34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:53 PM WIB

Libur Imlek, Wisman Tiongkok ke Bali Turun 7 Persen

MANGUPURA – Libur Imlek biasanya dimanfaatkan wisatawan Tiongkok berlibur ke sejumlah negara. Termasuk ke Bali.

Meski belum pulih 100 persen, lalulintas penerbangan dari dan menuju Tiongkok melalui Bandara Ngurah Rai kembali terlihat.

Humas Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim mengatakan, ada 53 penerbangan per hari dari dan yang menuju ke Tiongkok selama libur Imlek.

“Tapi, itu gabungan penerbangan reguler dan charter flight,” ujar Arie kemarin. Untuk charter flight dilayani Sriwijaya Air, Citilink dan Lion Air.

Sedangkan untuk penerbangan regular di antaranya ada China Eastern, China Southern, China Airlines, Garuda, dan Eva Air. 

“Untuk maskapai yang melayani charter flight itu tidak beroperasi jika tidak ada permintaan penumpang. Jadi kalau ada baru berangkat,” terangnya.

 Dihitung secara global, baik kedatangan maupun keberangkatan penumpang mengalami penurunan sekitar 7 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Semula Januari tahun 2017 itu sekitar 115 ribu per bulan. Sekarang saya perkirakan turun menjadi 107 ribuan rata-rata per bulan,” ungkapnya.

Menurutnya, kondisi ini terjadi karena operasional charter flight masih belum normal. Tahun lalu, load factor hampir 90 persen penerbangan Tiongkok.

Tapi, saat ini masih di angka 60 sampai 70 persen. “Kalau bilang normal, iya normal penerbangan, tetapi angka untuk harian atau perbandingan per bulan, dibanding tahun lalu masih cenderung turun,” jelas Arie.

Efek erupsi Gunung Agung masih memberi pengaruh paling besar mereka menunda penerbangan ke Bali.

MANGUPURA – Libur Imlek biasanya dimanfaatkan wisatawan Tiongkok berlibur ke sejumlah negara. Termasuk ke Bali.

Meski belum pulih 100 persen, lalulintas penerbangan dari dan menuju Tiongkok melalui Bandara Ngurah Rai kembali terlihat.

Humas Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim mengatakan, ada 53 penerbangan per hari dari dan yang menuju ke Tiongkok selama libur Imlek.

“Tapi, itu gabungan penerbangan reguler dan charter flight,” ujar Arie kemarin. Untuk charter flight dilayani Sriwijaya Air, Citilink dan Lion Air.

Sedangkan untuk penerbangan regular di antaranya ada China Eastern, China Southern, China Airlines, Garuda, dan Eva Air. 

“Untuk maskapai yang melayani charter flight itu tidak beroperasi jika tidak ada permintaan penumpang. Jadi kalau ada baru berangkat,” terangnya.

 Dihitung secara global, baik kedatangan maupun keberangkatan penumpang mengalami penurunan sekitar 7 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Semula Januari tahun 2017 itu sekitar 115 ribu per bulan. Sekarang saya perkirakan turun menjadi 107 ribuan rata-rata per bulan,” ungkapnya.

Menurutnya, kondisi ini terjadi karena operasional charter flight masih belum normal. Tahun lalu, load factor hampir 90 persen penerbangan Tiongkok.

Tapi, saat ini masih di angka 60 sampai 70 persen. “Kalau bilang normal, iya normal penerbangan, tetapi angka untuk harian atau perbandingan per bulan, dibanding tahun lalu masih cenderung turun,” jelas Arie.

Efek erupsi Gunung Agung masih memberi pengaruh paling besar mereka menunda penerbangan ke Bali.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/