GIANYAR – Hibah pariwisata untuk hotel dan restoran di Gianyar dicairkan Rabu (4/11) lalu. Hibah pariwisata sebesar Rp 135,1 miliar dibagi dua.
70 persen untuk pelaku pariwisata. 30 persen untuk pembangunan. Bagi pelaku usaha, dibagikan dalam dua tahap.
Dana 70 persen bagi pelaku pariwisata sebesar Rp 94 miliar. Bupati Gianyar, Made Mahayastra meyakini Gianyar mampu menyerap dana hibah pariwisata tersebut 90 persen.
“Waktu pengajuan yang diberikan pemerintah pusat untuk mendapatkan dana hibah ini sangat mepet, 3 bulan, karenanya saya memimpin langsung semua prosesnya,
termasuk berinisiatif bagaimana pemanfaatannya, sehingga saya yakin Gianyar bisa menyerap 90 persen dana hibah ini,” ujar Bupati Mahayastra.
Bupati Mahayastra menambahkan, pihaknya mengajukan sebanyak 1.850 hotel dan restoran yang ada di Gianyar untuk menerima hibah.
“Dari daftar yang saya ajukan ke pusat sehingga keluarnya bantuan ini senilai Rp 135 miliar lebih. Jumlah hotel dan restoran lebih dari 1.850 yang kami ajukan,
namun belum tentu semuanya dapat karena dalam verifikasi nanti untuk mendapatkan itu mereka diverifikasi kembali terkait dengan TDUP-nya maupun persyaratan
lainnya seperti perijinan, mereka membayar pajak dalam tahun 2019, dan persyaratan-persyaratan lain yang prinsip,” ujar Bupati Mahayastra.
Menurutnya, dalam proses pengurusan hibah pariwisata yang digelontorkan pemerintah pusat secara nasional ini, Kabupaten Gianyar termasuk yang paling cepat dalam pengurusan proses pencairannya.
“Kalau daerah lain saya lihat mereka melakukan verifikasi dulu, mana yang menunggak mana yang tidak berizin, tidak diajukan. Kalau saya, saya ajukan semua,” ujar Mahayastra.
Bupati Mahayastra mengatakan bahwa para undangan yang hadir sebagai pahlawan pembangunan. Karena dengan pajak yang dibayarkan oleh hotel dan restoran yang ada di Gianyar, maka pembangunan tetap bisa berjalan.
“Bapak Ibu yang membangun Gianyar. Saya selaku bupati kalau tanpa anggaran tidak bisa berbuat apa-apa membangun Gianyar,” ujarnya.
Mahayastra juga berterima kasih karena mereka tidak melakukan pemecatan terhadap para pegawainya di tengah situasi sulit saat ini.
“Saya berharap kepada bapak/ibu penerima hibah agar mempergunakan bantuan yang diberikan sebaik-baiknya untuk dapat tetap beroperasi, utamakan akuntabilitas dalam pengelolaannya,” jelas Mahayastra.
Pemberian hibah pariwisata ini, merupakan bagian dari rencana pemulihan ekonomi nasional yang adalah strategi percepatan dalam membantu pengusaha hotel dan restoran
yang saat ini sedang mengalami gangguan finansial, serta pemerintah kabupaten/kota yang kehilangan PAD dari pajak hotel dan restoran yang diakibatkan dari tidak adanya pergerakan pariwisata.
Wilayah penerima hibah pariwisata harus setidaknya memiliki 15 persen porsi PAD 2019 dari penerimaan pajak hotel dan restoran.
Termasuk dalam 10 destinasi super prioritas, memiliki destinasi branding, dan masuk daftar 100 acara tahunan pariwisata.