29.2 C
Jakarta
1 September 2024, 23:36 PM WIB

Pariwisata Buleleng Menggeliat, Air Panas Sumbang Retribusi Terbesar

BANJAR  – Objek wisata air panas Banjar masih menjadi primadona di Kabupaten Buleleng. Objek wisata ini bahkan menyumbangkan retribusi terbesar dibandingkan objek wisata lain di Buleleng.

Sepanjang tahun 2019 lalu, retribusi dari objek wisata ini mencapai Rp 1,98 miliar. Jauh di atas target perolehan yang hanya dipatok sebesar Rp 1,16 miliar per tahun.

Objek wisata ini memang menjadi salah satu rujukan wisatawan di Buleleng. Maklum saja, objek wisata ini sudah ada dan dikenal wisatawan sejak tahun 1984 silam.

Puluhan ribu wisatawan pun telah mendatangi objek wisata ini. Pantauan Jawa Pos Radar Bali, kunjungan wisatawan ke objek wisata ini terdiri dari gelombang. 

Biasanya pada pagi hingga siang hari, kebanyakan wisatawan domestik yang mengunjungi objek wisata ini. Sementara dari siang hingga sore hari, kebanyakan wisatawan mancanegara.

Salah seorang wisatawan mancanegara yang ditemui Jawa Pos Radar Bali, Alessandra mengaku dirinya baru pertama kali berkunjung ke Bali. 

Ia berencana berlibur selama dua pekan di Bali. Sepekan sebelumnya ia sudah sempat berkeliling di wilayah Bali Selatan. 

“Saya juga mendapat rekomendasi mendatangi tempat ini dan berlibur di sini. Saya berencana menghabiskan waktu liburan saya di sini (Bali Utara, Red),” ujar wisatawan yang mengaku berasal dari Spanyol itu.

Manajer Objek Wisata Air Panas Banjar, Ida Made Tamu mengatakan, kunjungan wisatawan ke objek wisata tersebut memang cukup stabil. 

Biasanya dalam sehari kunjungan wisatawan mencapai 200 orang. Sementara pada high season, kunjungan bisa mencapai 1000 orang wisatawan per hari. 

Biasanya kondisi ramai terjadi pada bulan Juni hingga Agustus. “Kebanyakan memang turis mancanegara. Kalau lokal, kebanyakan di hari libur atau di akhir minggu,” kata Tamu.

Dengan tingkat kunjungan cukup tinggi, manajemen objek wisata berencana melakukan ekspansi wisata. 

“Rencananya kami juga akan mengembangkan wisata selfie. Tinggal menunggu rapat yayasan saja. Kalau pengembangan kolam belum ada. Kapasitas masih mencukupi,” tegasnya.

Di sisi lain Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna, mengakui objek wisata Air Panas Banjar menjadi penyumbang utama pundi-pundi retribusi pendapatan dari sektor pariwisata. 

Sutrisna menyebut pendapatan itu belum termasuk dari pajak restoran dan pajak parkir.

“Khusus retribusi pariwisata, itu dikelola dengan mekanisme bagi hasil. Nantinya setelah audit, sebanyak 75 persen itu akan dikembalikan ke pengelola. Sedangkan 25 persen itu masuk ke kas daerah,” kata Sutrisna.

Sekadar diketahui, objek wisata penyumbang retribusi terbesar di Buleleng merupakan air panas banjar. 

Objek wisata ini menyumbangkan retribusi sebesar Rp 1,98 miliar, lebih tinggi 171 persen dari target. 

Selanjutnya ada Air Terjun Sekumpul yang menyumbangkan Rp 1,02 miliar, dan Air Terjun Melanting dengan kontribusi Rp 841 juta.

BANJAR  – Objek wisata air panas Banjar masih menjadi primadona di Kabupaten Buleleng. Objek wisata ini bahkan menyumbangkan retribusi terbesar dibandingkan objek wisata lain di Buleleng.

Sepanjang tahun 2019 lalu, retribusi dari objek wisata ini mencapai Rp 1,98 miliar. Jauh di atas target perolehan yang hanya dipatok sebesar Rp 1,16 miliar per tahun.

Objek wisata ini memang menjadi salah satu rujukan wisatawan di Buleleng. Maklum saja, objek wisata ini sudah ada dan dikenal wisatawan sejak tahun 1984 silam.

Puluhan ribu wisatawan pun telah mendatangi objek wisata ini. Pantauan Jawa Pos Radar Bali, kunjungan wisatawan ke objek wisata ini terdiri dari gelombang. 

Biasanya pada pagi hingga siang hari, kebanyakan wisatawan domestik yang mengunjungi objek wisata ini. Sementara dari siang hingga sore hari, kebanyakan wisatawan mancanegara.

Salah seorang wisatawan mancanegara yang ditemui Jawa Pos Radar Bali, Alessandra mengaku dirinya baru pertama kali berkunjung ke Bali. 

Ia berencana berlibur selama dua pekan di Bali. Sepekan sebelumnya ia sudah sempat berkeliling di wilayah Bali Selatan. 

“Saya juga mendapat rekomendasi mendatangi tempat ini dan berlibur di sini. Saya berencana menghabiskan waktu liburan saya di sini (Bali Utara, Red),” ujar wisatawan yang mengaku berasal dari Spanyol itu.

Manajer Objek Wisata Air Panas Banjar, Ida Made Tamu mengatakan, kunjungan wisatawan ke objek wisata tersebut memang cukup stabil. 

Biasanya dalam sehari kunjungan wisatawan mencapai 200 orang. Sementara pada high season, kunjungan bisa mencapai 1000 orang wisatawan per hari. 

Biasanya kondisi ramai terjadi pada bulan Juni hingga Agustus. “Kebanyakan memang turis mancanegara. Kalau lokal, kebanyakan di hari libur atau di akhir minggu,” kata Tamu.

Dengan tingkat kunjungan cukup tinggi, manajemen objek wisata berencana melakukan ekspansi wisata. 

“Rencananya kami juga akan mengembangkan wisata selfie. Tinggal menunggu rapat yayasan saja. Kalau pengembangan kolam belum ada. Kapasitas masih mencukupi,” tegasnya.

Di sisi lain Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna, mengakui objek wisata Air Panas Banjar menjadi penyumbang utama pundi-pundi retribusi pendapatan dari sektor pariwisata. 

Sutrisna menyebut pendapatan itu belum termasuk dari pajak restoran dan pajak parkir.

“Khusus retribusi pariwisata, itu dikelola dengan mekanisme bagi hasil. Nantinya setelah audit, sebanyak 75 persen itu akan dikembalikan ke pengelola. Sedangkan 25 persen itu masuk ke kas daerah,” kata Sutrisna.

Sekadar diketahui, objek wisata penyumbang retribusi terbesar di Buleleng merupakan air panas banjar. 

Objek wisata ini menyumbangkan retribusi sebesar Rp 1,98 miliar, lebih tinggi 171 persen dari target. 

Selanjutnya ada Air Terjun Sekumpul yang menyumbangkan Rp 1,02 miliar, dan Air Terjun Melanting dengan kontribusi Rp 841 juta.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/