27.3 C
Jakarta
20 November 2024, 19:15 PM WIB

Menakar Peluang KSPN Nusa Penida Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19

SESUAI Lampiran III PP RI No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Nusa Penida menjadi salah satu dari 88 KSPN Indonesia.

Nusa Penida dengan karakteristik pulau yang masih memiliki pemandangan alami merupakan destinasi wisata yang indah bagi para wisatawan domestik dan mancanegara.

Bila Anda iburan kesana akan memiliki kesan berbeda. Di Pulau Nusa Penida dengan keasrian alamnya, tanpa disadari selama berfoto ria lupa akan waktu, snorkeling maupun menyelam atau diving dengan banyak spot alam dibawah laut yang indah.

Nusa Penida memiliki 4 pelabuhan utama yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal dari pulau-pulau sekitarnya.

Empat pelabuhan utama yakni: (1) Pelabuhan Toya Pakeh, (2) Dermaga Banjar Nyuh, (3) Pelabuhan Sampalan, (4) Pelabuhan Buyuk.

Pelabuhan tersebut digunakan untuk bersandarnya kapal roro, kapal feri, fast boat atau kapal cepat. Seiring dengan perkembangan Nusa Penida, maka berkembang pula kawasan pelabuhan itu.

Nusa Penida sendiri menjadi primadona wisata dunia dengan menjadi bagian dari pengembangan KSPN Indonesia.

Pembangunan Pelabuhan Sampalan di Pulau Nusa Penida serta Pelabuhan Bias Munjul di Pulau Nusa Ceningan merupakan Pelabuhan Segitiga Emas yang terhubung dengan Pelabuhan Sanur yang berlokasi di Denpasar. 

Kedua pelabuhan ini ditargetkan akan selesai pada pertengahan tahun 2021 seperti yang direncanakan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

Kebangkitan pariwisata Bali yang sempat mati suri karena keterpurukan selama pandemi corona menjadi prioritas program KSPN dimasa pemerintahan Jokowi.

Bali akan diusung sebagai super hub tourism yang tidak hanya sebagai jembatan antara 88 wilayah KSPN di Indonesia.

Namun, kelak menjadi penghubung antara Asia Tenggara dan Australia. Hal ini menjadi perhatian Presiden Jokowi untuk mewujudkan pariwisata kelas dunia.

Pembangunan kawasan Segitiga Emas dapat mendorong peningkatan jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara.

Pelabuhan ini juga bisa dinikmati masyarakat Bali yang melakukan kegiatan keagamaan rutin. Selama ini masyarakat Bali yang melakukan ibadah keagamaan mengalami kesulitan untuk

naik ke kapal yang menyebabkan mereka harus angkat –angkat kain sementara sambil membawa sesajen untuk naik kapal karena tidak ada pelabuhan seperti yang diungkapkan Gubernur Bali I Wayan Koster.

Namun, pembangunan yang terintegrasi dan terkoneksi dalam kawasan Segitiga Emas harus didukung pengembangan infrastruktur di darat, laut dan udara.

Biaya pembangunan pelabuhan Sampalan – Biasa Munjul dianggarkan melalui APBN sebesar Rp 196.3 miliar.

Pelabuhan Sampalan diperkirakan dapat menampung 1 juta penumpang per tahun. Lalu lintas pengunjung dan transaksi ekonomi akan mendongkrak pendapatan penduduk setempat tiga kali lipat dari saat ini.

Nusa Penida akan menjadi salah satu primadona pariwisata Bali yang bakal dikenal seluruh dunia. Karena itu, pelaku usaha wisata perlu diberikan pelatihan berkelas dunia untuk mendukung program KSPN pemerintah.

Pemerintah sendiri berupaya memberikan pinjaman kepada pelaku wisata dengan bunga sangat ringan selama 5 tahun untuk menciptakan wisata kelas dunia. 

Tanpa dukungan pemerintah memberikan pinjaman kepada pelaku wisata akan tampak timpang antara infrastruktur yang dibangun pemerintah dengan kegiatan ekonomi pelaku usaha wisata yang perlu dikembangkan secara masif dan merata.

