MANGUPURA – Pemberitaan Fodor’s Travel, portal pariwisata asal Amerika Serikat yang memasukkan Bali sebagai salah satu objek wisata
yang tak layak dikunjungi tahun 2020 mendatang karena Bali memproduksi sampah 3.800 ton per hari berimbas kemana-mana.
Ada yang menerima terbuka dengan kritik itu, tapi banyak juga yang protes dan menganggap Fodor’s Travel menyajikan fakta hoax.
Dinas Pariwisata Badung sendiri bakal mengambil langkah untuk memperbaiki citra pariwisata Bali di dunia internasional.
Kadispar Badung I Made Badra, Dispar akan menyakinkan pasar luar negeri dengan menggelar promosi pariwisata ke luar negeri.
Beberapa waktu lalu Dispar bersama Badang Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung melakukan kegiatan sales mission di London.
Pada kesempatan tersebut ia juga mengundang para travel agent maupun buyer dan diakui mendapat respons positif.
“Kita sudah memberikan informasi bahwa di Bali sudah ada peraturan daerah menangani sampah plastik. Pegawai di Badung pada minggu pertama
melakukan Gerakan Serentak (Gertak) Badung bersih. Kita sampaikan itu, termasuk konservasi air, keamanan kita memasang CCTV, ya di apresiasi,” ungkapnya.
Menurutnya, langkah-langkah dalam promosi pariwisata tersebut perlu disampaikan ke calon wisatawan.
Sehingga calon wisatawan datang ke Bali apa yang dijanjikan itu didapatkan. “Jangan sampai harapan dan kenyataan tidak sejalan.
Semua stake holder mari bersama-sama menjaga hal itu, menampilkan hal positif tentang destinasi Bali mau pun Badung,” terangnya.
Selain itu, ke depan juga dilakukan perbaikan infrastruktur , pemasaran, dan juga kelembagaan. “Ini kita mau bagaimana pariwisata yang berkualitas,
SDM kita berkualitas, destinasi kita berkualitas, pelayanan berkualitas sehingga tamu yang datang juga yang berkualitas, ” jelasnya.
Terlebih sorotan media asing tersebut dominan masalah sampah di Badung, Badra mengakui belakangan muncul memang santer masalah sampah yang mencuat.
Namun, penangan sampah di Badung sedang diupayakan langkah strategis oleh instansi terkait yakni Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung dan juga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung.
“Kita menunggu rumusan itu kita berharap dari DLHK dan Dinas PUPR bisa membuat langkah strategis untuk cepat mengatasi sampah di Badung.
Selain itu kita nanti juga sampaikan ke media dan stake holder di luar. Yang penting kita ada upayakan dan pelaksanaan kita lihat hasilnya. Yang penting strateginya bisa menyelesaikan masalah, ” tegasnya.
Dia mengakui target kunjungan di Badung sudah tembus 5,2 juta kunjungan dari target 6 juta kunjungan.
“Kita optimistis target terpenuhi. Karena masih ada waktu di bulan November dan Desember ini. Apalagi akhir tahun itu biasanya high session, mudah-mudahan tidak terjadi penurunan, ” pungkasnya.