengenang, awal buka warung diawali jualan di emperan jalan. “Kalau membuat usaha memang harus dilakukan dari bawah.

Kalau tidak ada usaha mungkin tidak akan bisa jalan. Usaha apapun itu, harus ada komitmen dan semangat, gagal ulang lagi, gagal ulang lagi,” pungkasnya. 

GIANYAR – Saat banyak usaha kuliner tutup saat pandemi Covid-19, hal berbeda justru dilakukan pemilik usaha nasi lawar Antos.

Sempat tutup sejak 2010 lalu, kuliner nasi lawar babi di Banjar Mas, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar, itu kembali buka sepekan lalu.

Langganan pun kembali berdatangan. Mereka de javu dengan kuliner nasi lawar Antos. Pemilik warung, Made Antos, menyatakan warung itu sebetulnya dirintis sejak 2003 silam.

Warung sudah dikenal oleh masyarakat. Bahkan sudah punya pelanggan tetap. Namun, pada 2010, ada kendala sehingga harus vakum.

“Tahun 2010 harus tutup karena beberapa kendala. Sekarang saya  buka lagi dengan rasa yang sama,” ujar Made Antos.

Menu yang disajikan seperti pedagang lainnya. Terdiri dari nasi, lawar, be genyol, sate, gorengan, urutan daging dan hati hingga rawon.

Hanya dalam proses pembuatannya dilakukan secara trafisional dan adanya racikan bumbu khusus membuat rasa masakannya memiliki ciri khas. 

Cukup dengan merogoh kocek Rp 20 ribu untuk seporsi lengkap. Dengan harga yang bisa dikatakan terjangkau ini, membuat langganan yang dulu kini mulai kembali bisa menikmati olahan lawar.

“Setelah beberapa hari buka sudah mulai ada langganan datang. Semoga perlahan bisa lancar, di saat pandemi ini karena salah satu sebagai pemutar roda perekonomian warga,” jelasnya.

Dia mengenang, awal buka warung diawali jualan di emperan jalan. “Kalau membuat usaha memang harus dilakukan dari bawah.

Kalau tidak ada usaha mungkin tidak akan bisa jalan. Usaha apapun itu, harus ada komitmen dan semangat, gagal ulang lagi, gagal ulang lagi,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/