Koordinasi atar kementerian Perhubungan, Ketenagakerjaan, PUPR, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Pemda Bali

patut dibangun untuk mengakselerasi percepatan program KSPN Nusa Penida bersama penduduk lokal dan investor dalam maupun luar negeri.

Semangat kerjasama bahu-membahu untuk menaikkan daya jual pariwisata Nusa Penida dan wilayah KSPN lainnya akan menjadi sorotan dunia pariwisata dunia.

Keseriusan Presiden Jokowi memimpin program KSPN patut diapresiasi dengan tujuan kualitas pariwisata Indonesia terdongkrak

menuju pariwisata kelas dunia, karena Indonesia dianugerahi dengan alam dan perairan menakjubkan yang selama ini dunia kurang melirik.

Pandemi corona yang melanda dunia tidak menghentikan cita-cita Jokowi memimpin pariwisata Indonesia terdepan dan diakui dunia.

Presiden Jokowi konsisten dengan komitmen yang dibuat. Di lain sisi, banyak negara di dunia mengalihkan dana infrastrukturnya untuk penanganan covid-19.

International Monetary Fund (IMF) merilis World Economic Outlook (WEO) dalam judul laporan The Great Lockdown pada Juni 2020 bahwa pertumbuhan

ekonomi negara maju mengalami kontraksi minus 8 persen di 2020 dan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar minus 0.3 persen.

Namun, ditengah minusnya pertumbuhan ekonomi dunia, Jokowi tidak membiarkan pariwisata Indonesia mengalami mati suri sejak pandemi corona merebak di awal tahun 2020.

Program KSPN yang telah ditetapkan dan sedang berjalan tidak dibiarkan mangkrak dengan dalih penanganan pandemi corona pada pemerintahannya.

Sektor pariwisata adalah salah satu tiang penyanggah devisa negara yang harus dihidupkan kembali dimana sempat terhenti beberapa bulan lalu. (Fransisco/Guru Bahasa Inggris SMA di Jakarta Utara)

               

SESUAI Lampiran III PP RI No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Nusa Penida menjadi salah satu dari 88 KSPN Indonesia.

Nusa Penida dengan karakteristik pulau yang masih memiliki pemandangan alami merupakan destinasi wisata yang indah bagi para wisatawan domestik dan mancanegara.

Bila Anda iburan kesana akan memiliki kesan berbeda. Di Pulau Nusa Penida dengan keasrian alamnya, tanpa disadari selama berfoto ria lupa akan waktu, snorkeling maupun menyelam atau diving dengan banyak spot alam dibawah laut yang indah.

Nusa Penida memiliki 4 pelabuhan utama yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal dari pulau-pulau sekitarnya.

Empat pelabuhan utama yakni: (1) Pelabuhan Toya Pakeh, (2) Dermaga Banjar Nyuh, (3) Pelabuhan Sampalan, (4) Pelabuhan Buyuk.

Pelabuhan tersebut digunakan untuk bersandarnya kapal roro, kapal feri, fast boat atau kapal cepat. Seiring dengan perkembangan Nusa Penida, maka berkembang pula kawasan pelabuhan itu.

Nusa Penida sendiri menjadi primadona wisata dunia dengan menjadi bagian dari pengembangan KSPN Indonesia.

Pembangunan Pelabuhan Sampalan di Pulau Nusa Penida serta Pelabuhan Bias Munjul di Pulau Nusa Ceningan merupakan Pelabuhan Segitiga Emas yang terhubung dengan Pelabuhan Sanur yang berlokasi di Denpasar. 

Kedua pelabuhan ini ditargetkan akan selesai pada pertengahan tahun 2021 seperti yang direncanakan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

Kebangkitan pariwisata Bali yang sempat mati suri karena keterpurukan selama pandemi corona menjadi prioritas program KSPN dimasa pemerintahan Jokowi.

Bali akan diusung sebagai super hub tourism yang tidak hanya sebagai jembatan antara 88 wilayah KSPN di Indonesia.

