32.2 C
Jakarta
11 Desember 2024, 16:36 PM WIB

Pariwisata Bali Terpuruk, Objek Wisata Tanah Lot Andalkan Turis Lokal

TABANAN – Pagebluk covid-19 membuat Bali kelimpungan. Bali yang mengandalkan pariwisata mengalami masa sulit hingga saat ini.

Tak banyak yang bisa dilakukan mereka yang menggantungkan hidup dari pariwisata. Belum lagi Gubernur Bali Wayan Koster mengungkap, setidaknya 75 ribu karyawan dirumahkan hingga berujung PHK. 

Sejumlah tempat wisata di Bali tiarap. Namun, sejak dibukanya tatanan era baru pada Juli lalu, pariwisata di Bali mulai menunjukan geliatnya.

Namun, pariwisata Bali sementara hanya bisa mengandalkan wisatawan domestik saja. Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot salah satunya yang mulai mengalami peningkatan kunjungan.

Menjadi salah satu DTW yang cukup favorit, Tanah Lot yang menjadi andalan Kabupaten Tabanan telah menerima kunjungan rata-rata per hari mencapai 600 orang.

“Kunjungan masih didominasi wisatawan domestik. Untuk yang mancanegara itu merupakan wisatawan yang sebelumnya telah berada di Bali,” tutur Manager DTW Tanah Lot I Ketut Toya Adnyana.

Diakui Toya, akibat covid-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 menjadi masa sulit bagi DTW Tanah Lot. Dia menceritakan, penurunan kunjungan wisatawan di Tanah Lot terjadi sejak bulan Maret.

 Kondisi ini dipersulit dengan adanya surat edaran dari Pemkab Tabanan untuk menutup secara total operasional Tanah Lot pada 22 Maret lalu sebagai langkah antisipasi penyebaran covid-19.

“Sejumlah DTW diminta tutup,” kata Toya. Kunjungan wisatawan ke Tanah Lot pada awal tahun 2020 tepatnya periode Januari mencapai 244.374 orang, Februari turun jadi 148.587 orang, dan di bulan Maret hanya 76.810 wisatawan.

“Kunjungan rata-rata per hari dalam waktu normal bisa menyentuh angka 12 ribu. Tapi, periode Januari sampai Maret hanya enam ribu

kunjungan setiap hari. Sementara sejak dibuka pada Juli hingga saat ini rata-rata kunjungan 600 orang saja,” tuturnya.

Puncak kunjungan terbanyak yang diterima Tanah Lot terjadi saat memasuki pergantian tahun. Pada tanggal 1 Januari 2020 itu, dalam satu hari membukukan kunjungan hingga 25 ribu orang.

Kunjungan terbanyak, masih didominasi wisatawan Tiongkok dan disusul Australia. “Untuk persentase 55 persen wisatawan domestik dan 45 wisatawan mancanegara,” urainya.

Sejak dibuka kembali per 20 Juli lalu dengan mengacu protokol kesehatan sesuai standar Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dan sudah melalui dua kali verifikasi dari Satgas Covid Kabupaten Tabanan yaitu bulan Juni dan awal Juli.

“Akhirnya per tanggal 20 Juli mendapat sertifikasi dari Pemkab Tabanan. Wisatawan yang ingin berkunjung ke DTW Tanah Lot biasanya akan dicek suhu tubuh terlebih dahulu

di gate ticketing tentu juga memakai masker. Kemudian pengunjung harus mencuci tangan terlebih dahulu atau menggunakan

hand sanitizer sebelum ke checking tiket dan selanjutnya dilakukan pengecekan suhu tubuh,” jelas Toya.

Dengan kondisi ini, diakui Toya akan sangat sulit mencapai target kunjungan yang ditentukan. Target yang awalnya dipasang 3.071.333 orang untuk kunjungan wisatawan pada 2020, dikoreksi turun menjadi 921.370 orang.

“Koreksi ini dilakukan karena tidak mungkin dengan dampak pandemi covid-19 yang sudah menurunkan angka kunjungan, disikapi dengan tetap mengacu pada target yang telah ditetapkan sebelumnya,” tegasnya.

