33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:41 PM WIB

Wagub Cok Ace: Pandemi Covid-19 Ajarkan Kita Benahi Pariwisata Bali

DENPASAR – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang akrab disapa Cok Ace menyatakan selalu ada hikmah di balik setiap musibah.

Seperti halnya pandemic Covid-19 ini, pariwisata Bali memang terpuruk sangat dalam. Namun, Wagub Cok Ace menekankan saatnya berbenah, karena ke depan pariwisata Bali harus mementingkan kualitas di atas kuantitas.

Penekanan itu dilontarkan Wagub Cok Ace dalam acara webinar yang digelar Bali Tourism Board (BTB) kemarin.

Menurut Cok Ace, wisatawan dari negeri Tiongkok tersebut terkenal dengan mass tourism. Mereka bisa datang berbondong-bondong ke Bali.

“Hal ini perlu kita pikirkan, di satu sisi kita harus memberikan kenyamanan bagi mereka, namun juga harus memperhatikan alam Bali agar selalu terjaga dan tidak menjadi korban pariwisata,” ujar Wagub Cok Ace.

Wagub Cok Ace mengakui keberadaan wisatawan asal Tiongkok memberikan pengaruh yang signifikan untuk pariwisata Bali.

“Hingga saat ini wisatawan Tiongkok selalu merajai jumlah kunjungan terbanyak di Bali, jadi kita harus benar-benar menyiapkan. Apa kebutuhan mereka, serta upaya untuk pelestarian lingkungan dan kebudayaan Bali juga,” imbuhnya.

Menurutnya, Bali harus bisa memberikan pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya. “Kita harus bisa membuat pariwisata yang berkualitas untuk mereka, dan kita diberikan waktu oleh pandemi ini untuk membenahi pariwisata kita,” tegasnya.

Guru besar ISI ini juga mengajak pelaku pariwisata untuk terus semangat meningkatkan kualitas pariwisata Bali.

“Pandemi ini jangan mejadikan semangat kita surut dalam menata pariwisata,” paparnya. Lantas, Wagub Cok Ace menceritakan pariwisata Bali tahun 1980.

Saat itu Bali membuka pariwisata untuk wisatawan Jepang. “Saat itu mereka hanya tahu pantai dan Bali Beach saja, namun setelah kita tidak henti sosialisasi, baru mereka tahu tentang budaya, adat dan alam Bali secara keseluruhan,” jelasnya.

Hal itu juga diharapkan terjadi dalam mensosialisasikan pariwisata ke wisatawan Tiongkok. Mereka harus benar-benar bisa mengeksplor Bali secara keseluruhan, agar tidak kalah dengan pariwisata Thailand.

“Wisatawan dari China itu sangat banyak, dan sebagian besar dari mereka butuh pariwisata berkualitas seperti yang ditawarkan oleh Negara tetangga, mari kita berbenah untuk ke sana,” tandasnya. 

DENPASAR – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang akrab disapa Cok Ace menyatakan selalu ada hikmah di balik setiap musibah.

Seperti halnya pandemic Covid-19 ini, pariwisata Bali memang terpuruk sangat dalam. Namun, Wagub Cok Ace menekankan saatnya berbenah, karena ke depan pariwisata Bali harus mementingkan kualitas di atas kuantitas.

Penekanan itu dilontarkan Wagub Cok Ace dalam acara webinar yang digelar Bali Tourism Board (BTB) kemarin.

Menurut Cok Ace, wisatawan dari negeri Tiongkok tersebut terkenal dengan mass tourism. Mereka bisa datang berbondong-bondong ke Bali.

“Hal ini perlu kita pikirkan, di satu sisi kita harus memberikan kenyamanan bagi mereka, namun juga harus memperhatikan alam Bali agar selalu terjaga dan tidak menjadi korban pariwisata,” ujar Wagub Cok Ace.

Wagub Cok Ace mengakui keberadaan wisatawan asal Tiongkok memberikan pengaruh yang signifikan untuk pariwisata Bali.

“Hingga saat ini wisatawan Tiongkok selalu merajai jumlah kunjungan terbanyak di Bali, jadi kita harus benar-benar menyiapkan. Apa kebutuhan mereka, serta upaya untuk pelestarian lingkungan dan kebudayaan Bali juga,” imbuhnya.

Menurutnya, Bali harus bisa memberikan pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya. “Kita harus bisa membuat pariwisata yang berkualitas untuk mereka, dan kita diberikan waktu oleh pandemi ini untuk membenahi pariwisata kita,” tegasnya.

Guru besar ISI ini juga mengajak pelaku pariwisata untuk terus semangat meningkatkan kualitas pariwisata Bali.

“Pandemi ini jangan mejadikan semangat kita surut dalam menata pariwisata,” paparnya. Lantas, Wagub Cok Ace menceritakan pariwisata Bali tahun 1980.

Saat itu Bali membuka pariwisata untuk wisatawan Jepang. “Saat itu mereka hanya tahu pantai dan Bali Beach saja, namun setelah kita tidak henti sosialisasi, baru mereka tahu tentang budaya, adat dan alam Bali secara keseluruhan,” jelasnya.

Hal itu juga diharapkan terjadi dalam mensosialisasikan pariwisata ke wisatawan Tiongkok. Mereka harus benar-benar bisa mengeksplor Bali secara keseluruhan, agar tidak kalah dengan pariwisata Thailand.

“Wisatawan dari China itu sangat banyak, dan sebagian besar dari mereka butuh pariwisata berkualitas seperti yang ditawarkan oleh Negara tetangga, mari kita berbenah untuk ke sana,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/