MANGUPURA – Pulau Bali kerap dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara dengan keindahan alam serta budayanya.
Salah satu yang layak dikembangkan adalah wisata wedding. Pasar wisata wedding di Bali dianggap sangat menjanjikan.
Bahkan, wisata wedding diyakini dapat mendongkrak kunjungan wisatawan ke Bali.
Ketua Tim Percepatan dan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Ravita Datau mengatakan,
saat ini ada 30 ribu event wedding selama setahun di Indonesia. Jumlah itu bisa dioptimalkan untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Bali.
Karena, dalam satu event wedding, akan mendatangkan banyak undangan yang juga akan menginap dan menghabiskan waktunya di lokasi pelaksanaan event.
Hal ini juga bisa berkontribusi untuk memenuhi target kunjungan wisata manca negara sebanyak 20 juta pada tahun 2019.
“Setiap pesta wedding tentu akan mengundang banyak tamu. Ini juga sangat membantu jumlah kunjungan,” bebernya di sela-sela Bali International Wedding Forum 2018 di Pecatu.
Ketua Bali Wedding Association (BWA) Sinly Anfeny menambahkan, untuk di Bali jumlah even wedding terus bertambah.
Berdasar data, dalam sebulan selama peak season bisa mencapai 500 sampai 1000 event wedding untuk tamu Tiongkok saja.
Belum lagi dari negara lain seperti India yang kini juga mulai meningkat. “China masih mendominasi untuk event wedding di Bali pada peak season ada sebanyak 500-1000 event,” jelasnya.
Untuk kedepannya, melalui forum ini, pihaknya berharap dan mengimbau kepada pebisnis Wedding dari Tiongkok untuk bisa bekerjasama dengan Wedding Organizer lokal.
Mereka diharapkan agar mengurangi membawa tenaga kerja dari sana, karena di Bali banyak tenaga profesional dan bekerja dengan bagus.
Anggota BWA saat ini ada sebanyak 76 member, dengan 26 WO. Sedangkan yang bergerak di Tiongkok market hanya ada tiga yang besar.
Tentu hal ini sebagai langkah bagus agar potensi wedding bisa diperhatikan oleh pemerintah. “Saat ini bisnis wedding juga menjadi salah satu faktor pembawa turis ke Indonesia,” pungkasnya.