28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 18:58 PM WIB

Erupsi Gunung Agung, Banyak Kontrak Musisi Kafe Diputus Tengah Jalan

DENPASAR – Erupsi Gunung Agung membuat lumpuh perekonomian Bali. Dunia pariwisata sangat lesu. Tamu banyak cancel.

Kontan musisi cafe di Bali ikut merasakan dampak tersebut. Pasalnya mereka banyak diliburkan. Bahkan, kontraknya banyak yang diputus.

Meski begitu, mereka tak berkecil hati. Mereka bikin event mandiri di Warung Tresni, Jalan Drupadi, Renon, Denpasar, Jumat (8/12) petang.

Ya, di tengah ketidakpastian Gunung Agung meletus, even ini sejatinya sebagai ruang berbagi atau sharing informasi antar sesama musisi.

Karena mereka hampir kebanyakan yang diliburkan jadwal mainnya. Nah, setting acara ini digelar santai, mengalir begitu saja.

Berlangsung hingga pukul 23.00 dibagi dua session. Musisi The Thenget band diperkuat Putu Indrawan (bas), Onny Toelle (gitar), Kabe (drum), Luis (keyboard) melantunkan sejumlah nomor hits.

Ditimpali jam session para musisi yang hadir, suasana terlihat intim yang mengedepankan rasa kekeluargaan.

Tak ada tendensi apa pun diantara mereka. Ada yang menikmati alunan musik, ada yang ngobrol sembari sharing.

Putu Indrawan penggagas acara menerangkan, intinya acara ini digagas dalam ketidakpastian akan Gunung Agung. Namun, mereka tidak boleh mengeluh.

“Kalau kita mengeluh kayaknya kontra produktif dan juga jangan cengeng. Kami tidak mau menyalahkan siapa pun,” jelas Indrawan di sela-sela acara kemarin.

Nah, situasi yang serba lesu ini ia bersama teman-teman musisi menggagas acara sembari ajang kumpul dan sharing musisi.

“Kami bikin acara ngobrol, sharing atau semacam berbagi info. Karena dalam ketidakpastian ini ada yang bisa kita kerjakan dan tidak nyerah,” terangnya.

Ia menginginkan even semacam ini bisa digelar rutin seminggu sekali. Pasalnya, lewat ruang kreatif semacam ini musisi bisa sharing dan bahkan berbagi ide untuk sebuah kegiatan kreatif.

“Saya tidak ingin seniman cuek, karena seniman itu sejatinya amat peka. Karena siapa pun yang kreatif dan out of the book mereka yang akan bisa survive, ” terangnya.

Begitu juga musisi I Nyoman Gariyasa yang akrab dipanggil Kabe mengakui dampak erupsi Gunung Agung sangat dirasakan.

Terutama musisi cafe di Bali terutama di Sanur, Kuta dan sekitarnya. Jadwal main mereka banyak diputus karena tamu sepi.

“Musisi juga punya keluarga, jadi hal ini sangat dirasakan oleh mereka. Bahkan ada teman mau pulang kampung, karena mereka kesulitan sudah tidak ada kerjaan lagi,” jelasnya.

Imbuhnya, melalui acara ini sejatinya sebagai ajang kumpul musisi ditengah situasi yang serba sepi ini. “Jadi acara ini hanya untuk kumpul musisi saja,” pungkasnya.

DENPASAR – Erupsi Gunung Agung membuat lumpuh perekonomian Bali. Dunia pariwisata sangat lesu. Tamu banyak cancel.

Kontan musisi cafe di Bali ikut merasakan dampak tersebut. Pasalnya mereka banyak diliburkan. Bahkan, kontraknya banyak yang diputus.

Meski begitu, mereka tak berkecil hati. Mereka bikin event mandiri di Warung Tresni, Jalan Drupadi, Renon, Denpasar, Jumat (8/12) petang.

Ya, di tengah ketidakpastian Gunung Agung meletus, even ini sejatinya sebagai ruang berbagi atau sharing informasi antar sesama musisi.

Karena mereka hampir kebanyakan yang diliburkan jadwal mainnya. Nah, setting acara ini digelar santai, mengalir begitu saja.

Berlangsung hingga pukul 23.00 dibagi dua session. Musisi The Thenget band diperkuat Putu Indrawan (bas), Onny Toelle (gitar), Kabe (drum), Luis (keyboard) melantunkan sejumlah nomor hits.

Ditimpali jam session para musisi yang hadir, suasana terlihat intim yang mengedepankan rasa kekeluargaan.

Tak ada tendensi apa pun diantara mereka. Ada yang menikmati alunan musik, ada yang ngobrol sembari sharing.

Putu Indrawan penggagas acara menerangkan, intinya acara ini digagas dalam ketidakpastian akan Gunung Agung. Namun, mereka tidak boleh mengeluh.

“Kalau kita mengeluh kayaknya kontra produktif dan juga jangan cengeng. Kami tidak mau menyalahkan siapa pun,” jelas Indrawan di sela-sela acara kemarin.

Nah, situasi yang serba lesu ini ia bersama teman-teman musisi menggagas acara sembari ajang kumpul dan sharing musisi.

“Kami bikin acara ngobrol, sharing atau semacam berbagi info. Karena dalam ketidakpastian ini ada yang bisa kita kerjakan dan tidak nyerah,” terangnya.

Ia menginginkan even semacam ini bisa digelar rutin seminggu sekali. Pasalnya, lewat ruang kreatif semacam ini musisi bisa sharing dan bahkan berbagi ide untuk sebuah kegiatan kreatif.

“Saya tidak ingin seniman cuek, karena seniman itu sejatinya amat peka. Karena siapa pun yang kreatif dan out of the book mereka yang akan bisa survive, ” terangnya.

Begitu juga musisi I Nyoman Gariyasa yang akrab dipanggil Kabe mengakui dampak erupsi Gunung Agung sangat dirasakan.

Terutama musisi cafe di Bali terutama di Sanur, Kuta dan sekitarnya. Jadwal main mereka banyak diputus karena tamu sepi.

“Musisi juga punya keluarga, jadi hal ini sangat dirasakan oleh mereka. Bahkan ada teman mau pulang kampung, karena mereka kesulitan sudah tidak ada kerjaan lagi,” jelasnya.

Imbuhnya, melalui acara ini sejatinya sebagai ajang kumpul musisi ditengah situasi yang serba sepi ini. “Jadi acara ini hanya untuk kumpul musisi saja,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/