TABANAN – Pagebluk covid-19 membuat Bali kelimpungan. Bali yang mengandalkan pariwisata mengalami masa sulit hingga saat ini.

Tak banyak yang bisa dilakukan mereka yang menggantungkan hidup dari pariwisata. Belum lagi Gubernur Bali Wayan Koster mengungkap, setidaknya 75 ribu karyawan dirumahkan hingga berujung PHK. 

Sejumlah tempat wisata di Bali tiarap. Namun, sejak dibukanya tatanan era baru pada Juli lalu, pariwisata di Bali mulai menunjukan geliatnya.

Namun, pariwisata Bali sementara hanya bisa mengandalkan wisatawan domestik saja. Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot salah satunya yang mulai mengalami peningkatan kunjungan.

Menjadi salah satu DTW yang cukup favorit, Tanah Lot yang menjadi andalan Kabupaten Tabanan telah menerima kunjungan rata-rata per hari mencapai 600 orang.

“Kunjungan masih didominasi wisatawan domestik. Untuk yang mancanegara itu merupakan wisatawan yang sebelumnya telah berada di Bali,” tutur Manager DTW Tanah Lot I Ketut Toya Adnyana.

Diakui Toya, akibat covid-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 menjadi masa sulit bagi DTW Tanah Lot. Dia menceritakan, penurunan kunjungan wisatawan di Tanah Lot terjadi sejak bulan Maret.

 Kondisi ini dipersulit dengan adanya surat edaran dari Pemkab Tabanan untuk menutup secara total operasional Tanah Lot pada 22 Maret lalu sebagai langkah antisipasi penyebaran covid-19.

“Sejumlah DTW diminta tutup,” kata Toya. Kunjungan wisatawan ke Tanah Lot pada awal tahun 2020 tepatnya periode Januari mencapai 244.374 orang, Februari turun jadi 148.587 orang, dan di bulan Maret hanya 76.810 wisatawan.

“Kunjungan rata-rata per hari dalam waktu normal bisa menyentuh angka 12 ribu. Tapi, periode Januari sampai Maret hanya enam ribu

kunjungan setiap hari. Sementara sejak dibuka pada Juli hingga saat ini rata-rata kunjungan 600 orang saja,” tuturnya.

Puncak kunjungan terbanyak yang diterima Tanah Lot terjadi saat memasuki pergantian tahun. Pada tanggal 1 Januari 2020 itu, dalam satu hari membukukan kunjungan hingga 25 ribu orang.

Kunjungan terbanyak, masih didominasi wisatawan Tiongkok dan disusul Australia. “Untuk persentase 55 persen wisatawan domestik dan 45 wisatawan mancanegara,” urainya.

Sejak dibuka kembali per 20 Juli lalu dengan mengacu protokol kesehatan sesuai standar Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dan sudah melalui dua kali verifikasi dari Satgas Covid Kabupaten Tabanan yaitu bulan Juni dan awal Juli.

“Akhirnya per tanggal 20 Juli mendapat sertifikasi dari Pemkab Tabanan. Wisatawan yang ingin berkunjung ke DTW Tanah Lot biasanya akan dicek suhu tubuh terlebih dahulu

di gate ticketing tentu juga memakai masker. Kemudian pengunjung harus mencuci tangan terlebih dahulu atau menggunakan

hand sanitizer sebelum ke checking tiket dan selanjutnya dilakukan pengecekan suhu tubuh,” jelas Toya.

Dengan kondisi ini, diakui Toya akan sangat sulit mencapai target kunjungan yang ditentukan. Target yang awalnya dipasang 3.071.333 orang untuk kunjungan wisatawan pada 2020, dikoreksi turun menjadi 921.370 orang.

“Koreksi ini dilakukan karena tidak mungkin dengan dampak pandemi covid-19 yang sudah menurunkan angka kunjungan, disikapi dengan tetap mengacu pada target yang telah ditetapkan sebelumnya,” tegasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/