Namun, kelak menjadi penghubung antara Asia Tenggara dan Australia. Hal ini menjadi perhatian Presiden Jokowi untuk mewujudkan pariwisata kelas dunia.

Pembangunan kawasan Segitiga Emas dapat mendorong peningkatan jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara.

Pelabuhan ini juga bisa dinikmati masyarakat Bali yang melakukan kegiatan keagamaan rutin. Selama ini masyarakat Bali yang melakukan ibadah keagamaan mengalami kesulitan untuk

naik ke kapal yang menyebabkan mereka harus angkat –angkat kain sementara sambil membawa sesajen untuk naik kapal karena tidak ada pelabuhan seperti yang diungkapkan Gubernur Bali I Wayan Koster.

Namun, pembangunan yang terintegrasi dan terkoneksi dalam kawasan Segitiga Emas harus didukung pengembangan infrastruktur di darat, laut dan udara.

Biaya pembangunan pelabuhan Sampalan – Biasa Munjul dianggarkan melalui APBN sebesar Rp 196.3 miliar.

Pelabuhan Sampalan diperkirakan dapat menampung 1 juta penumpang per tahun. Lalu lintas pengunjung dan transaksi ekonomi akan mendongkrak pendapatan penduduk setempat tiga kali lipat dari saat ini.

Nusa Penida akan menjadi salah satu primadona pariwisata Bali yang bakal dikenal seluruh dunia. Karena itu, pelaku usaha wisata perlu diberikan pelatihan berkelas dunia untuk mendukung program KSPN pemerintah.

Pemerintah sendiri berupaya memberikan pinjaman kepada pelaku wisata dengan bunga sangat ringan selama 5 tahun untuk menciptakan wisata kelas dunia. 

Tanpa dukungan pemerintah memberikan pinjaman kepada pelaku wisata akan tampak timpang antara infrastruktur yang dibangun pemerintah dengan kegiatan ekonomi pelaku usaha wisata yang perlu dikembangkan secara masif dan merata.

Koordinasi atar kementerian Perhubungan, Ketenagakerjaan, PUPR, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Pemda Bali

patut dibangun untuk mengakselerasi percepatan program KSPN Nusa Penida bersama penduduk lokal dan investor dalam maupun luar negeri.

Semangat kerjasama bahu-membahu untuk menaikkan daya jual pariwisata Nusa Penida dan wilayah KSPN lainnya akan menjadi sorotan dunia pariwisata dunia.

Keseriusan Presiden Jokowi memimpin program KSPN patut diapresiasi dengan tujuan kualitas pariwisata Indonesia terdongkrak

menuju pariwisata kelas dunia, karena Indonesia dianugerahi dengan alam dan perairan menakjubkan yang selama ini dunia kurang melirik.

Pandemi corona yang melanda dunia tidak menghentikan cita-cita Jokowi memimpin pariwisata Indonesia terdepan dan diakui dunia.

Presiden Jokowi konsisten dengan komitmen yang dibuat. Di lain sisi, banyak negara di dunia mengalihkan dana infrastrukturnya untuk penanganan covid-19.

International Monetary Fund (IMF) merilis World Economic Outlook (WEO) dalam judul laporan The Great Lockdown pada Juni 2020 bahwa pertumbuhan

ekonomi negara maju mengalami kontraksi minus 8 persen di 2020 dan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar minus 0.3 persen.

Namun, ditengah minusnya pertumbuhan ekonomi dunia, Jokowi tidak membiarkan pariwisata Indonesia mengalami mati suri sejak pandemi corona merebak di awal tahun 2020.

Program KSPN yang telah ditetapkan dan sedang berjalan tidak dibiarkan mangkrak dengan dalih penanganan pandemi corona pada pemerintahannya.

Sektor pariwisata adalah salah satu tiang penyanggah devisa negara yang harus dihidupkan kembali dimana sempat terhenti beberapa bulan lalu. (Fransisco/Guru Bahasa Inggris SMA di Jakarta Utara)

               

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/