32.1 C
Jakarta
18 September 2024, 16:30 PM WIB

Puluhan Pelajar SD Keracunan Nasi Bungkus, Begini Kronologisnya…

TANGGUWISIA – Sedikitnya 83 orang siswa di SDN 3 Pemuteran, terpaksa dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat karena diduga mengalami keracunan.

Puluhan siswa itu diduga keracunan, setelah menyantap nasi bungkus pada acara perpisahan siswa yang diselenggarakan di sekolah setempat, Rabu (13/6) pagi.

Hingga pukul 21.00 Rabu malam, tercatat ada 83 orang siswa yang sempat dilarikan ke Puskesmas Gerokgak I.

Sementara total siswa di sekolah setempat mencapai 184 orang. Dari puluhan siswa itu, beberapa orang di antaranya terpaksa dilarikan ke RS Pratama Tangguwisia, karena kondisinya yang cukup parah.

Peristiwa berawal saat pihak sekolah menyelenggarakan acara perpisahan sekaligus kenaikan kelas bagi siswa setempat.

Acara dilangsungkan di sekolah setempat. Masing-masing siswa lantas mendapat jatah sebungkus nasi. Makanan itu disediakan salah seorang oknum guru di sekolah setempat.

Setiap siswa membayar Rp 10ribu yang dipotong dari uang tabungan siswa. Dari total 184 orang siswa, hanya 173 orang siswa yang menerima nasi bungkus.

Sebanyak 11 orang lainnya tak menerima, karena tak menghadiri acara perpisahan. Tepat pukul 09.00, nasi dibagikan.

Nasi didampingi sejumlah lauk seperti mie goreng, babi, ayam plecing, dan telor rebus. Sejumlah siswa langsung menyantap nasi di tempat.

Ada pula yang membawanya pulang dan baru menyantapnya di rumah bersama keluarga. Saat siswa pulang sekolah pada pukul 11.30, belum terlihat adanya tanda-tanda keracunan.

Beberapa siswa bahkan disebutkan sempat melancong ke rumah temannya, sebelum gejala keracunan muncul.

“Sekitar jam 15.00 siang itu anak saya mulai mual dan muntah. Awalnya saya kira sakit biasa. Begitu saya ajak ke bidan desa, ternyata ada banyak seperti anak saya.

Langsung dibilang keracunan, dan langsung disarankan ke Puskesmas di Gerokgak (Puskesmas Gerokgak I, Red),” kata Kadek Ariastini, salah satu orang tua siswa.

Saking parahnya gejala keracunan, putrinya yang bernama Komang Sukiani, sempat jatuh pingsan.

Siswa kelas V di SDN 3 Pemuteran itu lantas dilarikan ke RS Pratama Tangguwisia untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

Selain siswa, ada pula kerabat siswa yang terkena keracunan. Salah satunya Putu Yasa, 4. Yasa mendapat nasi bungkus dari kakaknya, Komang Dodi. Kebetulan Komang Dodi tak menyantap nasi di sekolah. Nasi bungkus itu baru disantap sekitar pukul 11.00 siang. Belakangan, Putu Yasa mengalami gejala keracunan. Sementara Komang Dodi sehat-sehat saja.

Diduga Putu Yasa mengalami keracunan setelah menyantap mie goreng dalam nasi bungkus. Sedangkan Komang Dodi terlihat sehat, karena tak sampai menyantap mie.

Hingga pukul 21.00 malam, dipastikan ada 15 orang yang dirawat. Sebanyak delapan orang dirawat di RS Pratama Tangguwisia.

Sementara tujuh orang lainnya menjalani rawat inap di Puskesmas Gerokgak I. Sementara 68 orang lainnya hanya menjalani rawat jalan. 

TANGGUWISIA – Sedikitnya 83 orang siswa di SDN 3 Pemuteran, terpaksa dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat karena diduga mengalami keracunan.

Puluhan siswa itu diduga keracunan, setelah menyantap nasi bungkus pada acara perpisahan siswa yang diselenggarakan di sekolah setempat, Rabu (13/6) pagi.

Hingga pukul 21.00 Rabu malam, tercatat ada 83 orang siswa yang sempat dilarikan ke Puskesmas Gerokgak I.

Sementara total siswa di sekolah setempat mencapai 184 orang. Dari puluhan siswa itu, beberapa orang di antaranya terpaksa dilarikan ke RS Pratama Tangguwisia, karena kondisinya yang cukup parah.

Peristiwa berawal saat pihak sekolah menyelenggarakan acara perpisahan sekaligus kenaikan kelas bagi siswa setempat.

Acara dilangsungkan di sekolah setempat. Masing-masing siswa lantas mendapat jatah sebungkus nasi. Makanan itu disediakan salah seorang oknum guru di sekolah setempat.

Setiap siswa membayar Rp 10ribu yang dipotong dari uang tabungan siswa. Dari total 184 orang siswa, hanya 173 orang siswa yang menerima nasi bungkus.

Sebanyak 11 orang lainnya tak menerima, karena tak menghadiri acara perpisahan. Tepat pukul 09.00, nasi dibagikan.

Nasi didampingi sejumlah lauk seperti mie goreng, babi, ayam plecing, dan telor rebus. Sejumlah siswa langsung menyantap nasi di tempat.

Ada pula yang membawanya pulang dan baru menyantapnya di rumah bersama keluarga. Saat siswa pulang sekolah pada pukul 11.30, belum terlihat adanya tanda-tanda keracunan.

Beberapa siswa bahkan disebutkan sempat melancong ke rumah temannya, sebelum gejala keracunan muncul.

“Sekitar jam 15.00 siang itu anak saya mulai mual dan muntah. Awalnya saya kira sakit biasa. Begitu saya ajak ke bidan desa, ternyata ada banyak seperti anak saya.

Langsung dibilang keracunan, dan langsung disarankan ke Puskesmas di Gerokgak (Puskesmas Gerokgak I, Red),” kata Kadek Ariastini, salah satu orang tua siswa.

Saking parahnya gejala keracunan, putrinya yang bernama Komang Sukiani, sempat jatuh pingsan.

Siswa kelas V di SDN 3 Pemuteran itu lantas dilarikan ke RS Pratama Tangguwisia untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

Selain siswa, ada pula kerabat siswa yang terkena keracunan. Salah satunya Putu Yasa, 4. Yasa mendapat nasi bungkus dari kakaknya, Komang Dodi. Kebetulan Komang Dodi tak menyantap nasi di sekolah. Nasi bungkus itu baru disantap sekitar pukul 11.00 siang. Belakangan, Putu Yasa mengalami gejala keracunan. Sementara Komang Dodi sehat-sehat saja.

Diduga Putu Yasa mengalami keracunan setelah menyantap mie goreng dalam nasi bungkus. Sedangkan Komang Dodi terlihat sehat, karena tak sampai menyantap mie.

Hingga pukul 21.00 malam, dipastikan ada 15 orang yang dirawat. Sebanyak delapan orang dirawat di RS Pratama Tangguwisia.

Sementara tujuh orang lainnya menjalani rawat inap di Puskesmas Gerokgak I. Sementara 68 orang lainnya hanya menjalani rawat jalan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/