GIANYAR – Kisruh All Terrain Vehicle (ATV) di Banjar Silakarang, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, mulai mengerucut.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Gianyar Dewa Gede Putra Amerta mengatakan, pihaknya sudah melakukan mediasi antara warga dengan paguyuban ATV.
Hasil mediasi itu akan disampaikan lagi kepada masyarakat setempat. “Pada prinsipnya para pengelola ATV dengan masyarakat sudah tidak ada masalah.
Semua keinginan masyarakat akan dipenuhi pihak ATV, selanjutnya tim akan menjelaskan,” ujar Amerta. Salah satu poin yang menjadi topik mediasi adalah masalah jalan yang dilintasi ATV di pemukiman warga.
“Itu nanti dibicarakan di masyarakat. Bersama Perhubungan dan kepolisian. Karena itu jalan umum dilintasi ATV,” jelasnya.
Yang jelas, pihak paguyuban ATV bersedia memenuhi permintaan warga. Sementara itu, pengelola Kokat ATV di Singapadu Kaler, Gusti Agung Ngurah Adi Permadi, mengaku siap bersinergi dengan masyarakat setempat.
Termasuk juga memberi kontribusi ke desa. Pihaknya juga memberi perhatian serius untuk keamanan warga sekitar yang dilintasi wisata ATV ini.
“Kadang memang ada mobil atau motor parkir itu kena senggol ATV yang melintas. Kami pengelola pasti langsung datang pemilik kendaraan untuk meminta maaf dan memberikan ganti rugi,” jelasnya.
Agung Adi mengatakan pihaknya pasti akan memberikan ganti rugi 100 persen untuk warga yang terkena senggol ATV saat melintas.
Rata-rata ganti rugi yang diberikan hingga Rp 500 ribu, karena kerusakan memang tidak fatal. Paling maksimum pihaknya pernah memberi ganti rugi Rp 3 juta.
“Jarang sampai fatal ya, misal ada petani menaruh motor di pinggir, nah itu kena senggol ATV yang lewat, langsung kami siapkan ganti rugi,” terangnya.
Dia berharap, sinergi yang selama ini sudah terjadi baik bersama desa melalui Bumdes, dapat berjalan selaras.
Hingga saat ini pihaknya terus berupaya melakukan mediasi berkaitan menjaga hubungan baik dengan lingkungan setempat.
Seperti mediasi terkait jalur ATV yang saat ini berproses di Kesbanglinmas Gianyar, diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan terbaik.
“Misalnya dalam mediasi muncul perubahan-perubahan, sejauh dalam upaya memajukan desa wisata, kenapa tidak. Kami berharap hasil dari sinergi tersebut sebaik mungkin bagi semua pihak,” pungkasnya.