33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:02 PM WIB

Pungut Sampah Plastik, Puluhan Penyelam Bersihkan Terumbu Karang

KALIASEM – Puluhan penyelam di Kabupaten Buleleng melakukan aksi pembersihan sampah bawah laut, Minggu (11/3) pagi.

Mereka melakukan penyelaman di perairan Desa Kaliasem untuk memungut sampah plastik yang mengotori ekosistem bawah laut. Hanya saja dalam aksi pembersihan sampah kemarin, sampah yang ditemukan terbilang sedikit.

Aksi penyelaman itu melibatkan beberapa komponen masyarakat. Diantaranya kelompok nelayan, akademisi, pengusaha wisata tirta, kepolisian, serta TNI.

Mereka melakukan penyelaman selama dua jam dan menyisir ekosistem terumbu karang di sekitar perairan Desa Kaliasem.

Salah seorang penyelam, Gede Iwan Setiabudi mengungkapkan, secara umum kondisi ekosistem bawah laut di perairan Kaliasem cukup bagus.

Tidak ada gangguang yang berarti, kecuali dari aktifitas wisata tirta itu sendiri. Banyak aktifitas snorkeling maupun diving yang dilakukan pemula, justru merusak terumbu karang.

Lantaran mereka menginjak atau menabrak terumbu karang hingga patah. Pria yang juga dosen di Fakultas MIPA Undiksha Singaraja itu juga menyebut, kondisi bawah laut di perairan Desa Kaliasem, pagi kemarin cukup bersih.

“Kami hanya temukan beberapa pieces saja. Makanya tadi sempat ada joke, kalau kita bawa tamu menyelam kok ada banyak sampah. Tapi pas kita bersih-bersih underwater, malah tidak ada sampah,” ujar Iwan.

Biasanya, kata Iwan, volume sampah di perairan Lovina akan meningkat pada sasih kaulu dan kesanga. Bukan hanya sampah, terumbu karang juga biasanya akan tertutupi lumpur.

“Biasanya sampah itu meningkat saat sasih itu. Tapi saat penyelaman hari ini, tidak begitu banyak. Memang agak sulit diprediksi, karena sampah tidak hanya diam pada satu titik saja. Tapi bergerak mengikuti arus,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Buleleng, Nyoman Genep mengapresiasi kegiatan pembersihan yang dilakukan para penyelam itu.

Aksi penyelaman itu diharapkan bisa menjaga pertumbuhan terumbu karang, di perairan Lovina. “Di Lovina memang tidak terlalu tinggi volume sampahnya, karena tidak ada daerah muara.

Tapi berbeda dengan Banyuasri dan Pelabuhan Buleleng, itu pasti banyak sampah. Nah sampah plastik ini berbahaya, karena bisa membungkus terumbu karang sehingga pertumbuhannya terhambat,” demikian Genep.

KALIASEM – Puluhan penyelam di Kabupaten Buleleng melakukan aksi pembersihan sampah bawah laut, Minggu (11/3) pagi.

Mereka melakukan penyelaman di perairan Desa Kaliasem untuk memungut sampah plastik yang mengotori ekosistem bawah laut. Hanya saja dalam aksi pembersihan sampah kemarin, sampah yang ditemukan terbilang sedikit.

Aksi penyelaman itu melibatkan beberapa komponen masyarakat. Diantaranya kelompok nelayan, akademisi, pengusaha wisata tirta, kepolisian, serta TNI.

Mereka melakukan penyelaman selama dua jam dan menyisir ekosistem terumbu karang di sekitar perairan Desa Kaliasem.

Salah seorang penyelam, Gede Iwan Setiabudi mengungkapkan, secara umum kondisi ekosistem bawah laut di perairan Kaliasem cukup bagus.

Tidak ada gangguang yang berarti, kecuali dari aktifitas wisata tirta itu sendiri. Banyak aktifitas snorkeling maupun diving yang dilakukan pemula, justru merusak terumbu karang.

Lantaran mereka menginjak atau menabrak terumbu karang hingga patah. Pria yang juga dosen di Fakultas MIPA Undiksha Singaraja itu juga menyebut, kondisi bawah laut di perairan Desa Kaliasem, pagi kemarin cukup bersih.

“Kami hanya temukan beberapa pieces saja. Makanya tadi sempat ada joke, kalau kita bawa tamu menyelam kok ada banyak sampah. Tapi pas kita bersih-bersih underwater, malah tidak ada sampah,” ujar Iwan.

Biasanya, kata Iwan, volume sampah di perairan Lovina akan meningkat pada sasih kaulu dan kesanga. Bukan hanya sampah, terumbu karang juga biasanya akan tertutupi lumpur.

“Biasanya sampah itu meningkat saat sasih itu. Tapi saat penyelaman hari ini, tidak begitu banyak. Memang agak sulit diprediksi, karena sampah tidak hanya diam pada satu titik saja. Tapi bergerak mengikuti arus,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Buleleng, Nyoman Genep mengapresiasi kegiatan pembersihan yang dilakukan para penyelam itu.

Aksi penyelaman itu diharapkan bisa menjaga pertumbuhan terumbu karang, di perairan Lovina. “Di Lovina memang tidak terlalu tinggi volume sampahnya, karena tidak ada daerah muara.

Tapi berbeda dengan Banyuasri dan Pelabuhan Buleleng, itu pasti banyak sampah. Nah sampah plastik ini berbahaya, karena bisa membungkus terumbu karang sehingga pertumbuhannya terhambat,” demikian Genep.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/