34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:21 PM WIB

Buleleng Recycle Carnaval, Ajang Sulap Sampah Jadi Busana Karnaval

SINGARAJA – Siswa di Kabupaten Buleleng punya cara menarik dalam mendaur ulang sampah plastik. Mereka menyulap sampah menjadi busana yang layak ditampilkan pada ajang karnaval.

Hasil kreasi mereka pun sangat menarik dan mengundang decak kagum warga Kota Singaraja.

Busana karnaval hasil daur ulang sampah itu, ditampilkan pada ajang Buleleng Recycle Carnaval (BRC) 2018 yang dilangsungkan di Taman Kota Singaraja, Senin (11/6) sore.

Mereka berusaha menampilkan hasil kreasi dengan tema “Biota Laut” ke atas panggung. Berbagai jenis sampah mereka daur ulang menjadi busana.

Mulai dari kertas koran, sedotan plastik, minuman gelas kemasan, compact disc, hingga label minuman kemasan diolah sedemikian rupa, hingga berwujud busana fashion.

Warga yang tertarik pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berfoto bersama para model. Maklum momen tersebut hanya muncul setahun sekali dan sangat instagram-able.

Pada ajang BRC 2018, siswa memang dituntut mengkreasikan sampah menjadi busana fashion. Mereka berekspresi menjadikan sampah-sampah yang bisa didaur ulang, menjadi sebuah busana yang layak ditampilkan pada ajang karnaval.

Bukan hanya siswa SMA/SMK saja yang ambil bagian, siswa SD dan SMP juga turut serta. Tak hanya itu anak-anak dari PAUD dan TK juga mengikuti eksebisi.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, BRC 2018 sengaja digelar untuk menanamkan kepedulian anak terhadap lingkungan.

Kegiatan itu juga bagian dari strategi mengedukasi siswa agar lebih sadar terhadap lingkungan.

“Sampah sekalipun, bila dikelola dengan baik, akan melahirkan barang yang bermanfaat dan indah,” kata Suyasa.

Tahun ini pihaknya ingin memastikan bahwa karya fashion yang dilahirkan benar-benar melalui proses daur ulang.

Sebab dari hasil evaluasi karnaval tahun lalu, banyak karya yang dihasilkan dari bahan-bahan baru. Terutama yang berkaitan dengan plastik.

“Tahun ini kami pastikan itu benar-benar dari sampah yang didaur ulang. Karena kita amati dari proses mencari, mengubah jadi bahan pakaian,

sampai akhirnya mereka merancang dan lahir sebuah karya dalam bentuk fashion. Ini benar-benar berasal dari sampah,” tegas Suyasa.

Meski syarat yang ditetapkan cukup berat, karnaval itu mengundang animo peserta. Buktinya ada 42 orang anak dari lembaga PAUD dan TK yang berpartisipasi dalam eksebisi.

Sementara dalam ajang kompetisi, diikuti 15 pasang peserta dari kelompok SD, 23 pasang peserta dari tingkat SMP, dan enam peserta dari tingkat SMA/SMK.

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana pun menyambut positif ajang karnaval tersebut. “Saya melihat sejak kecil, sejak SD, anak-anak sudah punya ide-ide kreatif.

Hasilnya juga sudah bagus. Saya optimistis tahun depan, hasil karya mereka lebih bagus dan lebih kreatif lagi,” kata Agus.

SINGARAJA – Siswa di Kabupaten Buleleng punya cara menarik dalam mendaur ulang sampah plastik. Mereka menyulap sampah menjadi busana yang layak ditampilkan pada ajang karnaval.

Hasil kreasi mereka pun sangat menarik dan mengundang decak kagum warga Kota Singaraja.

Busana karnaval hasil daur ulang sampah itu, ditampilkan pada ajang Buleleng Recycle Carnaval (BRC) 2018 yang dilangsungkan di Taman Kota Singaraja, Senin (11/6) sore.

Mereka berusaha menampilkan hasil kreasi dengan tema “Biota Laut” ke atas panggung. Berbagai jenis sampah mereka daur ulang menjadi busana.

Mulai dari kertas koran, sedotan plastik, minuman gelas kemasan, compact disc, hingga label minuman kemasan diolah sedemikian rupa, hingga berwujud busana fashion.

Warga yang tertarik pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berfoto bersama para model. Maklum momen tersebut hanya muncul setahun sekali dan sangat instagram-able.

Pada ajang BRC 2018, siswa memang dituntut mengkreasikan sampah menjadi busana fashion. Mereka berekspresi menjadikan sampah-sampah yang bisa didaur ulang, menjadi sebuah busana yang layak ditampilkan pada ajang karnaval.

Bukan hanya siswa SMA/SMK saja yang ambil bagian, siswa SD dan SMP juga turut serta. Tak hanya itu anak-anak dari PAUD dan TK juga mengikuti eksebisi.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, BRC 2018 sengaja digelar untuk menanamkan kepedulian anak terhadap lingkungan.

Kegiatan itu juga bagian dari strategi mengedukasi siswa agar lebih sadar terhadap lingkungan.

“Sampah sekalipun, bila dikelola dengan baik, akan melahirkan barang yang bermanfaat dan indah,” kata Suyasa.

Tahun ini pihaknya ingin memastikan bahwa karya fashion yang dilahirkan benar-benar melalui proses daur ulang.

Sebab dari hasil evaluasi karnaval tahun lalu, banyak karya yang dihasilkan dari bahan-bahan baru. Terutama yang berkaitan dengan plastik.

“Tahun ini kami pastikan itu benar-benar dari sampah yang didaur ulang. Karena kita amati dari proses mencari, mengubah jadi bahan pakaian,

sampai akhirnya mereka merancang dan lahir sebuah karya dalam bentuk fashion. Ini benar-benar berasal dari sampah,” tegas Suyasa.

Meski syarat yang ditetapkan cukup berat, karnaval itu mengundang animo peserta. Buktinya ada 42 orang anak dari lembaga PAUD dan TK yang berpartisipasi dalam eksebisi.

Sementara dalam ajang kompetisi, diikuti 15 pasang peserta dari kelompok SD, 23 pasang peserta dari tingkat SMP, dan enam peserta dari tingkat SMA/SMK.

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana pun menyambut positif ajang karnaval tersebut. “Saya melihat sejak kecil, sejak SD, anak-anak sudah punya ide-ide kreatif.

Hasilnya juga sudah bagus. Saya optimistis tahun depan, hasil karya mereka lebih bagus dan lebih kreatif lagi,” kata Agus.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/